Chapter 10

1K 77 19
                                    

tenten yang sudah mandi hendak keluar dengan ragu pasalnya ia lupa membawa baju ganti nya sedangkan sekarang ia hanya memakai handuk saja untuk menutupi tubuhnya.

dengan ragu ia membuka pintu nya pelan kemudian ia menyembulkan kepala nya dan melihat neji yang tengah tertidur di atas kasur.

"bagus, ia sedang tidur" gumam tenten membuka pintu nya agak lebar.

tenten menutup kembali pintu kamar mandi pelan lalu ia berjalan dengan tidak mengeluarkan suara sambil memegang handuk nya erat.

saat sudah sampai di depan lemari ia menghembuskan nafas pelan karena neji sama sekali tidak bangun.

tenten membuka lemari baju nya pelan lalu ia tersentak kaget merasakan hembusan nafas seseorang dari belakang.

"ne-neji?" gumam tenten gugup.

"hm" dehem neji.

kemudian tenten mengambil baju nya dan langsung membalikan badan nya menghadap neji.

"sudah selesai mandi nya?"tanya neji menatap tenten.

"sudah" singkat tenten menganguk.

"lalu?" tanya neji tersenyum.

"aku.. aku ingin pakai baju" ucap tenten pelan.

"pakai saja" ujar neji.

"tapi, kau menyingkir dulu" ucap tenten menatap neji.

"cium aku dulu" goda neji.

seketika mata tenten membulat mendengar nya lalu ia menjawab dengan gelengan kepala.

"tidak  mau?" tanya neji mendekatkan wajah nya.

dengan secepat kilat tenten langsung mencium pipi neji kemudian ia memalingkan wajah nya yang sudah merah karena malu.

neji yang mendapat ciuman di pipi hanya tersenyum manis lalu ia terkekeh melihat wajah tenten yang memerah.

"sana, pakai baju sebelum aku menerkam mu" ucap neji menyingkir dari hadapan tenten.

tenten langsung berlari menuju kamar mandi dan langsung menutup nya, neji yang melihat nya hanya terkekeh.

setelah tenten sudah memakai baju ia keluar dengan wajah yang masih memerah.

tenten yang baru saja keluar dari kamar mandi langsung di tarik oleh neji agar duduk di sofa.

"jadi, kenapa diam saja?" tanya neji.

"kenapa tidak bilang pada ku dulu" jawab tenten pelan.

"hm?" bingung neji.

"untuk tinggal di apartemen"ucap tenten.

"ah, aku pikir kau setuju"ujar neji menatap tenten.

"aku ingin tinggal disini" ucap tenten menatap neji.

"kenapa tidak mau di apartemen?" tanya neji bingung.

"nanti aku tidak bisa bertemu ibu dan hinata lagi"jawab tenten pelan.

"tentu saja bisa, nanti kau bisa bermain atau menginap di sini sesekali" ucap neji terkekeh.

"sungguh?"tanya tenten menatap neji.

"iya, mana mungkin aku berbohong" jawab neji mengelus rambut tenten.

"kalau begitu, aku setuju tinggal di apartemen" ucap tenten tersenyum.

neji membalas senyuman tenten kemudian ia mendekatkan wajah nya membuat wajah tenten sedikit memundur.

dengan cepat neji menahan leher tenten dan langsung mencium tepat di bibir ranum tenten.

tenten sontak memejamkan matanya saat neji mencium nya tanpa sadar ia membuka mulutnya membuat neji semakin gencar mencium tenten.

neji semakin terbuai karena bibir tenten manis sepertinya ini akan menjadi favorit neji hm.

Kemudian neji melepaskan ciuman nya dan mencium pipi tenten singkat.

"bibir mu manis, aku suka" ucap neji menatap wajah tenten.

"hm" dehem tenten menunduk.

"kenapa menunduk?" tanya neji mengangkat wajah tenten.

"aku malu tau" jawab tenten pelan.

"kau ini lucu sekali" ucap neji memeluk tenten.

"baru saja di cium sudah malu, bagaimana kalau aku meniduri mu" ujar neji terkekeh membuat tenten malu langsung menyembunyikan wajahnya di dada bidang neji.

"bicara apa sih" ucap tenten malu.

"neji " panggil tenten.

"hm"  dehem neji yang sibuk mengelus rambut tenten lembut.

"jantung mu berdetak kencang, kenapa ya?"tanya tenten polos saat ia mendengar detak jantung yang berdetak cepat.

"mau tau, kenapa?" tanya neji yang masih mengelus rambut tenten.

"um" jawab tenten menganguk.

"jantung ku berdetak cepat saat bersama mu karena aku mencintaimu" ucap neji lembut lalu mencium pucuk kening tenten.

tenten terdiam mendengar kalau neji mencintai nya, ah, ia sangat senang sungguh kalau ini mimpi ia tidak mau bangun.

"sungguh?" tanya tenten menatap wajah neji.

"iya aku baru menyadari nya saat kau mengobati tangan ku yang luka, di situ lah detak jantung ku berdetak dengan cepat, aku juga merasa bahagia ketika berada di pantai bersama mu" jelas neji menatap tenten.

"ternyata benar, jatuh cinta pada seseorang dengan waktu singkat itu terbukti" ucap neji lembut.

"aku juga mencintai mu" ujar tenten tersenyum manis.

neji tersenyum kemudian menarik tenten kedalam pelukan nya, uh tenten bahagia sekali karena neji sudah mencintai nya dan neji bahagia karena sepertinya mencintai tenten adalah hal terbaik.














-to be countinue-

A Promise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang