Chapter 8

1K 81 37
                                    

saat ini tenten sudah berada di kamar sekitar 30 menit lalu neji dan tenten sudah sampai di rumah, kini tenten duduk di kasur ia sudah meminum obat seperti biasanya.

senyum tenten mengembang mengingat kejadian di pantai, dimana ia dan neji tertawa dan menjahili satu sama lain.

sedangkan di kamar neji kini ia tengah duduk di balkon kamarnya sambil tersenyum mengingat wajah tenten yang tertawa karena kejahilan nya, ntah sejak kapan neji suka menjahili dan suka tertawa karena mungkin menurut nya wajah tenten yang sedang tertawa atau cemberut karena kesal itu lucu apa lagi menjahili nya, ah sepertinya itu rutinitas neji mulai hari ini.

"berhenti tersenyum, kau seperti orang tidak waras nii-san" ejek hinata yang sedari tadi memperhatikan neji yang tersenyum.

neji tersentak lalu ia menengok ke belakang dimana hinata sedang berdiri menatap nya kemudian ia merubah wajah nya menjadi dingin.

"hm"dehem neji.

"wajah dingin mu kembali" ucap hinata sambil berjalan mendekati neji dan duduk di sebelahnya.

"sejak kapan kau berdiri tadi?" tanya neji.

"sejak nii-san tersenyum seperti orang tidak waras" jawab hinata terkekeh.

"dasar" ujar neji menyentil kening hinata.

"sakit" kesal hinata mengelus kening nya.

neji hanya terkekeh melihat nya kemudian ia menatap langit yang mulai mendung.

"aku tau kalau nii-san memiliki kekasih" ujar hinata.

"aku sudah tidak punya hubungan dengan nya" jawab neji.

"bagus lah" ucap hinata senang.

"oh iya hinata, aku ingin bertanya" ujar neji menatap hinata.

"apa?" jawab hinata bingung.

"apa kau tau tenten sakit apa?"tanya neji.

hinata terdiam sejenak saat mendengar pertanyaan neji, ia tau apa penyakit yang tenten derita selama ini.

neji yang melihat hinata diam langsung menatap nya curiga.

"beritahu aku, aku calon suami nya" ucap neji membuyarkan lamunan hinata.

"dia sakit jantung" ujar hinata pelan.

Deg

Hinata harus memberi tahu neji penyakit yang di derita tenten karena neji adalah calon suami temannya dan juga ia rasa sebaik apapun menyembunyikan kebohongan pasti akan ketahuan juga.

"kau serius?!" kaget neji.

"mana mungkin aku berbohong pada nii-san" jawab hinata.

"pantas saja, aku melihat dia dibawa kerumah sakit waktu itu dan juga setiap aku tanya, dia selalu mengalihkan pembicaraan" jelas neji.

"kapan dia kerumah sakit?dibawa oleh siapa?" tanya hinata penasaran.

"saat mengambil gaun dan tuxedo tidak sengaja aku melihat tenten di bawa temari kerumah sakit" jawab neji.

"pasti ia lupa minum obatnya" gumam hinata.

"apa dia bisa sembuh?" tanya neji menatap hinata.

"bisa, jika ada yang mendonorkan jantung nya pada tenten" jawab hinata.

"apa belum ada yang mendonorkan nya?" tanya neji pelan.

"belum ada, karena sekarang susah sekali mencari pendonor nya" jawab hinata pelan.

A Promise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang