Kami bersembilan berkumpul di tempat Maila untuk menyusun taktik untuk menghadapi mereka. Setelah beradu argumen dan perselisihan yang cukup melelahkan malam itu, kami mengalihkan topik kami. Maila ingin sekali memperkenalkan aku dan Nekoda pada mereka.
"Rencana sudah matang. Lebih baik untuk kita beristirahat untuk rencana ini besok. Tentu kita tidak mau dalam kesulitan karena kondisi kita yang tidak siap," kata Maila menutup pertemuan kami.
"Baik!" jawab kami semua serempak.
Satu persatu kami meninggalkan tempat itu secara bergantian. Hal itu dimaksudkan agar orang tidak curiga. Mulai dari Nipo, disusul Karl. Tak lama, Hairo dan Ryuno mulai pergi dari situ. Setelah mereka pergi, Maila mulai pembicaraan kembali.
"Don, Woka, kalian adalah senior bagi mereka berdua. Kalian harus menjaga generasi penerus kita apapun yang terjadi. Untuk kalian, Gento dan Nekoda, kalian masih baru, jadi wajar kalau kalian masih belum menguasai kekuatan itu sepenuhnya. Kalian juga belum sepenuhnya berpengalaman seperti kami dalam beberapa perlawan. Sebaiknya, kalian dengarkan mereka ini," jelas Maila pada kami berempat yang masih ada di sana.
"Aku akan selalu mengawasi Gento seperti adikku sendiri. Kau tidak perlu khawatir," jawab Kairo.
"Aku juga!" jawab Don tak mau kalah.
"Apakah tidak ada sesuatu yang bisa membantu kami meningkatkan kemampuan kami?" tanya Nekoda pada Maila.
"Ada, anemon kalian selalu membimbing kalian dalam pertarungan. Kau bisa mengandalkan pengalaman anemon kalian dalam pertarungan. Bisa dibilang dalam wujud ini, pikiran kalian akan sama dengan anemon kalian," jelas Maila.
"Ah, itu mungkin alasannya aku dapat menggunakan beberapa senjata dengan baik walaupun aku belum pernah menggunakannya. Begitu pula saat pertarungan, aku bahkan belum terluka sekalipun," jawabku.
"Seperti yang Gento katakan. Pengalaman anemon dapat meningkatkan kemampuan individual. Ditambah lagi, Hamaklori dulu adalah anemon yang melegenda," tanggap Maila.
"Aku sempat tau itu dari Shoujino. Kau memang bisa diandalkan Gento," tambah Woka.
"Ah, itu karena Hamaklori. Seharusnya kalian memberi pujian itu padanya," jawabku tersipu malu.
"Hmph, kau memang rendah hati. Tetapi terkadang, sifat pamermu yang tidak bisa kau bending rupanya," kata Don.
"Aku pernah berhadapan dengan mereka sekali. Itu pertama kalinya aku belajar menggunakan kekuatanku," kata Nekoda.
"Ngomong-ngomong, mengapa kau menyebutku anemone legendaris? Bukankah ada anemon lain di dunia in, atau dalam dunia anemone itu sendiri?" tanyaku.
"Soal itu, ada beberapa alasan hanya kalian berdelapan yang bisa menggunakan kekuatan dari anemon kalian. Banyak anemon yang tidak bisa berbagi kekuatan dengan manusia, bahkan kami para keturunan penyihir," jelas Maila.
"Itu berarti, kami berdelapan ini adalah manusia yang beruntung karena bertemu anemon yang special?" tanyaku menanggapi.
"Mungkin itu benar, tetapi tentu tidak semua manusia dapat menggunakan kekuatan itu. Anemon kalian tentu sudah memperkirakan siapa saja orang yang dapat menggunakan kekuatan itu," jawab Maila.
"Lalu, apa yang membuat kami pantas menerima itu?" tanya Nekoda.
"Mungkin kita harus kembali ke dalam cerita lama. Akan cukup panjang jika aku ceritakan. Yang jelas, itu adalah faktor keturunan. Kau harus memiliki darah pengguna sebelumnya. Secara singkat, kalian adalah keturunan pengguna sebelumnya," jelas Maila.
"Kalau begitu, mengapa The Revolution menginginkan anemon sementara mereka sendiri tidak bisa menggunakan kekuatan mereka?" tanyaku.
"Hal itu lah yang masih tidak aku pahami. Mungkin karena mereka telah mengetahui bahwa anemon ada dalam batu yang kalian pakai itu. Woka di gelangnya, Gento di kalungnya, Nekoda di bandonya, dan Don pada jam tangannya," jelas Maila.

KAMU SEDANG MEMBACA
Anemon
FantasyTorino Einsaldo merupakan seorang murid SMA biasa. Kehidupannya berubah setelah bertemu Hamaklori, semacam roh yang disebut "Anemon". Karena kemampuan Hamaklori, Torino dapat berubah menjadi Gento, sang Harimau Putih legendaris, yang dicari oleh org...