Chapter 6

1.1K 92 33
                                    

tenten yang sudah selesai mandi dan kini ia sedang merapihkan rambutnya untuk di cepol seperti biasa saat sudah mencepol rambutnya tenten berjalan keluar kamar saat membuka pintu ia terkejut melihat neji yang berada di depan nya.

"neji?" bingung tenten.

"hm" dehem neji.

"sedang apa di sini?" tanya tenten.

"aku disuruh ibu menghampiri mu" bohong neji.

"ouh begitu, ayo turun" ajak tenten berjalan mendahului neji.

neji menganguk kemudian ia berjalan di belakang tenten sambil tersenyum tipis.

saat sudah sampai di dapur tenten langsung duduk di kursi kosong tepat di hadapan hinata.

"selamat pagi, ayah ibu, hinata" sapa tenten tersenyum.

"selamat pagi kakak ipar" jawab hinata tersenyum menggoda, tenten yang melihat nya hanya menatap malas.

"selamat pagi" jawab Hikari dan hizashi.

"kau tidak mengucapkan selamat pagi pada ku?" bisik neji yang sudah duduk di sebelah tenten.

"selamat pagi" bisik tenten malas.

"bisikan kalian terdengar" sahut hizashi.

"eh" ujar tenten terkekeh.

"ayo sarapan" ucap hikari.

semuanya menganguk kemudian mereka sarapan dengan sedikit candaaan yang hinata lontarkan, ah, lebih tepatnya hinata menggoda tenten.

****

Setelah sarapan tenten menuju kamarnya untuk meminum obat rutinitas nya.

"kapan aku sembuh" gumam tenten memejamkan matanya.

"ten" panggil seseorang yang sudah duduk di sebelah tenten.

tenten tersentak kaget mendengar suara yang ia kenal.

"astaga, sejak kapan kau di sebelah ku?!" kesal tenten.

"baru saja" singkat neji.

"untuk apa ke kamar ku?" tanya tenten menatap neji.

"besok kita menikah" ucap neji.

"besok ya" gumam tenten.

"aku memang belum mencintai mu, tapi seiring nya waktu berjalan pasti aku mencintaimu" ujar neji tersenyum kecil.

tenten mengerjapkan matanya beberapa kali saat melihat neji tersenyum,yaa walaupun tersenyum kecil tapi tetap saja tenten baru pertama kali melihat nya.

"jadi lah istri yang baik" ucap neji mengelus rambut tenten yang di cepol.

"kau siapa?" tanya tenten.

"aku?" bingung neji.

"iya, kau siapa?" tanya tenten.

"astaga aku neji, mana mungkin kau amnesia secepat ini" jawab neji.

"neji mana mungkin tersenyum seperti tadi apa lagi ia mengelus rambut ku, dia kan dingin seperti es" jelas tenten.

"aku neji astaga" kesal neji.

"bohong" tuduh tenten.

neji yang kesal langsung saja mengecup bibir tenten cepat lalu ia sedikit melumat nya kemudian melepaskan nya sambil tersenyum penuh arti.

"sudah percaya?" tanya neji menatap wajah tenten yang memerah.

"kau barusan mencium ku?" tanya tenten polos.

"iya, mau lagi?" tanya neji mendekati wajah tenten.

"YAK! KENAPA MENCIUM KU" teriak tenten kesal.

"memang kenapa? Aku kan calon suami mu" jawab neji terkekeh.

"astaga itu ciuman pertama ku" kesal tenten.

"hei, itu cuma menempelkan bibir saja bukan ciuman namanya" ucap neji terkekeh.

"memang apa bedanya?" tanya tenten bingung.

"kau mau tau?" jawab neji.

"ya tidak mau tau juga si" ujar tenten malas.

"aku buktikan apa bedanya" ucap neji tersenyum menggoda.

tenten yang melihat nya hanya bingung lalu ia tersentak saat neji memegang pipinya dan langsung mencium nya tanpa aba aba.

tenten sontak memejamkan matanya saat neji mulai melumat bibirnya lalu tenten mengerang kesakitan saat bibir tenten di gigit oleh neji.

neji sengaja menggigit bibir tenten agar mulutnya terbuka dan usaha neji membuat bibir tenten terbuka berhasil kesempatan itu tidak di sia siakan olehnya, neji langsung memasukkan lidah nya kedalam mulut tenten dan mengabsen satu persatu gigi rapih tenten.

"emmph" desah tenten memukul dada bidang neji.

tenten kesal karena ciuman nya tidak lepas ia sudah memukul dada neji tapi tetap saja tidak mempan.

5 menit mereka berciuman akhirnya neji melepaskan bibirnya yang sedari tadi mengecap rasa di dalam mulut tenten.

"manis" ucap neji melepaskan ciuman nya.

saat neji melepaskan ciuman nya tenten langsung menghirup udara dan langsung menatap tajam neji yang sedang menatap nya.

"kau mau membuat ku mati hah?!" kesal tenten.

"ya tidak! kalau kau mati, aku menikah dengan siapa besok" jawab neji.

"menikah saja dengan mantan kekasih mu itu" kesal tenten.

"tidak mau" singkat neji.

tenten hanya mendengus kesal mendengar nya.

"ten, itu baru namanya ciuman" ujar neji terkekeh.

"argh tidak peduli" kesal tenten.

"bibir mu bengkak" ucap neji saat melihat bibir tenten bengkak karena ulah nya.

"karena mu jadi bengkak" kesal tenten menatap neji.

"mau ku obati agar tidak bengkak lagi?" tanya neji.

"tidak" cuek tenten.

neji terkekeh melihat tingkah tenten yang sedang marah sepertinya, kemudian neji berdiri dari duduk nya dan langsung menarik tenten keluar kamar.

"mau kemana?" tanya tenten kesal saat neji menarik tangannya.

"ayo jalan jalan" ajak neji yang masih menarik tangan tenten menuju mobil nya.















-to be countinue-

A Promise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang