Chapter 25

1K 70 27
                                    

sudah satu bulan lamanya, akhirnya tenten sudah kembali sehat kembali hal itu membuat neji dan yang lain bahagia, sekarang hanya kebahagiaan yang menyelimuti rumah tangga neji dan tenten.

tenten juga sudah mengunjungi makam miu beberapa waktu bersama neji,  hal itu juga membuat hati tenten kembali sesak mengingat miu yang sudah memberikan jantung nya.

sekarang sudah siang dan hari ini adalah hari minggu waktunya bersantai bukan? neji lagi lagi menghembuskan nafas berusaha sabar menghadapi sikap tenten yang selalu berubah, terkadang manja menjadi sensitif dan berubah galak.

seperti saat ini, tenten sedang menangis karena neji bilang tenten agak gendut, ah lebih tepatnya saat tenten bertanya beberapa menit lalu.

"neji, apa aku gendut?"tanya tenten menatap neji yang sedang meminum teh nya sambil membaca berkas kantor.

"iya"  singkat neji asal.

setelah mendengar jawaban neji, tiba tiba tenten langsung menangis membuat neji langsung menghampiri tenten.

"kenapa menangis?" tanya neji mengusap air mata tenten.

"neji bilang kalau aku gendut" jawab tenten kembali menangis.

"kapan aku bilang?" bingung neji.

"jangan pura pura lupa" kesal tenten.

"oke, baiklah maafkan aku" ucap neji pasrah.

"aku maafkan, tapi aku ingin makan ramen yang pedas " ujar tenten semangat.

" tidak" tolak neji.

"neji" rengek tenten.

"tidak sayang, kau sudah makan ramen semalam bahkan aku sudah bilang bukan? saat kau makan ramen untuk tidak terlalu pedas tapi kau malam memesan ramen yang pedas" jelas neji menatap tenten.

"pokoknya aku ingin ramen!" rengek tenten memegang tangan neji.

"tidak" tolak neji.

"ramen" rengek tenten.

"yang lain jangan ramen" ucap neji.

"hm tiba tiba aku ingin berkunjung kerumah ibu dan ayah" ucap tenten.

"baiklah, sekarang kita kerumah ibu dan ayah" ucap neji tersenyum.

tenten menganguk antusias lalu ia mencium pipi neji dengan cepat.

"aku ganti pakaian dulu" ucap tenten langsung berlari.

neji hanya tertawa melihat tingkah tenten seperti anak kecil.

****

setelah menempuh perjalanan yang memakan waktu 1 jam akhirnya neji dan tenten sudah sampai di kediaman orang tuanya.

tenten langsung menekan tombol bel beberapa kali dan seketika muncul lah seorang wanita paruh baya.

"ibu" riang tenten saat melihat Hikari membuka pintu.

"tenten" ujar hikari tersenyum.

tenten langsung memeluk hikari erat, hikari dengan senang hati membalas pelukan tenten.

"bisakah kita masuk dulu?"tanya neji malas.

hikari melepaskan pelukan nya dan langsung menyuruh neji dan tenten masuk kedalam.

saat sudah di dalam, tepatnya diruang tamu ternyata ada hizashi yang sedang menonton televisi sendiri.

"ayaaah" sapa tenten.

A Promise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang