Chapter 11

1K 69 9
                                    

⚠️part ini agak 18+ !

Setelah acara pernikahan yang sederhana hanya ada sahabat nya yang hadir dan pernikahan ini di rahasiakan dari publik atas kemauan neji.

kini tenten dan neji sudah berada di apartemen milik neji, karena neji yang mengusulkan untuk tinggal di apartemen.

saat ini tenten sedang merapihkan pakaian nya untuk dimasukkan di lemari  ia juga sudah memasukkan baju neji terlebih dahulu.

"sudah?" tanya neji yang duduk di tepi kasur.

"sudah" jawab tenten menutup lemari nya.

lalu tenten berjalan ke arah kasur karena neji menyuruh nya mendekat saat hendak duduk neji menarik tangan tenten agar ia duduk di pangkuan neji.

"kau lapar?" tanya tenten menatap neji yang sedang memeluk nya.

"iya"  jawab neji.

"yasudah, ayo kedapur aku masakan sesuatu" ucap tenten.

"tidak mau" jawab neji pelan.

"kenapa? tadi kau bilang lapar" bingung tenten.

"aku mau makan dirimu saja" ucap neji menatap wajah tenten.

"um" bingung tenten yang tidak paham ucapan neji.

"aku menginginkan mu" ucap tenten mengelus paha tenten yang mulus karena saat ini tenten memakai celana di atas lutut dan baju putih kebesaran.

"neji, geli" gumam tenten saat tangan neji mulai masuk kedalam baju nya dan mengelus kedua payudara nya pelan.

kemudian tangan neji yang sibuk mengelus payudara milik tenten kini bibirnya mulai mencium leher jenjang yang mulus tidak lupa ia membuat beberapa kissmark di lehernya membuat tenten mendesah menahan geli.

setelah membuat tanda kepemilikan, neji menatap wajah tenten dengan mengelus pipinya.

"tenten" ucap neji pelan.

tenten yang mengerti hanya menampilkan senyum lalu menganguk seketika neji langsung membaringkan tubuh tenten di atas kasur.

"neji, apa sakit" tanya tenten menatap neji yang sudah berada di atas tubuhnya.

"aku akan bermain lembut" ucap neji tersenyum lalu ia mencium bibir yang sudah menjadi istrinya nya itu lembut.

neji semakin gencar mencium bibir tenten yang manis sedangkan tenten menerima ciuman itu hanya mendesah.

tanpa tenten sadari kini ia sudah tidak memakai sehelai benang apa pun, neji yang melepaskan ciuman nya kini langsung menatap tenten.

"kemana baju ku?! Aku malu neji" ucap tenten agak teriak, ia baru menyadari kalau ia sekarang tidak memakai baju.

"tidak usah malu, aku ini suami mu" ujar neji terkekeh.

lalu neji membuka celana nya membuat tenten melebarkan mata nya melihat kejantanan neji yang err sudah tegak dan urat nya yang terlihat.

"ne-neji" cicit tenten pelan.

"ini akan sakit hanya sebentar" ucap neji bersiap memasukkan kedalam kewanitaan tenten yang masih virgin.

tenten mencengkram kuat spray saat neji mulai memasukkan nya.

"apa dia bilang ini hanya sebentar sakit nya?! Astaga ini sangat sakit padahal baru sedikit dia memasukkan nya! " batin tenten.

neji yang kesusahan karena tenten masih virgin, lalu ia memasukan dengan sekali hentakan membuat tenten semakin kuat mencengkram spray nya dan tanpa sadar air mata nya sudah jatuh.

neji yang melihat tenten menangis langsung mencium bibirnya lembut ia juga mengambil kedua tangan tenten yang sedang mencengkram spray untuk memeluk nya.

lalu neji melepaskan ciuman nya dan menghapus air mata tenten yang membasahi pipinya.

"tidak usah di lanjutkan ya" ucap neji menatap tenten tidak tega karena melihat nya menangis.

"lanjut saja" jawab tenten tersenyum.

neji tersenyum mendengar nya lalu dengan pelan ia mulai menggoyang kan pinggul nya maju mundur.

"neji uhh aakuh" desah tenten.

"hm" dehem neji yang sedang menggoyang kan pinggul nya.

"aku tidak kuat uhh nejii" desah tenten yang sudah mengalungkan tangan nya di leher neji.

kemudian neji mencium bibir tenten kembali, hingga mereka berdua sudah mencapai puncak nya lalu neji menyeburkan sperma nya di rahim tenten.

Neji melepaskan ciuman nya langsung menghembuskan nafas pelan sambil mengusap kening tenten yang berkeringat lalu ia tersenyum melihat penampilan tenten yang terlihat berantakan, rambut yang awal nya di cepol kini sudah terlepas lalu bibir tenten sedikit bengkak karena ulah nya dan banyak becrakan merah di leher dan dada tenten.

"terimakasih" ucap neji mencium kening tenten.

"um" gumam tenten tersenyum.

"ten, apa kau lelah?" tanya neji menatap tenten.

"um tidak" jawab tenten menggeleng.

kemudian neji menyingkir dari atas tubuh tenten dan langsung duduk di sebelah tenten yang sedang berbaring di kasur.

"kau yang bermain sekarang" ucap neji membantu tenten bangun dan langsung menyuruh nya untuk duduk di atas tubuh neji.

tenten hanya mengikuti keinginan yang sudah menjadi suaminya ini.

tenten yang sudah duduk di atas paha neji langsung memejamkan matanya saat kejantanan neji sudah masuk kedalam miliknya.

"bergoyang lah" bisik neji yang menaruh dagu nya di pundak tenten.

tenten bergoyang pelan sambil memeluk tubuh neji ia mendesah karena neji selalu saja mencium leher nya dan menghisap nya uh.











-to be countinue-

gomen ne kalau part ini absrud, because aku tu ngga tau gimana part 18+ tu, aku ngasal lho ini :v😳

A Promise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang