Chapter 30 - She Doesn't

925 109 1
                                    

Tring... Tring...

Suara bising dari alarm mengganggu pagiku, dengan berat aku mencoba membuka mataku yang terasa sangat sulit untuk dibuka.

"Argh!" Ringisku. Saat aku mencoba untuk duduk, entah kenapa perutku terasa sangat nyeri. Aku juga merasa sedikit pusing.

Perlahan aku berdiri sambil menahan rasa nyeri di perutku.

Tis... Tis... Tis...

Aku merasakan sesuatu mengalir di kakiku, aku menoleh ke bawah untuk memastikan. Tapi belum sempat aku menoleh ke bawah, suara seseorang sudah lebih dulu membuatku kaget.

"Meyra-ya! Kau berdarah!" Aku melihatnya di ambang pintu sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

Aku kembali menunduk untuk melihat ke bawah, "darah?" Ucapku.

"Meyra-ya! Ayo kita ke rumah sakit!" Ajaknya, dia menghampiriku, merangkulku erat.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanyaku bingung, untuk apa dia datang sepagi ini?

"Apa itu penting sekarang? Kau berdarah Meyra-ya, ayo cepat!" Ucapnya lagi, dia menarikku untuk segera bergerak. Sedangkan aku masih terpaku, seketika aku langsung teringat dengan kejadian tadi malam.

"Argh!"

Tiba-tiba perutku kembali terasa nyeri, lebih sakit dari yang tadi.

"Ayo Meyra-ya, kalau ada apa-apa dengan bayimu bagaimana?" Ucapnya lagi, dia menangis terlihat sangat khawatir. Aku mengangguk, dan dia langsung membawaku ke rumah sakit dengan mobilnya.

Sepanjang jalan perutku terasa nyeri, sangat nyeri sampai membuatku tak mampu untuk berdiri.

*****

"Kau sudah bangun?"

Aku mengedipkan mataku berkali-kali, pandanganku terlihat buram, dan pada saat sudah terlihat jelas, aku langsung mengedarkan pandanganku ke seluruh arah, dan yang terakhir melihat tanganku yang tertempel dengan selang impus.

"Meyra-ya, kau baik-baik saja?" Tanyanya lagi.

"Aydin-a, kenapa aku di rumah sakit?" Tanyaku pada Aydin, dia tengah duduk di samping bangkar tempatku berbaring.

"Kau tidak ingat? Tadi pagi kau berdarah?" Jawabnya. Seketika aku langsung ingat kejadian pagi tadi, saat di mana Aydin membawaku ke rumah sakit.

"Huh? Anakku? Bagaimana dengan anakku?" Tanyaku panik, aku langsung menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhku, lalu melihat perutku yang memang masih rata.

"Aydin-a, bayiku?" Aku menarik baju Aydin. Jantungku sudah berpacu cepat, bagaimana jika terjadi apa-apa pada kandunganku?

"Meyra-ya, dia baik-baik saja. Dokter bilang ini karena proses pelekatan sel telur yang dibuahi pada dinding rahim, biasa juga dikenal dengan perdarahan implantasi. Biasanya terlihat seperti bercak darah atau perdarahan ringan selama beberapa jam atau hari." Jawabnya, seketika aku langsung lega.

Tubuhku melemah, nafasku naik turun bersamaan dengan mataku yang terasa sudah siap meneteskan cairannya.

Aku memejamkan kedua mataku sambil menahan isak tangis, aku kembali teringat pada foto Jimin dan Aydin tadi malam.

"Meyra-ya, tidak apa-apa, kalian baik-baik saja." Ucap Aydin.

Mendengar suaranya membuatku tidak bisa lagi menahan tangis, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan, ini semua benar-benar membuatku gila.

Part Of My Wound [Park Jimin] - SEGERA TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang