Chapter 26

1K 64 32
                                    

semenjak mengetahui bahwa tenten hamil, neji menjadi lebih posesif pada tenten hal itu membuat tenten kesal. bukan nya ia tidak suka bila neji posesif hanya saja posesif neji ini berlebihan 'aku hanya takut neji junior nya kenapa kenapa sayang'  hanya dengan kata kata itu saja tenten tidak jadi marah pada neji.

tenten dan neji sudah memutuskan untuk tinggal di rumah yang neji beli atas permintaan ayah dan ibunya rumah dengan gaya jepang modern dan di halaman nya terdapat dua pohon sakura yang sekarang sedang bermekaran menambah kesan sempurna.

Pagi hari di musim semi, tenten bangun lebih awal untuk menyiapkan sarapan saat hendak keluar kamar ia membuka gorden kamarnya terlebih dahulu.

"wah" gumam tenten ketika membuka gorden kamar nya.

mata tenten menatap indahnya pemandangan pagi hari ini, dimana pohon bunga sakura yang ada di halaman kini sudah bermekaran.

lalu, tenten keluar kamar nya menunju halaman ia ingin melihat bunga sakura lebih dekat lagi, niat awal nya untuk memasak sarapan kini tersingkir kan.

"indah sekali" ucap tenten menatap pohon bunga sakura yang berjatuhan karena tertiup angin.

angin pagi sangat dingin apa lagi kini tenten hanya memakai daster khusus ibu hamil karena usia kandungan tenten sudah 6 bulan.

jika neji tahu kalau tenten sedang diluar hanya menggunakan daster saja pasti hal ini membuat sifat posesif neji muncul kembali.

saat sedang menikmati bunga sakura yang berjatuhan, tenten terkejut ketika sepasang tangan memeluk pinggang nya.

tenten melirik sekilas saat tahu siapa yang memeluk nya, ternyata neji yang memeluk nya dengan tiba tiba.

"kenapa ada disini?" tanya neji menaruh dagu nya di pundak tenten.

"ingin lihat bunga sakura yang bermekar, lihat cantik kan?" ujar tenten menunjuk bunga sakura yang bermekar.

"tapi ini masih pagi udara nya dingin tidak baik untuk mu" ucap neji lembut.

"aku tahu" jawab tenten.

"sekarang kita masuk, memang kau tidak merasakan dingin?" tanya neji.

"tidak, karena kau memeluk ku jadi hangat" jawab tenten terkekeh.

neji hanya tersenyum mendengar nya lalu ia mencium singkat pipi tenten.

"ayo" ajak neji melepaskan pelukan nya dan mengandeng tangan tenten.

"aku mau masak untuk sarapan, kalau kau masih mengantuk tidur lagi saja nanti aku bangunkan saat sarapan nya jadi" ucap tenten.

"tidak usah buat sarapan, kita tidur lagi saja" ujar neji langsung menarik tenten masuk ke dalam kamar.

"kan kau jam 8 berangkat ke kantor dan sekarang jam setengah 7 nanti kau akan telat sarapan, bagaimana?" tanya tenten.

"aku ambil cuti sayang" jawab neji.

"cuti?" bingung tenten menatap neji.

"iya, aku ingin menghabiskan waktu dengan mu" ucap neji lembut.

"bukan nya menghabiskan waktu dengan kertas kertas mu itu ya?" tanya tenten malas.

"maaf ya, minggu lalu aku memang sangat sibuk karena urusan perusahaan yang harus aku tangani langsung" ucap neji.

"kau tahu? saat kau pulang telat dari biasanya aku memutuskan untuk menunggu mu di ruang sofa hingga aku tertidur dan saat bangun sudah ada di kasur, aku takut jika kau kembali selingkuh"  ujar tenten menundukkan kepala nya saat mengatakan kalimat akhir.

A Promise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang