Sudah 2 bulan Tasya bersekolah di SMA 01, dan sudah hampir setiap hari Tasya mendapatkan teror entah itu paket yang di kirim kerumah atau pun seperti tulisan-tulisan yang nenumpuk di lokernya dan di bawah mejanya.
Saat ini Tasya, Nayla dan Naura sedang berkumpul di dalam kamar Tasya, Nayla dan Naura berencana untuk menginap di rumah Tasya berhubung besok hari minggu.
"Sya lo masih dapet teror dari orang misterius itu?" tanya Naura.
"Hm...iya Nau masih, aku bener-bener heran sama orang yang neror aku, emang aku punya salah apa sih sama dia sampe aku di teror terus, udah gitu setiap di teror selalu ada tulisan JAUHI FARREL ATAU KAU AKAN MATI! kan jadi serem," jawab Tasya.
"Gua rasa yang neror lo orang yang suka sama si Farrel tapi Farrel ngga pernah ngebales perasaan tuh cewe," ucap Nayla sambil melirik ke arah Naura.
Naura yang di perhatikan oleh Nayla langsung tidak terima.
"Heh lo ngapa liatin gua kaya gitu Nay, inget ya gua baru aja jadian sama Sandy seminggu yang lalu dan lagian gua juga udah lupain si Farrel kali," ucap Naura kesal karna di tuduh telah meneror Tasya.
"Iyaiya tau yang baru jadian mah beda, gua mah jomblo bisa apa," ucap Nayla.
"Hahahah sabar ya Nay, gua yakin sebentar lagi si Raka putus sama si Fita itu," ucap Naura sambil terkekeh.
"Sok tau banget kamu Nau kalo mereka bakalan putus, kali aja mereka emang jodoh," ucap Tasya.
"Gua sebagai sepupunta si Raka kaga setuju kalo dia sama si Fita-Fita itu, udah keliatan banget tuh matrenya mending sama lo Nay cocok banget gua dukung lo sama Raka," ucap Naura.
"Ck, kok gua di bawa-bawa sih," ucap Nayla.
"Yailah bilang aja lo masih suka sama si Raka hayoo ngaku...." ucap Naura sambil menarik turunkan alisnya.
"Ih apaan sih lo ngga jelas banget," ucap Nayla dengan muka yang merona.
"Hahaha muka lo kenapa Nay," ucap Naura sambil tertawa.
"Cie...Nayla masih belum bisa move on," ucap Tasya menggoda Nayla.
"Ih lo pada demen banget godain gua sih," ucap Nayla sambil cemberut.
"Soalnya lo-"
Pyar.
Tek.
"Aaaaa!!!" teriak mereka bertiga ketika ada suara pecahan kaca jendela dan lampu tiba-tiba padam.
"Nay, Nau masih ada di sini kan?" tanya Tasya yang sudah bergemetar takut.
"Iya kita masih di sini lo tetep peggangan sama Nayla gua mau nyari ponsel di nakas," ucap Naura.
Lalu meraba-raba dengan susah payahnya Naura meraba-raba dan akhirnya dia menemukan ponsel dan langsung menyalakan senter dari ponselnya.
"Sya lo jangan nangis, tenang oke ada kita berdua," ucap Naura sambil menghampiri Tasya yang sudah menangis.
"A...aku takut," ucap Tasya.
Tok...tok...tok...
"Tasya, Nayla, Naura kalian masih di dalem kan?" tanya Arif.
"MASIH OM," teriak Nayla.
Ceklek.
"Yaampun sayang kamu kenapa nangis, terus ini kenapa kok kaca jendela bisa pecah," ucap Arif sambil menyenteri ke arah jendela.
"Kita juga ngga tau om, cuman Naura nemu ini om," ucap Nuara sambil menyerahkan batu bata dan di situ ada sepucuk surat yang di ikat di batu bata itu.
