22. target alana

26 2 0
                                    


gadis itu tersenyum sinis kala melihat targetnya berjalan menuju toilet.

Alana dan kedua temannya memang sudah menyusun rencana ini sejak beberapa hari yang lalu, sebagai ajang balas dendam akibat kejadian di koridor waktu itu.

mereka bersembunyi dibalik tembok yang membatasi mereka dengan caramel, targetnya.

"kalian tau kan apa yang harus kalian lakuin?"tanya alana kepada veni dan keyi untuk sekadar memastikan.

yang diajak bicara pun mengangguk paham. keduanya kemudian beranjak dari persembunyiannya, sementara alana masih berdiam diri dibalik tembok ini dengan sebuah tangga disampingnya.

Ceklek,

suara pintu toilet terbuka, menampilkan caramel yang sedang merapihkan seragamnya yang sedikit berantakan.

baru satu lagkah ia melangkahkan kakinya dari toilet, tiba tiba ia harus terpaksa masuk kedalam toilet akibat ulah seseorang yang membungkam mulutnya dan mendorongnya masuk kedalam toilet dengan paksa.

brakk

seseorang yang tidak diketahui caramel pun menutup pintu toilet dari luar dan menguncinya, menyisahkan caramel yang masih terduduk dilantai dengan keadaan terkejut. lalu kemudian-

Byurrr,

caramel kaget bukan main saat tiba tiba ada seseorang yang mengguyur tubuhnya dari atas. dinding pembatas antara toilet satu dengan lainnya memang tidak terlalu tinggi, hanya sekitar 2,5 meter saja, membuat pelaku dengan mudahnya menumpahkan air dari atas dinding pembatas ke tubuh caramel.

'apa-apaan ini,'batin cara kesal.

"WOYYY,SIAPA YANG BERANI BERANINYA NGELAKUIN INI KE GUE."caramel terus menggedor gedor pintunya.

tak ada sahutan, membuat caramel memaki dalam hati.

"WOYY BUKA PINTUNYA,"teriak caramel lagi. tapi tetap nihil, tak ada sahutan sama sekali.

"sial,"umpat cara dengan tampang kesal.

siapa yang melakukan ini padanya, pasalnya ia tak sempat melihat wajah orang yang membuatnya hingga seperti ini, ditambah lagi seseorang itu memakai hoodie tadi.

caramel yakin, seseorang itu tidak melakukan ini sendiri. ia mendengar bisik bisik dari luar toilet setelah ia terkunci tadi.

sementara alana,veni dan keyi sedang bersorak sorai karena berhasil menjalankan rencananya dengan sangat apik.

mereka sudah melepas hoodie yang ia kenakan tadi.

"Biar mampus tuh caramel ke kunci ditoilet,"ujar veni keji diiringi tawa dari mulut nya.

Alana pun ikut tersenyum jahat kala berhasil melakukan apa yang ingin ia lakukan.

"tapi gue takut kalo caramel tau ini kita yang ngelakuin," ucap keyi khawatir.

"Lo tenang aja. kalaupun dia tau klo kita yang ngelakuin ini, dia nggk bakalan bisa berbuat apa-apa. karna dia nggk ada bukti." alana menepuk bahu keyi.

"Bukti apa?"tanya seorang laki laki yang baru saja datang, membuat mereka terlonjak kaget.

"Buk- bukan apa apa,"jawab alana gugup.

laki laki itu menatap mereka curiga. perhatiannya jatuh ke hoodie hitam yang berada ditangan mereka.

merasa diperhatikan, mereka pun dengan sigap menyembunyikan hoodie dibelakang badan masing masing.

"apa!?"tanya alana, berusaha mengalihkan tatapan menelisik lelaki itu yang tak lain adalah arka.

arka tak sengaja mendengar obrolan mereka tadi, ia yang baru saja keluar dari toilet laki laki langsung menghampiri mereka yang sedang berbicara di taman belakang. tapi sayangnya, ia tak mendengar semuanya. hanya kalimat kalaupun dia tau klo kita yang ngelakuin ini, dia nggk bakalan bisa berbuat apa-apa. karna dia nggk ada bukti. kata itulah yang hanya bisa terdengar jelas di telinga arka.

Caramel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang