Chapter 17

1.2K 67 17
                                    

Neji terdiam sesaat setelah mendengar ucapan tenten kemudian ia menatap dalam mata tenten.

"aku tidak mau bercerai" tolak neji.

"kenapa? bukannya jika kita bercerai itu membuat mu bisa bersama kekas-"

"aku tidak mau! aku tidak akan bercerai dan aku tidak akan menyetujui bila kau meminta cerai " ujar neji memotong ucapan tenten.

" kenapa? kenapa menolak ?" tanya tenten lirih.

"karena aku mencintaimu" jawab neji cepat.

"bohong" ujar tenten menunduk.

"aku tidak berbohong" jawab neji menatap tenten yang menunduk.

tenten menggeleng sambil menunduk, neji yang melihat nya hanya menghembuskan nafas pelan.

tangan neji menangkup wajah tenten yang sedang menunduk lalu ibu jari ne segera menghapus air mata tenten yang sudah membasahi pipi nya.

"aku tidak mau bercerai" lirih neji.

"karena kau mencintaiku? tapi kenapa berselingkuh" ujar tenten pelan.

"baiklah, aku yang salah disini, aku berselingkuh dan mengabaikan istri ku" ucap neji pasrah, ia tidak bisa menyangkal memang semua ini salah nya.

"aku egois kali ini, aku tidak akan bercerai dengan mu, aku akan perbaiki rumah tangga kita" ucap neji menatap tenten.

tenten tidak menjawab ia malah mengatur nafas nya perlahan karena jantung nya kembali kambuh, ayo lah jangan sekarang.

neji yang melihat tenten sedang mengatur nafas langsung menatap nya bingung.

"kenapa?" tanya neji bingung.

tenten melepaskan tangan neji yang sedang menangkup wajahnya lalu ia segera berdiri dari duduk nya saat hendak berjalan mengambil obat nya ia merasakan kepalanya pusing ditambah jantung nya yang sedang kambuh.

neji yang melihat tenten berdiri langsung ikut berdiri, lalu neji melihat tenten hendak ambruk ke lantai namun dengan cepat neji menahan nya.

"ten, tenten" ujar neji sambil menepuk pipi tenten pelan.

karena tidak ada jawaban, neji mengendong ala bridal style  dan langsung berjalan keluar apartemen menuju mobil nya.

****

Saat ini neji sedang mundar mandir di depan pintu UGD, 30 menit yang lalu neji menancap gas nya dengan kecepatan sedang menembus hujan yang sedang deras agar cepat sampai di rumah sakit.

"bagaimana keadaan istri saya?" tanya neji saat melihat dokter keluar dari ruangan itu.

"mari bicarakan di ruangan saya"  ucap dokter itu.

neji menganguk dan mengikuti dokter itu dari belakang.

neji sudah sampai di ruangan dokter itu, kini ia sudah duduk di hadapan dokter menunggu ucapan dokter itu.

"jantung nya semakin melemah, kita harus segera mencari pendonor nya" ucap dokter itu.

neji diam membeku mendengar jantung tenten semakin lemah, ia takut kehilangan tenten sekarang.

"boleh aku menemui istri ku?"tanya neji mengalihkan pembicaraan.

"tentu" jawab dokter itu tersenyum tipis.

A Promise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang