"Lo sayang sama dia ? Tapi tuk kedua kalinya lo malah ngecewain dia kayak gini. Harus ya, lo nyakitin perasaannya kayak gitu ? Perlahan tapi pasti."
Deana terlihat sedang memandangi foto putra kesayangannya. Sebagai seorang ibu, wajar bagi mereka memiliki rasa kerinduan terhadap anak-anak mereka. Begitu juga yang sedang dialami oleh Deana saat ini.
Sudah sekitar dua minggu Bima belum memberi kabar akan kepulangannya. Padahal Deana berharap kalau pekerjaan yang dikerjakan oleh putranya itu tidak akan lama. Apalagi mereka berpisah jarak begitu jauh.
"Ternyata mama di sini.." Dito menyusul masuk ke dalam kamar itu.
"Mama kangen Bima, pa."
"Kalau kangen, kan mama bisa telfon dia."
"Kira-kira, pekerjaan yang dikerjakan Bima saat ini sudah selesai apa belum ya ? Rasanya mama tidak betah jauh-jauh dari Bima."
"Kalau sudah selesai, dia pasti akan secepatnya pulang. Tidak mungkin dia betah berlama-lama berada di sana."
"Bagaimana ya kabar anak kita di sana. Dia makannya teratur nggak ya, pa ? Apa tidurnya cukup ?"
"Ma.. Putra kita kan sudah dewasa. Dengan dia berada di sana, dia bisa belajar hidup mandiri."
"Mama gak tega ngebiarin dia sendirian di sana, pa. Semua ini gara-gara keinginan papa kamu, dari kecil waktunya sudah dia habiskan dengan belajar mengelola perusahaan. Bukan seperti anak-anak kecil pada umumnya. Bermain dan bermain. Bahkan, dia juga harus dijodohkan. Tanpa dikasih pilihan sama sekali."
"Kamu kan tau, papa orangnya kayak gimana ? Dia gak mau keturunannya mendapatkan pasangan yang tidak jelas asal usul keluarga mereka. Papa sangat teliti akan hal itu. Seperti kita dulu."
Kedua orangtua Bima juga dijodohkan oleh orangtua mereka dulu. Demi melanjutkan penerus keturunan dan kejayaan, agar kekayaan mereka tidak terputus. Hingga berlanjut ke Bima.
Kenapa keluarga Ganendra bisa memilih Naiara sebagai calon menantu mereka, karena kakek dan neneknya Naiara masih termasuk keturunan keluarga bangsawan yang mewarisi kekayaan hingga tujuh keturunan tidak akan pernah habis.
Itulah salah satu alasan keluarga Ganendra sangat ingin menjodohkan Bima bersama Naiara. Terutama si Aldrich, kakeknya Bima. Salah satunya lagi karena keluarga Naiara memegang rahasia keluarga Ganendra.
***
"Nggak ! Gue gak bisa diam aja kayak gini." Bima mencampakkan handuknya lepas mengeringkan rambutnya. "Gue harus cari Naiara sekarang." Langsung berdiri, bersiap untuk pergi.
"Eh, emang lo udah tau dia dimana ?"
"Mau dimana pun dia sekarang. Gue harus temukan dia ! Ini salah gue. Gue gak bisa ngebiarin dia ditangkap lagi sama bodyguard keluarga gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN
Non-Fiction"Oyy.. ! Lo manusia apa bukan ?" Teriak seseorang yang tidak jauh dari belakangnya. Dengan cepat, Naiara menghapus air matanya. Seseorang itu pun mendekati Naiara. Ia tidak terlihat seperti dalam kondisi sadar sepenuhnya. "Ooh, ternyata lo manusia."...