Arif pun langsung membaca isi suratnya ya Arif kaget benar-benar kaget dia tidak tahu jika anaknya ini sedang di teror.
"Sayang kamu cerita ke mamah siapa yang neror kamu dan udah berapa lama dia neror kamu," ucap Muti sambil mengelus-elus punggung Tasya.
"U...udah lama pah, udah hampir 2 bulan aku kena teror," jawab Tasya.
"Kamu udah cerita ke Farrel?" tanya Arif dan Tasya pun menggeleng.
"Kenapa belum cerita?" tanya Arif.
"A...aku ngga mau kalo Arrel sampe khawatirin aku," jawab Tasya lirih.
"Kamu harus cerita ke Farrel mau gimana pun dia itu pacar kalo," nasehat Arif.
"Iya pah nanti aku cerita ke Arrel," ucap Tasya.
"TATA!" teriak Farrel yang sambil memasuki kamar Tasya tidak lupa dengan senter di tangannya, karna lampu masih padam.
"Tata kamu nggapapa kan? Kamu ngga ada yang luka kan? Arrel bener-bener khawatir banget sama Tata," ucap Farrel sambil mengambil alih Tasya dari pelukan Muti, memang tidak sopan namun saat ini yang ada di otak Farrel adalah ke adaan Tata.
"Aku nggapapa kok Arrel, aku cuman syok aja gara-gara kejadian tadi," jawab Tasya sambil mempererat pelukannya ke Farrel.
"Stt...ada aku disini sayang jadi kamu jangan takut lagi oke,"ucap Farrel dan Tasya pun hanya mengangguk.
"Yaudah kalo gitu papah sama mamah mau cari mang tomi dulu ya biar suruh nyalain listriknya," ucap Arif sambil mengelus rambut Tasya lembut lalu pergi keluar dengan Muti untuk menemui mang tomi.
"Arrel...maaf," ucap Tasya ketika kedua orang tuanya pergi.
"Hay kenapa minta maaf? Kamu ngga bikin kesalahan sama sekali kok," ucap Farrel lembut.
"Ma...maaf...hiks...hiks...maafin Tata karna ngga cerita tentang Tata yang di teror...hiks...hiks..." ucap Tasya sambik terisak.
"Apa?! Kamu di teror?! Siapa yang berani teror kamu hah dan sejak kapan kamu di teror?!" tanya Farrel dengan menggebu-gebu dia sudah emosi karna siapa yang berani-beraninya meneror kekasihnya ini.
"A...aku juga ngga tau...hiks...hiks...aku di teror udah hampir 2 bulan Rel...hiks...hiks..." jawab Tasya.
"Kamu tenang oke secepatnya aku bakalan nemuin siapa yang udah neror kamu," ucap Farrel sambik mengelus-elus rambut Tasya lembut.
Tek.
Lampu pun sudah menyala.
"Sayang sekarang kamu tidur oke, udah malem juga," ucap Farrel sambil membaringkan Tasya.
"Good night sayang," ucap Farrel lalu mengecup kening Tasya.
"Aku pulang dulu ya," ucap Farrel dan di angguki Tasya.
"Gua titip Tata, sampe ada lecet sedikit pun lo berdua bakalan habis," ucap Farrel dengan nada dingin nan datarnya dan itu membuat Nayla maupun Naura merinding takut mereka pun hanya mengangguk sebagai responnya.
♡♡♡
Duh kasian banget sih Tasya di teror sama orang yang ngga di kenal😢😢
Jangan lupa vote sama comentnya ya gaes😢💕
KAMU SEDANG MEMBACA
FARSYA [TERBIT]
Fiksi Umum[SUDAH TERBIT, BISA CO DI SHOPE ANDROBOOKS] Hanya menceritakan 2 pasangan remaja yang sama-sama saling menyayangi dan saling mencintai, dengan sikap si cowo yang manja dengan si cewe dan si cewe pun dengan senang hati memanjakan cowonya tanpa protes...