"Kenapa tidak dimakan?"
"Eoh? Tidak ada apa-apa." Aku tersadar dari lamunanku saat suara Aydin menyapa gendang telingaku.
Dari tadi aku hanya mengaduk-aduk makanan di depanku tanpa menyuapkannya ke dalam mulut sedikitpun.
"Aydin-a," ucapku ragu sambil menatapnya penuh tanya.
"Iya?" Jawabnya tanpa menghentikan suapan demi suapan ke mulutnya.
"Tidak, lanjutkan saja makanmu." Ucapku sambil menggeleng lalu ikut menyuapkan suapan pertamaku. Aydin mengidikkan kedua bahunya lalu kembali melanjutkan makannya.
Jujur saja, ada banyak hal yang mengganggu pikiranku akhir-akhir ini.
"Ah sedang makan ternyata, padahal tadi aku ingin mengajakmu makan bersama Eomma dan Appa." Ucap seseorang membuatku dan Aydin langsung menoleh ke arahnya.
"Oppa?" Ucapku bingung.
"Iya, ini Oppa-mu." Jawab Jimin sambil mengecup keningku, dia ikut duduk di kursi sebelahku. Aydin tak menatapnya sama sekali, raut wajahnya berubah tak suka saat Jimin datang.
"Kau bilang tadi tidak bisa jemput?"
"Rapatnya ditunda."
"Oh pantas. Ngomong-ngomong Oppa sudah makan?"
"Belum, nanti di rumah saja."
Aku mengangguk lalu melanjutkan makanku.
Sejak Jimin datang, Aydin benar-benar tidak bersuara atau sekedar menyapa Jimin, dia bahkan sengaja menghentak-hentakkan sendok dan garpunya di atas piring.
Pandangan Jimin pun tak pernah lepas dari Aydin, membuatku merasa tidak nyaman. Aku menoleh ke arah mereka berdua secara bergantian sambil mengunyah perlahan makananku.
Pikiran buruk semakin menari-nari di kepalaku.
"Meyra-ya, aku duluan, biar aku yang bayar." Aydin langsung berdiri dan mengemasi semua barang-barangnya lalu pergi meninggalkan kami begitu saja.
"Makananmu belum habis." Pekikku, tapi sia-sia karena dia tidak menghentikan langkahnya sedikitpun.
"Ada apa dengannya?" Tanya Jimin.
"Entahlah Oppa, aku juga tidak tahu. Akhir-akhir ini dia memang aneh." Jawabku lesu.
"Sedang ada masalah mungkin?" Jawab Jimin. Aku mengangguk, tiba-tiba selera makanku hilang begitu saja.
"Sudah, jangan terlalu dipikirkan, lanjutkan saja makanmu, kita ke rumah Eomma sebentar." Ucapnya, dia meraih sendok dari piringku lalu menyuapiku.
Seketika senyum langsung mengembang dari bibirku dan tanpa pikir panjang aku langsung menyambut suapannya.
*****
"Eomma kami datang." Pekik Jimin menggema seisi rumah.
Tak lama terdengar suara langkah kaki dengan sendal dari arah dapur, Ibu mertua menghampiri kami masih dengan sendok dan celemek yang masih menempel di tubuhnya, sepertinya dia sedang memasak.
"Eomma sedang masak?" Tanya Jimin sambil memeluk Ibunya.
"Iya, Eomma sedang membantu Ahjjuma memasak untuk makan malam." Jawab Ibu mertua.
"Begitukah?"
"Eommoni. Di mana Eonnie ?" Tanyaku padanya.
"Oh si Yoori sedang mengemasi barang-barangnya di kamar, besok dia kembali ke Amerika."

KAMU SEDANG MEMBACA
Part Of My Wound [Park Jimin] - SEGERA TERBIT
Storie d'amoreSemuanya terjadi karena hutang. Meyra terpaksa harus menikah dengan pria bernama Park Jimin diusianya yang baru saja menginjak kepala dua yang bahkan disaat ia masih berkuliah. Semua itu ia lakukan demi keluarganya. Setelah menikah kehidupan Meyra b...