Chapter 9

959 75 15
                                    

tidak terasa neji dan tenten tertidur sampai sore hari dengan posisi neji masih memeluk pinggang tenten tidak lama kemudian suara ketukan pintu terdengar membuat pria bermata lavender ini terbangun dari tidur nya dan langsung beranjak dari kasur menuju pintu.

"kenapa kau yang membuka pintu kamar tenten?"tanya hikari saat melihat putra nya membuka pintu kamar milik tenten.

"aku tertidur dikamar nya" jawab neji.

"apa dia juga belum bangun?" tanya hikari.

"belum bu" singkat neji.

"baiklah, kalau sudah bangun kalian langsung mandi dan turun kebawah" ujar hikari.

"iyaiya" ucap neji malas.

"ibu dan ayah menunggu di ruang keluarga" ucap hikari kemudian turun menuruni anak tangga.

sedangkan neji menutup pintu nya dan langsung berjalan ke arah kasur kembali dimana tenten sedang mengeliat dalam selimut.

"sudah bangun?" tanya neji saat melihat tenten mulai membuka matanya.

"um" jawab tenten menganguk didalam selimut.

"tidur lagi saja kalau masih mengantuk"ujar neji melihat tenten menguap.

"apa tadi ibu ke sini?" tanya tenten bangun dari tidur nya.

"iya" singkat neji yang sudah duduk di sebelah tenten.

"diluar masih hujan?" tanya tenten menatap neji.

"masih" jawab neji.

"pantas saja dingin"  gumam tenten kemudian menyelimuti dirinya dengan selimut yang tadi sempat ia singkirkan saat bangun.

saat hendak menyelimuti, neji langsung menarik tenten kedalam pelukan nya kemudian neji juga menyelimuti dirinya yang sedang memeluk tenten.

"begini saja" ucap neji pelan sambil mengeratkan pelukan nya.

"iya" singkat tenten yang berada di dalam pelukan neji.

****

15 menit mereka masih berpelukan dengan posisi itu membuat tenten yang hendak melepaskan pelukan di tahan oleh neji, tenten hanya menghelangkan nafas pasrah.

"neji, tadi ibu kesini ada apa?"tanya tenten.

"ibu menyuruh kita ke ruang keluarga" jawab neji.

"yasudah ayo kesana" ajak tenten.

"nanti saja" malas neji.

"sekarang saja, ibu dan ayah pasti sudah menunggu" ucap tenten.

"tidak mau, aku sudah nyaman dengan posisi ini" ucap neji memelas.

"setelah dari ruang keluarga bisa seperti ini lagi" ujar tenten.

"um" gumam neji menggeleng.

"ayo lah, nanti kita buat neji junior" goda tenten.

seketika neji langsung melepaskan pelukan nya dan langsung menatap tenten dari depan dengan berbinar

"ayo buat neji junior" ajak neji.

"tidak" tolak tenten terkekeh.

kemudian tenten yang hendak beranjak dari tempat tidur langsung di dorong oleh neji.

tenten langsung menyilang kan kedua tangannya saat neji berada di atas tubuhnya.

"apa... apa yang kau lakukan?" tanya tenten gugup.

"um mau buat neji junior" jawab neji menggoda.

"yak! tidak mau" ucap tenten agak teriak.

"kenapa tidak?" tanya neji menatap tenten.

"menyingkirkan neji, aku malu" jawab tenten menutupi wajahnya yang sudah memerah dengan telapak tangan.

neji tertawa kecil melihat wajah tenten yang sudah memerah akibat malu kemudian ia menyingkirkan dari atas tenten.

"ayo, ibu dan ayah pasti sudah menunggu" ujar neji yang sudah berdiri.

tenten mengintip dari sela sela jari lalu ia menghembuskan nafas lega saat neji sudah tidak ada di atas nya kemudian ia bangun dari tidur nya dan beranjak dari atas kasur.

"ayo" ucap tenten yang hendak berjalan duluan.

****

Saat sudah sampai di ruang keluarga neji dan tenten langsung duduk disofa yang kosong.

"kenapa lama sekali?" tanya hikari.

"tenten baru saja bangun" jawab neji membuat tenten memutar bola mata nya malas.

"ada apa ayah dan ibu menyuruh kesini?" tanya tenten.

"setelah menikah kalian akan tinggal dimana?" tanya hizashi to the point.

"di apartemen ku" jawab neji.

"kenapa tidak disini?" ucap tenten bingung.

neji tidak menjawab pertanyaan tenten membuat tenten berdecak kesal.

"yasudah itu saja yang ingin ayah tanyakan" ucap hizashi.

"itu saja?" tanya neji malas.

"iya, memang kenapa?" ujar hizashi menatap neji.

"tidak, ayo ten kembali ke kamar" ucap neji yang sudah berdiri mengandeng tangan tenten.

hizashi dan Hikari yang melihat neji dan tenten sudah pergi hanya menggeleng kepala.

kini neji dan tenten sudah berada di dalam kamar milik tenten kemudian tenten yang hendak mandi langsung di tahan karena pergelangan tangan ya di cekal oleh neji.

"aku mau mandi neji" kesal tenten.

"sebentar" ucap neji.

"apa?" tanya tenten malas.

"kenapa diam saja sedari tadi?" tanya neji menatap tenten.

neji menyadari kalau tenten sedari tadi diam saja, itu membuat neji bingung.

"aku mau mandi dulu" ujar tenten melepaskan tangan nya yang di pegang neji.

kemudian ia masuk ke dalam kamar mandi dan menutup nya agak kencang.

neji yang melihat itu hanya menatap pintu yang sudah tertutup itu bingung.












-to be countinue-

A Promise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang