Matahari semakin naik dan hari semakin terik. Sekarang sudah siang, kami hanya diam dalam hening setelah kegiatan yang gila tadi. Jimin sibuk dengan laptopnya, karena dia tidak kerja hari ini, jadi dia mengerjakan semuanya di rumah.
Aku sudah bilang padanya, lebih baik pergi kerja saja tapi dia tetap kukuh pada pendiriannya. Sore ini Jimin bilang ingin mengajakku pergi ke suatu tempat yang aku saja tidak tahu di mana, Jimin tidak mau memberitahuku, rahasia katanya.
Aku masih setia di sampingnya, menemani pergulatannya dengan segala kerjaan yang ada di laptopnya.
Ada hal yang ingin sekali aku katakan, lebih ke minta izin lebih tepatnya. Mumpung sudah libur, aku berencana untuk pulang ke rumah Ibuku besok, karena sudah lama sekali aku tidak pulang, bahkan setelah menikah aku belum pernah pulang sama sekali. Aku sudah sangat merindukan Ibu dan adik-adikku.
"Oppa..." Ucapku pelan agar dia tak begitu terganggu.
"Iya?" Sahutnya tanpa menoleh dan masih sibuk dengan laptopnya.
Kutarik nafas sedalam mungkin lalu menghembuskannya perlahan, "aku boleh minta izin tidak?" Ucapku hati-hati.
"Izin apa?" Tanyanya, Jimin berhenti mengetik lalu menoleh ke arahku.
"Rencananya... besok aku ingin pulang ke rumah Ibuku, boleh?"
"Besok?... Tentu boleh, tapi aku tidak bisa membiarkanmu pergi sendirian."
"Tidak apa-apa Oppa, aku ingin menginap di sana."
"Berapa lama?"
"Tiga hari mungkin?"
"Tiga hari? Baiklah kita ke sana bersama."
"Jangan Oppa, kau kan harus bekerja, aku tidak mau merepotkanmu."
"Tapi-----" Ucapnya terputus karena aku langsung menyambar, "Oppa... kau kan harus bekerja, hari ini saja kau sudah tidak masuk, memangnya mau menambah lagi? Jangan ya? aku tidak akan lama di sana." Ucapku sambil mengusap lengan kirinya yang masih setia memegangi laptop.
Jimin tampak menimbang sejenak, dia menatapku antara ingin memberi izin atau tidak, matanya berkedip beberapa kali lalu akhirnya dia berkata, "baiklah, tapi aku yang mengantarmu?" Ujarnya.
Baiklah, tidak baik jika aku menolak lagi. Aku mengangguk sambil tersenyum dan Jimin pun melanjutkan pekerjaannya.
*****
Pohon-pohon kecil dengan begitu banyak ranting menjulang tinggi ke atas, suara jangkrik terdengar begitu jelas seakan-akan mereka berada tepat di samping telingaku.
Kenapa Jimin membawaku ke sini?
Tadi saat di perjalanan, kami singgah untuk membeli beberapa roti dan makanan-makanan lain, aku tidak tahu untuk apa Jimin membeli semua itu lalu dibawa ke dalam hutan seperti ini?
Apakah dia punya peliharaan semacam gorila, monyet, atau tarzan mungkin?
Aku tidak tahu, yang jelas Jimin memarkirkan mobilnya sangat jauh dari sini, dan kami harus melewati hutan ini dengan jalan kaki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Part Of My Wound [Park Jimin] - SEGERA TERBIT
RomanceSemuanya terjadi karena hutang. Meyra terpaksa harus menikah dengan pria bernama Park Jimin diusianya yang baru saja menginjak kepala dua yang bahkan disaat ia masih berkuliah. Semua itu ia lakukan demi keluarganya. Setelah menikah kehidupan Meyra b...