Chapter 24 - Wonderful Night

1K 116 6
                                    

Seperti biasa, tidak ada yang terlalu spesial dalam hari-hariku.

Kuliah, pulang, kuliah, pulang, selalu seperti itu setiap harinya, jika dipikirkan memang berat saat harus menjalaninya, tapi mau bagaimana lagi, namanya juga hidup.

Kita harus siap menghadapi dunia dengan hari-hari yang bermacam tingkah.

Hujan turun lagi sore ini, untung saja aku tidak pernah lupa membawa payung lipat di dalam tasku.

Kelasku sudah selesai dan Aydin juga sudah pulang, aku menolak saat dia ingin mengantarkanku tadi, karena tiba-tiba aku ingin makan yang masam-masam.

Entahlah, hanya saja aku ingin menikmatinya sendirian.

Aku menyusuri jalanan Seoul yang sedang diguyur hujan dengan payung pink kesayanganku, tak peduli dengan percikan air yang membasahi kakiku, yang penting aku bisa cepat sampai di toko manisan.

Drrrttt... Drrrttt...

Ponselku bergetar, entah kenapa sekarang setiap kali ponselku berbunyi aku menjadi takut.

Aku takut orang itu lagi yang menggangguku, perlu kalian ketahui kalau aku sudah hampir empat kali mengganti nomor ponselku, tapi orang itu entah dari mana dia bisa mendapatkannya.

Dengan perasaan was-was aku mengambil ponselku dari dalam tas lalu membukanya dengan perlahan.

Aku berhenti sebentar di tengahnya hujan, banyak orang yang berlalu lalang dan beberapa kali orang memarahiku karena menghalangi jalan mereka dan itu membuat kepalaku sedikit basah.

"Apa kau bahagia suamimu pulang hari ini?"

Sudah kuduga, lagi-lagi orang ini.

Aku benar-benar muak!

Tidak, lebih tepatnya aku takut!

Aku sangat takut setiap kali dia mengirimiku pesan, dia seakan tahu apa saja tentang hidupku!

Dan ini, apa ini?

Dari mana dia tahu Jimin akan pulang hari ini?

Dengan cepat aku langsung mematikan daya ponselku agar tidak ada pesan apapun darinya yang masuk.

Dengan jantung yang berdetak kencang aku mempercepat langkahku, tiba-tiba seleraku untuk memakan yang masam-masam jadi hilang begitu saja.

Tidak ada lagi nafsu untuk membawaku ke toko manisan, aku memutuskan untuk pulang saja.

Tittt...

Brugh!!!

"Apa kau gila?!"

Betapa kagetnya aku saat tubuhku ditarik oleh seseorang, lalu menghantam dadanya dan payung yang ku pegang langsung jatuh begitu saja. Untung saja orang ini juga memegang payung sehingga aku tidak terkena hujan.

Tiba-tiba tanganku seakan kehilangan tenaga untuk menggenggam gagang payung tadi. Ya Tuhan, hampir saja aku tertabrak mobil saat ingin menyeberang jalan jika saja orang ini tidak menarikku.

Jantungku berpacu semakin kencang sampai membuat nafasku tersengal-sengal.

"Terima kas--"

"Eoh Op--Oppa?"

Dan betapa kagetnya lagi aku saat melihat orang yang barusan menarikku ini.

"Kau baik-baik saja?" Tanyanya sambil menyelidiki seluruh tubuhku, mencoba memastikan apakah aku baik-baik saja atau tidak.

"Eo--eoh---aku baik-baik saja."

Ya ampun, kenapa aku jadi gugup seperti ini?

"Kenapa kau ceroboh sekali huh? Bagaimana jika tadi kau sampai tertabrak? Apa kau tidak memikirkan anak di dalam perutmu itu huh?" Tanyanya bertubi-tubi.

Part Of My Wound [Park Jimin] - SEGERA TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang