Chapter 44 - A Letter

1.1K 119 7
                                    

Sudah dua hari aku terbaring lemah di rumah sakit yang ada di desa ini, tubuhku benar-benar drop tapi untungnya kandunganku baik-baik saja. Dokter bilang sore ini aku sudah boleh pulang.

"Oppa, bisa tolong ambilkan aku air?" Aku merasa haus tapi masih sedikit lemah untuk berdiri.

"Tunggu sebentar ya." Hoseok langsung mengambilkan air mineral di dalam kulkas.

"Terima kasih Oppa." Ucapku dan dia mengangguk.

Hoseok baru datang pagi tadi untuk menemaniku di rumah sakit karena Aydin ada ujian hari ini, dia tampak berat untuk meninggalkanku sendirian di sini.

"Aku datang." Aydin datang sambil membawa dua kotak pizza.

"Aydin-a, bagaimana ujianmu?" Tanyaku.

"Lancar." Jawabnya, dia duduk di samping Hoseok.

"Baguslah kalau begitu." Jawabku lagi.

"Aku punya kabar baik." Ucap Aydin sambil membuka kotak pizza yang dibawanya barusan.

"Apa?" Tanya Hoseok penasaran.

Aydin mengambilkan sepotong pizza lalu dia letakkan ke atas piring dan dia berikan padaku, "perusahaan Park Jun Dee sialan itu terancam bangkrut, saham perusahaan mereka juga turun saat kabar kejahatannya tersebar di media. Kalian belum lihat artikelnya?"

Aku dan Hoseok menggeleng, Aydin langsung membuka ponselnya, "ini, baca." Ucapnya padaku.

Aku langsung mengambil ponselnya, "rasakan!" Ucap Aydin kesal sekaligus senang.

CEO Park Group ditahan polisi atas kasus percobaan pembunuhan menantunya sendiri? Apa penyebabnya?

Baru membaca judulnya saja aku sudah tak kuasa, ini kembali mengingatkanku dengan semua teror yang selama ini dia lakukan padaku. Aku tidak pernah menyangka kalah ternyata Ayah mertuaku sendiri yang ada di balik semua itu, padahal dia orang yang aku anggap paling menyayangiku di keluarga Park.

Aku tahu Ayahku memang salah, aku juga benar-benar menyesal dan merasa bersalah untuk itu, tapi kenapa dia harus melampiaskannya padaku? Dan ternyata foto Ibu dan adik-adikku yang dia kirim saat itu hanya editan, Aydin bilang mereka baik-baik saja di sana.

Aku tidak mau melanjutkan membaca artikel tadi, hanya membuatku mengingat kembali masa-masa yang menyiksa itu.

"Ini, aku tidak mau membacanya." Ucapku, Hoseok yang mengambil dan dia membacanya.

"Saat ini Jimin sedang memimpin perusahaan mereka, dia dan karyawan-karyawan perusahaan sedang berjuang untuk menyelamatkan perusahaan mereka." Jelas Aydin lagi.

Baiklah, semakin tidak tentu perasaanku sekarang. Aku tidak tega pada Jimin, bagaimana bisa dia menanggung semua masalah ini?

"Bagaimana keadaan Eomma Jimin?"

"Aku tidak tahu, yang jelas pasti dia terkejut dengan semua yang menimpa keluarga mereka. Tapi aku dengar, Yoori akan pulang untuk menemani Eomma-nya."

Aku hanya bisa menghembuskan nafasku lesu, apa yang akan terjadi setelah semua ini?

Kapan semuanya akan selesai?

"Bagaimana kau bisa tahu keberadaan Meyra kemarin?" Tanya Hoseok pada Aydin.

"Kemarin saat aku dalam perjalanan pulang dari Seoul, Meyra mengirimiku pesan."

Aku mengangguk, memang benar kalau aku mengirim pesan pada Aydin, aku mengirimkan isi pesan dari Ayah Jimin padanya dan memintanya untuk melacak keberadaanku melalui ponselku.

Part Of My Wound [Park Jimin] - SEGERA TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang