Chapter 1

1.1K 91 3
                                    

Kini tenten tinggal dirumah keluarga hyuga karena hikari yang menyuruh awalnya tenten tidak mau tapi karena hikari dan hinata memaksa akhirnya tenten menganguk pasrah.

sudah satu minggu sejak pemakaman kedua orang tuanya, tenten masih saja selalu diam dan menyendiri seperti sekarang ia sedang duduk di bangku taman komplek sendiri, ia sudah izin pada hikari untuk keluar sebentar.

"ayah, ibu aku merindukan kalian" gumam tenten menatap langit siang yang cerah.

di sisi lain tepatnya kediaman hyuga di ruang keluarga seorang pria bersurai panjang dan bermata lavender tengah berbicara dengan ayah dan ibunya.

"neji" panggil hizashi.

"hm" gumam neji.

"ayah mau kau menikah dengan tenten" ujar hizashi.

neji yang mendengar nya sontak terdiam lalu menatap ayah nya.

"tidak" tolak neji.

"neji, itu saja permintaan ibu" sahut hikari.

"tidak mau" tegas neji.

"baiklah, semua aset yang kau punya akan ayah blokir" ucap hizashi dingin.

"ayah" kesal neji.

"ayah tidak akan memblokir jika kau menikahi tenten" ujar hizashi.

"baiklah, aku akan menikahi nya!" geram neji.

"pernikahan kalian akan di laksanakan 3 hari lagi" ucap hizashi.

"terserah" jawab neji dingin.

setelah itu neji keluar dari ruangan keluarga dengan rahang yang mengeras.

"ck, bagaimana mungkin aku menikahi gadis itu mencintai nya saja tidak" ucap neji kesal.

****

malam harinya keluarga hyuga sedang makan malam bersama tenten, tenten yang sedang makan langsung tersedak karena ucapan hizashi yang menurut nya mengejutkan.

"ten, 3 hari lagi kau menikah dengan neji" ujar hizashi.

"uhuk uhuk" tenten tersedak makanan saat mendengar ucapan hizashi.

"ayah,padahal ayah bisa bilang nanti setelah makan malam selesai" ucap hinata.

"tenten, tidak apa apa?" tanya Hikari memberikan gelas berisi minum pada tenten.

tenten menerima gelas dan langsung meneguk nya.

"tapi paman-"

"turuti saja" ucap neji memotong ucapan tenten.

"tenten bukannya ini kemauan terakhir ayah mu?" bisik Hikari.

tenten terdiam saat mendengar bisikan hikari.

"ini kan kemauan ayah dan aku harus menuruti nya, aku sudah berjanji, aku memang mencintai neji tapi apa neji mau menikahi ku" pikir tenten.

"jadi?apa kau setuju?" tanya hizashi.

"aku setuju tapi apa neji setuju" ucap tenten pelan.

"neji sudah setuju" jawab hikari.

"baiklah, Pernikahan 3 hari lagi, kalian hanya perlu fitting baju saja karena yang lain sudah ayah persiapkan" jelas hizashi.

"hm" dehem neji.

"tapi aku ingin pernikahan ini di rahasiakan dari publik" pinta neji.

"kenapa harus di rahasiakan?" tanya hikari.

"hanya ingin" jawab neji.

"rahasiakan atau aku tidak akan menikahi nya" ujar neji dingin.

setelah mengucapkan itu neji langsung pergi meninggalkan meja makan, membuat hizashi menatap punggung anak nya kesal.

"bibi, apa sebaiknya kita batalkan saja pernikahan ini" ucap tenten pelan.

"tidak" tolak hizashi.

"pernikahan ini harus terlaksana kan" ucap hizashi tegas.

"tapi paman, sepertinya neji tidak ingin pernikahan ini" ujar tenten pelan.

"tidak ada bantahan" jawab hizashi.

tenten hanya mendengus pasrah mendengar ucapan kepala keluarga hyuga ini.

setelah makan malam selesai,tenten langsung pamit pergi ke kamar bersama hinata karena hinata memaksa untuk tidur bersama kali ini lagi lagi tenten menganguk saja.

saat sudah sampai di kamar hinata, tenten langsung duduk di tepi ranjang sambil menatap arah jendela.

"tenten, mencintai neji-nii kan" tebak hinata yang baru saja duduk di sebelah tenten.

"eh tidak" ucap tenten dengan wajah yang menahan malu.

"ucapan mu tidak tapi raut wajah mu mengatakan iya" ujar hinata tertawa.

"jujur saja ten" pinta hinata.

"iya aku memang mencintai nya, tapi sepertinya dia tidak mencintai ku" jawab tenten pelan.

"setelah menikah mungkin neji-nii akan mencintaimu" ujar hinata.

"ya mungkin" gumam tenten.

"hinata, ayo tidur" ajak tenten.

"ayo, aku sudah mengantuk" jawab hinata.

akhirnya tenten dan hinata merebahkan tubuhnya di kasur untuk segera tidur, hinata yang sudah memejamkan matanya sedangkan tenten ia masih menatap dinding langit kamar.

"aku mohon untuk bahagia kali ini"batin tenten.

Kemudian ia memejamkan matanya perlahan dan akhirnya tenten tertidur.






-to be countinue-

A Promise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang