Chapter 15

1.1K 76 34
                                    

neji sudah sampai di apartemen ia mengemudikan mobil nya dengan cepat agar cepat sampai untung saja jalanan tidak ramai.

saat sudah di depan pintu apartemen neji langsung masuk saat sudah memasukkan kata sandi, ketika ia sudah masuk yang pertama ia lihat adalah tenten sedang melamun di depan tv yang menyala.

"aku pulang" ucap neji ragu.

tenten tersadar dari lamunan nya saat mendengar suara neji.

"selamat datang" ujar tenten serak.

neji menatap wajah tenten yang bengkak di bagian mata, neji tau pasti itu akibat menangis lalu neji mendekat tenten yang sedang duduk di sofa.

"aku lelah " ujar tenten berdiri dan langsung berjalan meninggalkan neji yang baru saja duduk di sofa.

neji hanya menghembuskan nafas pelan melihat tenten menghindari nya.

****

malam harinya neji dan tenten kini sedang berada di dalam kamar dengan keadaan hening tidak ada yang berbicara satu pun sampai akhirnya suara perut neji yang lapar membuat tenten berdiri.

"aku akan memanas kan masakan makanan sisa pagi" ucap tenten berjalan keluar kamar.

walaupun neji sudah menyakiti nya tapi ia tidak lupa kewajiban sebagai istri, kini tenten sudah memanas kan makan nya dan langsung menata nya di meja makan.

neji yang baru saja tiba di dapur langsung duduk di kursi jujur saja ia canggung kali ini karena sudah lama sekali tidak makan bersama seperti ini ia juga jadi merindukan masakan tenten, ia lupa bagaimana rasanya.

tenten yang sudah menyiapkan makanan langsung pergi dari dapur, sedangkan neji yang melihat tenten hendak pergi langsung menahan nya.

"kau tidak makan?" tanya neji, tenten menjawab dengan gelengan.

"bisa temani aku makan" pinta neji.

tenten langsung membalikan badan dan duduk di hadapan neji, kemudian neji memakan masakan tenten dengan lahap karena masakan tenten tidak berubah dari dulu.

"kau harus makan" ujar neji menatap tenten.

"tidak usah peduli pada ku" jawab tenten pelan.

neji menghentikan makan nya saat mendengar ucapan tenten.

"aku minta maaf"ucap neji lirih.

"maaf tidak bisa mengembalikan semuanya" jawab tenten.

"aku sungguh-"

"disini sepertinya aku yang bodoh terlalu mencintaimu sampai sampai aku yang sudah tau suami ku berselingkuh tapi diam saja" ujar tenten terkekeh.

"aku tau, kau selingkuh dengan nya tapi aku diam sampai aku menunggu kau mengatakan yang sejujur nya pada ku, saat aku melihatmu di swalayan aku berpikir positif tapi saat melihat mu di kantor tadi-"

tenten menahan tangis mengucapkan nya lalu ia menatap mata neji sambil sendu.

"hati ku sungguh sakit melihat nya, dulu kau bilang mencintai ku, tapi kenapa? kenapa kau berselingkuh"  isak tenten.

neji menatap lirih tenten yang sedang menangis kemudian tangan yang hendak menghapus air matanya di tepis oleh tenten.

tenten berdiri dari duduk nya dan langsung berjalan meninggalkan neji.

A Promise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang