Chapter 23

882 63 9
                                    

pemakaman berjalan dengan lancar saat neji sudah menceritakan semuanya secara rinci pada temannya, mereka langsung bergegas memakam nya miu, hanya neji, sasuke, naruto, sai dan shikamaru yang ikut ke pemakaman sedangkan para wanita berjaga di ruangan tenten.

neji berjalan menuju ruangan tenten, dibelakang nya ada sasuke, sai, shikamaru dan naruto mengikuti nya.

saat baru membuka pintu ia melihat tenten sedang mengobrol dengan dokter.

"apa ada sesuatu yang terjadi?"tanya neji.

"tidak nii-san" jawab hinata.

"dengar saja langsung dari dokter" ucap temari.

"begini tuan, operasi akan di lakukan malam ini" ucap dokter.

"apa tenten menyetujui?" tanya neji.

"nyonya setuju, tinggal keputusan suami saja" ujar dokter.

"aku setuju" ucap neji.

"baiklah malam ini pukul 7" ujar dokter.

neji menganguk sedangkan tenten hanya diam membisu, dokter sudah keluar untuk mengurus keperluan operasi.

neji mendekati ranjang tenten dan langsung mengusap pipi nya lembut.

"kenapa?" tanya neji lembut.

"miu" lirih tenten.

"miu sudah tenang, dia bilang kan akan hidup dalam hati ayah dan mama nya" ujar neji.

tenten menatap neji yang sedang tersenyum.

"dia di hati mu-" neji menunjuk ke dada tenten.

"dan di hati ku" sambung neji menunjukkan ke dada nya.

"selamanya dia berada di hati kita berdua" ucap neji tersenyum.

tenten tersenyum hangat mengingat perkataan neji, ia ingat perkataan itu.

teman temannya yang melihat neji tersenyum pada tenten hanya bisa menatap hyuga satu ini, bahkan hinata menatap kakak nya terus, mereka tidak pernah neji akan tersenyum seperti itu biasanya neji akan berwajah datar bahkan sasuke saja heran.

***

malam, tepatnya jam 7 operasi sedang berlangsung neji duduk di kursi dekat ruangan operasi dengan di temani teman temannya padahal neji sudah menyuruh mereka pulang, tapi mereka nolak dan memaksa untuk menunggu operasi tenten sampai selesai.

didalam lubuk hati neji, ia berdoa agar operasi nya berjalan lancar dan tenten selamat, neji memejamkan matanya sambil menunduk.

"neji, seperti aku dan yang lain harus pulang" izin naruto.

"iya" singkat neji.

"nii-san, aku pulang dulu tidak apa apa?"tanya hinata.

"tidak apa apa hinata" jawab neji.

"baiklah, kabari jika operasi ya selesai" ujar sakura.

neji menganguk, kemudian mereka semua pergi untuk pulang meninggalkan neji yang masih duduk sambil menunduk.

jam terus berjalan dan saat ini menunjukkan pukul 1 dini hari, pikirkan neji sudah kacau saat melihat jam di ponsel nya.

"sudah 7 jam " gumam neji.

tidak lama kemudian, dokter dengan pakaian serba putih keluar dari ruangan operasi membuat neji sontak berdiri.

"bagaimana? apa operasi berjalan lancar?istriku bagaimana keadaan sekarang?" tanya neji menatap dokter itu.

"operasi nya berjalan lancar, masalah istri anda keadaan dia saat ini koma" jawab dokter.

"ko-koma?" tanya neji lirih.

"iya, kemungkinan dia akan sadar 1 minggu lagi, tapi itu masih kemungkinan tuan" jelas dokter.

"apa aku bisa melihat nya?" tanya neji.

"tentu, setelah dia di pindahkan ke ruangan rawat nya kau boleh menemui nya" jawab dokter tersenyum.

dokter kembali masuk kedalam ruang operasi sedangkan neji kembali duduk dan menatap dinding rumah sakit.

setelah tenten sudah di pindahkan ke ruang rawat, kini neji sudah duduk di samping tenten yang sedang berbaring tanpa membuka matanya.

rambut yang tergerai wajah yang pucat dan alat bantu nafas terpasang, infus pun sudah berada di tangan tenten di ruangan ini hanya ada suara alat monitoring yang terdengar sedari tadi.

neji mengenggam tangan tenten sesekali ia mengelus nya lembut.

"ten, kau akan bangun kan?"tanya neji menatap tenten.

"ini menyakitkan untuk ku ten" lirih neji.

neji terus menatap tenten sendu lalu tanpa di duga air mata tenten mengalir sedikit di ujung matanya.

"jangan menangis, aku tau kau mendengarkan ku" ucap neji lembut.

"maka, cepatlah bangun sayang" ujar neji menghapus air mata tenten.








-to be countinue-

A Promise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang