setelah keluar dari swalayan tenten berlari ntah kemana tapi kaki nya mengarah pada pohon sakura dibawah pohon itu ada sebuah bangku, lalu tenten berjalan ke arah bangku itu.
kini tenten tengah duduk di bawah pohon sakura dengan air mata yang terus mengalir ia memegang dada nya yang terasa sakit.
"jangan sekarang" gumam tenten memegang dadanya.
tenten mengatur napas nya agar mengurangi rasa sakitnya ia bersyukur karena jantung nya bisa diajak kompromi kali ini.
tenten mengusap pipi nya yang basah akibat menangis lalu ia mengangkat kepalanya menatap langit siang yang mendung.
"dia tidak selingkuh kan" ucap tenten menahan tangis.
tidak lama kemudian suara petir terdengar dari langit dengan air yang jatuh membasahi bumi.
tenten yang tengah duduk dia enggan beranjak walaupun ia tau bahwa saat ini hujan, ia tidak perduli yang terpenting kini hatinya masih terasa sesak mengingat neji dengan wanita itu.
****
sudah hampir 2 jam ia masih duduk di bangku itu padahal hujan semakin deras baju nya saja kini sudah basah, rambut yang ia cepol dua kini sudah tergerai akibat hujan.
ia sengaja seperti ini, karena jika ia menangis saat hujan orang tidak akan tahu kalau ia sebenarnya sedang menangis saat ini karena air matanya menyatu dengan air hujan.
tenten memutuskan untuk pulang karena badan nya sudah mengigil ia memutuskan untuk berjalan saja karena apartemen nya tidak terlalu jauh.
30 menit tenten berjalan akhirnya ia sampai di apartemen nya dengan keadaan basah kuyup, kini tenten sudah di depan pintu apartemen lalu ia memasukkan kata sandi.
kemudian pintu terbuka, tenten masuk dengan pelan karena kepala nya pusing saat melewati ruang tamu ia melihat neji sedang duduk lalu ia berjalan agak cepat untuk masuk ke dalam kamarnya.
"dari mana?" tanya neji menatap tenten.
"bukan urusan mu" jawab tenten menunduk.
neji terdiam mendengar ucapan tenten seperti ucapan neji yang kemarin.
lalu tenten masuk ke dalam kamar mengabaikan neji yang sedang menatap nya.
saat sudah di dalam kamar tenten langsung berjalan ke arah kamar mandi untuk menganti pakaian nya yang basah.
tenten tidak berniat mandi karena kepalanya sangat pusing, setelah berganti pakaian tenten memutuskan untuk tidur berharap saat ia bangun rasa pusing nya hilang.
sedangkan neji yang baru saja tiba di dalam kamar langsung mendekati tenten yang sedang tertidur dengan tubuh yang mengigil.
"panas" ucap neji saat memegang kening tenten.
neji menyelimuti tubuh tenten sampai leher kemudian ia keluar dan pergi ke dapur.
setelah dari dapur kini neji berjalan pelan sambil membawa baskom berisi air dengan kain untuk mengompres tenten.
tenten yang merasakan sesuatu di kening nya membuka matanya perlahan kemudian ia terkejut saat neji sedang menatap nya.
"sudah bangun?" tanya neji.
"hm" dehem tenten.
"kalau hujan, kenapa tidak langsung pulang?" tanya neji datar.
"hanya ingin bermain hujan" jawab tenten.
"akibat bermain hujan jadi demam, dasar merepotkan" ketus neji.
"aku tidak menyuruh mu untuk mengompres ku" ujar tenten menyingkirkan kain di kening nya.
"ck, tidak tahu berterima kasih" decih neji saat melihat tenten membalikan badan nya.
"maaf, kalau aku merepotkan" ucap tenten serak.
"ten, kau-"
"aku ingin istrirahat agar besok sembuh dan tidak merepotkan mu lagi " ujar tenten memotong ucapan neji.
neji mengusap wajah nya kasar lalu ia keluar kamar dengan menutup pintu nya kencang.
tangis tenten semakin menjadi saat melihat neji menutup pintu nya kencang.
-to be countinue-
maaf ya🙇karena part ini dikit banget(':
KAMU SEDANG MEMBACA
A Promise
RomanceDisclaimar: Naruto@Masashi Kishimoto. Pairing : nejiten Pernikahan yang awal nya dipaksa oleh ibu dan ayah dari mempelai pria dia adalah hyuga neji yang mau tidak mau harus menikahi anak dari teman kedua orang tua nya. neji harus menikah tenten k...