Chapter 18

1.1K 68 29
                                    

setelah kejadian dimana tenten memberikan kesempatan untuk neji, hal itu tidak di sia-siakan oleh neji bahkan saat ini hubungan mereka sudah bisa di katakan sangat baik tidak ada orang ke tiga di antara mereka dan semenjak kejadian di kantor neji, fuu mantan kekasih neji sudah tidak pernah terlihat lagi.

saat ini masalah mereka hanya satu, yaitu menemukan pendonor untuk tenten. dokter yang menangani sewaktu tenten di bawa ke rumah sakit sedang berusaha mencari pendonor bahkan teman teman mereka pun ikut membantu.

dan untuk masalah neji pernah berselingkuh dulu sampai sekarang ayah dan ibu nya belum mengetahui nya, ntah apa yang akan terjadi bila kedua orang tua nya mengetahui hal itu.

saat ini tenten sedang memasak untuk makan siang beberapa jam yang lalu neji menelepon dan bilang ia akan makan siang dirumah.

ketika makanan yang tenten masak hampir selesai ia terkejut saat seseorang tiba-tiba memeluk nya dari belakang, tenten yang sedang memegang gagang panci sontak tidak sengaja memegang bagian panci yang panas itu.

"aw" rintih tenten.

neji yang memeluk tenten dari belakang sontak memutar balikan badan istrinya agar menghadap nya.

"kenapa tidak hati hati?" tanya neji menatap tenten yang sedang memegang ibu jarinya.

"itu gara gara kau mengejutkan ku neji!" kesal tenten menatap neji.

"ah, maafkan aku sayang" ucap neji terkekeh karena melihat wajah tenten ketika sedang kesal itu menggemaskan.

tenten hanya mengerutu kesal, lalu neji mengambil ibu jari tenten dan langsung mengemutkan.

wajah tenten memerah saat neji mengemut ibu jarinya, neji yang melihat nya hanya tersenyum.

"bagaimana? sudah tidak perih bukan?"tanya neji tersenyum.

tenten menarik tangan nya dan menyembunyikan di belakang panggung nya lalu ia menganguk kecil.

"aku merindukan mu" ucap neji menarik tubuh tenten kedalam pelukan nya.

tenten membalas pelukan neji sambil menyembunyikan wajah nya di dada bidang neji.

"aku juga merindukan mu" jawab tenten mengangkat wajahnya menatap neji.

neji yang gemas melihat wajah tenten langsung mencium tepat di bibirnya.

Cup

neji mencium singkat bibir tenten membuat tenten langsung mencubit pinggang neji.

"mencium seenaknya" ucap tenten.

"biarin, kau kan istri ku" jawab neji terkekeh.

"kau duduk saja dulu,sebentar lagi makanan sudah jadi" ucap tenten melepaskan pelukan nya.

"baiklah, aku mencintaimu" ujar neji tersenyum lalu ia duduk di kursi.

tidak lama kemudian, makanan yang tenten masak akhirnya selesai, kini tenten dan neji makan siang bersama sambil bercanda ria karena suara mereka berdua yang tertawa.

tenten bersyukur karena neji kembali seperti dulu lagi dan neji sangat berterima kasih karena tenten mau memberikan kesempatan pada nya.

setelah selesai makan siang bersama neji mengajak tenten untuk ikut ke kantor nya karena pekerjaan neji belum beres hanya ada beberapa berkas yang harus di tanda tangani oleh nya.

****

saat ini tenten dan neji berada di dalam mobil menuju kantor milik neji, setelah menempuh perjalanan yang memakan waktu sekitar 1 jam, neji dan tenten kini sudah berada di depan pintu kantor neji.

"neji, kenapa mereka semua menatap ke arah ku?" tanya tenten pelan.

"abaikan saja, ayo keruangan ku" jawab neji langsung mengandeng tangan tenten menuju lift.

ketika sudah sampai di ruangan, neji mengunci ruangan nya dan langsung menarik pergelangan tenten.

neji sudah duduk di kursi kebesaran nya dan di pangkuan nya kini sudah ada tenten yang duduk sambil mengerutu.

"aku ingin duduk di sofa neji" rengek tenten.

"duduk disini saja" ucap neji sambil menyalakan laptop nya.

tenten mendengus sebal sedangkan neji yang melihat nya langsung mencium singkat pipi tenten.

"kalau aku duduk seperti ini terus, nanti kau tidak bisa fokus kerja" ucap tenten menatap neji.

"jika seperti ini aku lebih fokus sayang" jawab neji.

tenten hanya menganguk pelan lalu neji mulai sibuk dengan berkas berkas yang harus ia selesaikan sesekali ia mencium pipi atau bibir tenten.

****

pukul 7 malam pekerjaan neji sudah selesai lalu mata lavender milik neji menatap tenten yang sedang tertidur di sofa dengan posisi duduk.

neji berjalan mendekati tenten yang sedang tertidur pulas lalu ia mengelus pipi tenten lembut sampai sang empu terbangun.

"aku tertidur ya" ucap tenten pelan.

"hm, ayo pulang " ajak neji tiba-tiba mengendong tenten ala bridal style.

"turunkan aku neji"  ujar tenten.

"tidak mau" ucap neji segera membuka pintu nya secara otomatis.

tenten menatap neji kesal, lalu ia menyembunyikan wajahnya saat sudah keluar dari lift karena karyawan yang belum pulang kini sedang menatap nya.

"aku malu" ucap tenten pelan.

neji tidak memperdulikan karyawan nya yang sedari tadi memperhatikan dirinya yang sedang mengendong tenten.

setelah sudah didalam mobil, tenten sedari tadi selalu menguap, neji yang sedang menyetir langsung tersadar saat melihat sekilas wajah tenten yang terlihat mengantuk.

"tidur saja" ucap neji tanpa menatap tenten.

"kalau sudah sampai, bangun kan aku" ujar tenten menatap neji yang sedang menyetir.

"iya sayang" jawab neji mengacak pelan rambut tenten.

lalu, tenten mencari posisi yang nyaman untuk tidur ntah hari ini tenten sangat mengantuk.

neji menatap sekali ke samping dimana tenten sudah tertidur dengan menyenderkan kepala nya ke jendela mobil, neji melaju kan mobil nya agak cepat agar sampai rumah karena ia tidak tahan melihat tenten tidur dengan posisi seperti itu.








-to be countinue-

double up, manjiw!😆



A Promise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang