Chapter 45 - Welcome

1.2K 117 2
                                    

Waktu terus berlalu tanpa henti, luka yang bahkan belum sempat sembuh, kembali teriris, menciptakan rasa sakit yang luar biasa. Sudah hampir seminggu sejak kematian Aera, tapi aku masih belum bisa melupakan tentang kematiannya, aku merasa bersalah karena tidak bisa datang ke pemakamannya karena Aydin melarang, dia takut aku akan bertemu dengan Jimin.

Entah seperti apa kabar Jimin sekarang, dia pasti sangat terluka dengan semua ini. Tidak ada yang bisa aku lakukan selain berdoa agar dia baik-baik saja. Aydin bilang, Jimin masih berusaha mencariku sampai sekarang.

Tidak ada yang berbeda dengan hari ini, merenung di depan jendela berteman angin yang bertiup manja.

Aku menutup jendela karena merasa sudah cukup bosan duduk di depan jendela sambil berpangku dagu, langit juga sudah hampir gelap sebentar lagi.

Saat aku hendak ke kamar, tiba-tiba perutku terasa sakit, sangat sakit.

"Argh!" Bahkan rasanya aku sudah tak kuat untuk berdiri, aku mencoba duduk perlahan ke lantai sambil memegang perutku.

"A--Ay--Aydin-a..." pekikku lemas, rasanya benar-benar sakit.

"Argh!"

Aydin langsung datang sambil berlari, "Meyra-ya!" Pekiknya saat melihatku sudah terduduk lemas di lantai menahan rasa sakit yang luar biasa ini.

"Sa--s---sakit..."

Aku tak berhenti meringis kesakitan, air mataku bahkan sudah keluar dengan sendirinya. Rasanya benar-benar sakit seperti aku bahkan sanggup mati.

Aydin panik, dia berusaha membantuku untuk berdiri, "bagaimana ini? Sepertinya sudah waktunya Meyra-ya!" Ucapnya tak berhenti menggigiti bibir bawahnya sambil memijiti kepalanya.

Benarkah sudah waktunya untukku melahirkan? Tapi kandunganku masih belum memasuki bulan kesembilan, mungkinkah akan lebih cepat dari itu?

"Meyra-ya, kau sabar ya? Kau tahan ya?" Ucapnya masih gemetar, setelah itu Aydin langsung berlari keluar rumah.

"Argh!" Ringisku bersamaan dengan tangis lagi.

Aku meremas bajuku kuat dan menggigit bibir bawahku menahan rasa sakit yang luar biasa, aku merasa seluruh tulangku akan patah, aku tidak sanggup.

Tak lama Aydin kembali lagi, kini dia tidak sendiri, aku mendengar suara beberapa orang yang datang bersamanya, sepertinya dia meminta bantuan pada orang, aku tidak tahu karena aku tidak sanggup untuk membuka mataku karena rasa sakit ini.

"Meyra-ya, kau tahan ya, kita ke rumah sakit sekarang." Ucap Aydin lagi, tubuhku terasa diangkat oleh beberapa orang, lalu mereka membawaku ke mobil.

"Meyra-ya, kau kuat, kau pasti bisa melewatinya, bertahanlah Meyra-ya." Ucap Aydin tanpa henti, dia terus menyebutkan kalimat-kalimat itu dengan suaranya yang gemetar.

*****

Sepertinya benar kalau ini sudah waktunya untukku melahirkan, aku sudah dibawa ke rumah sakit, tapi rasa sakit itu hilang dan datang, dokter bilang inilah yang dinamakan kontraksi menjelang kelahiran.

Aku sudah melakukan seluruh yang diperintahkan dokter, mulai dari bergerak-gerak untuk melakukan relaksasi, Aydin juga membantu memijiti kaki dan tanganku sampai mengusap belakangku agar aku tenang.

Part Of My Wound [Park Jimin] - SEGERA TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang