"Park Jimin, bukan seperti itu caranya!"
"Bagaimana lagi memangnya?"
Jimin dan Ayahnya berdebat masalah api, menggemaskan sekali. Melihat mereka berdebat hanya karena masalah api membuat kami tertawa. Setelah acara surprise tadi, kami mengadakan acara barbeque-an, semua bahan sudah lengkap di sini.
Semua orang sangat bahagia malam ini, hanya ada tawa yang menemani kami. Ibu mertua dan Ibuku pun tampak sangat akrab, tidak seperti dulu yang di mana Ibu mertuaku selalu memandang rendah Ibuku.
Ibu mertua dan Ibuku sedang membantu menyiapkan daging dan bumbu-bumbu. Adik-adikku sedang bercerita dengan Yoori, mereka bahkan sangat akrab sekali. Sedangkan aku dan Aydin sedang duduk di bawah pohon yang tak jauh dari mereka semua.
"Apakah kau sangat mencintai Jimin?" Tanya Aydin tiba-tiba, aku mengerutkan keningku bingung, tumben sekali dia bertanya hal seperti ini, raut wajahnya pun tampak serius.
"Kau tahu sendiri jawabanku, ada apa Din? Tumben sekali kau bertanya seperti ini?" Jawabku jujur. Dia pun tahu sendiri seperti apa perasaanku kepada Jimin, jadi tidak perlu dijelaskan lagi.
"Bukan apa-apa, hanya saja aku merasa aneh, apa kau sudah benar-benar melupakan Hoseok Oppa?" Jawabnya lagi, aku hanya diam, bingung ingin menjawab apa.
Bohong jika aku berkata jika aku sudah benar-benar melupakan Hoseok, tiga tahun bukan waktu yang sebentar, selama itu kami selalu menghabiskan waktu bersama. Tapi mau bagaimana lagi jika dia memang bukan jodohku? Jujur aku tidak nyaman dengan percakapan ini.
"Tidak-tidak, lupakan saja." Ucapnya, mungkin dia mengerti kalau aku tidak mau membahasnya lebih lanjut.
Aku hanya bisa tersenyum tak nyaman, aku meneguk minumanku sambil menatap langit, begitu juga Aydin. Setelah dia bertanya masalah itu tadi kami jadi saling diam, mendengarkan deru nafas masing-masing.
Sedikitpun tidak ada lagi perasaan ragu dalam hatiku kalau aku memang sangat mencintai Jimin.
"Semuanya ayo berkumpul, dagingnya sudah masak!" Pekik Ayah menginterupsi, kami semua pun akhirnya berkumpul di sebuah meja kayu panjang.
Kami semua menikmati semua hidangan yang sudah tersusun rapi di atas meja, canda dan tawa memenuhi kami semua.
Jimin beberapa kali menyuapiku, begitu juga sebaliknya, kami saling bersuapan tanpa mempedulikan eksistensi orang-orang yang hanya bisa berdehem melihat kami. Intinya aku sangat bahagia malam ini, sangat!
*****
Setelah acara makan-makan, kini kami sudah berada di kamar masing-masing, kami semua menginap di sini kecuali Aydin, dia harus pulang karena tugasnya masih belum selesai karena ulah pacarnya itu.
Tempat ini adalah milik keluarga Jimin, jadi kami bebas melakukan apa saja di sini, ada banyak kamar juga di sini.
"Sayang, Eomma-mu jahat sekali baru memberi tahu Appa kalau kau ada di dalam sana." Ucap Jimin sambil mengusap perutku yang bahkan masih rata.
Aku hanya bisa tersenyum melihatnya yang berbicara dengan perutku seperti orang gila, bahkan dia sesekali menempelkan telinganya hanya untuk mendengar sesuatu yang ada di dalam perutku.
![](https://img.wattpad.com/cover/230760487-288-k323909.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Part Of My Wound [Park Jimin] - SEGERA TERBIT
RomanceSemuanya terjadi karena hutang. Meyra terpaksa harus menikah dengan pria bernama Park Jimin diusianya yang baru saja menginjak kepala dua yang bahkan disaat ia masih berkuliah. Semua itu ia lakukan demi keluarganya. Setelah menikah kehidupan Meyra b...