Chapter 28 (END)

1.3K 77 38
                                    

5 tahun kemudian.....

"yuki, jangan lari lari jika di dapur" tegur seorang wanita yang sedang memasak.

"mama, ayah menyebalkan" adu gadis berumur 5 tahun.

"ayah tidak menyebalkan tuh" ucap seseorang yang baru saja tiba.

"ayah menyebalkan"

"tidak"

"menyebalkan!"

"tidak tidak tidak"

"menyebalkan aku kesal pada ayah"

wanita yang sedang memasak mematikan kompor nya lalu membalikkan badan dan menatap anak dan ayah yang sedang bertengkar.

"hm" dehem nya sambil bersedekap.

ayah dan anak itu yang melihat nya langsung diam dan terkekeh kecil.

"ayo, bertengkar lagi. mama ingin lihat" ucap nya tersenyum manis.

tapi, bagi mereka senyum manis itu adalah senyum menyeramkan.

"tidak ma, kita tidak bertengkar kan ayah?" tanya gadis bernama yuki menatap sang ayah.

"iya tidak ko, kita cuma bercanda kan sayang" ucap sang ayah mengusap rambut yuki.

wanita itu hanya menatap mereka berdua yang masih memakai piama tidur, ia menghelangkan nafas.

"lebih baik kalian mandi" titah nya.

"oke ma, aku mandi sendiri lagi ya" ucap yuki.

"iyaa sayang" jawab nya sambil tersenyum. anak gadis nya ini memang selalu ingin mandi sendiri, katanya ingin mandiri.

yuki berjalan meninggalkan ayah dan mama nya di dapur.

setelah yuki pergi ke kamar nya untuk mandi, kini hanya ada tenten dan neji di dapur, neji yang memerhatikan sang istri sedang memasak.

"kenapa masih di dapur? sana mandi" usir tenten saat sedang menaruh sup  kesukaan anak dan suami nya di meja makan.

"sini" titah neji menyuruh tenten mendekat.

"ada apa? " tanya tenten sambil berjalan mendekat ke arah neji yang sedang berdiri.

"hanya ingin memeluk mu" ucap nya menarik pinggang tenten.

"dasar" kekeh tenten.

"terimakasih sudah menjadi bagian di hidup ku, terimakasih sudah melahirkan gadis kecil seperti yuki" ucap neji tulus.

tenten tersenyum di dalam pelukan neji.

tidak terasa kan? mereka sudah memiliki anak berusia 5 tahun, gadis berambut  coklat yang selalu di kuncir satu dan berponi, anak ini seperti tenten, rambut yang berwarna coklat, pipi chubby tetapi matanya berwarna lavender seperti neji.

"terimakasih sudah menjadi suami ku" ucap tenten menatap neji.

neji tersenyum saat tenten menatap nya.

"aku mencintaimu" ucap neji lembut.

"aku juga mencintaimu" jawab tenten. 

"bau, sana mandi" canda tenten melepaskan pelukan nya.

"tidak mandi pun aku masih wangi tau!" kesal neji melangkah pergi dari dapur.

tenten hanya tertawa melihat neji yang sudah pergi dari dapur, lalu ia menyiapkan piring dan menata nya di meja untuk anak gadis nya dan suami nya.

tidak lama kemudian, yuki sedang berjalan mendekati tenten yang sedang menata piring.

"mama" panggil yuki.

A Promise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang