PENEMUAN TAK TERDUGA

8 1 0
                                    

"Ah..... hari ini hari Senin lagi. Paling tidak aku masih punya janji dengan Pak Husein untuk memperbaiki nilaiku," keluhku di pagi itu.

Kelas sepi dengan perabotan yang sedikit berdebu karena ditinggal seharian yang menemani. Satu-persatu temanku datang. Pagi itu aku sempat membaca berita bahwa akan ada sebuah protes berupa demonstrasi. Hal ini dikarenakan banyak yang merasa keberatan dengan kebijakan pemerintah.

Pada hari itu juga, beberapa sekolah meliburkan muridnya. Berdasarkan perintah dari pemerintah, yang diliburkan adalah sekolah TK sampai SMP saja sedangkan SMA tetap melanjutkan pembelajaran. Hal ini memang terdengar tidak adil. Sekolah SMA di sebelah sekolahku meliburkan diri untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan.

"Pasti banyak yang tidak masuk. Apalagi, hari ini tidak ada tugas atau ulangan," dalam hati aku berkata.

Benarlah apa yang aku katakan tersebut. Lebih dari setengah kelas meliburkan diri. Dari 28 orang di kelasku, hanya 12 orang yang masuk.

"Tau begini, aku tadi ga masuk rek!" keluh Diego.

"Iya nih, buat apa sih kita harus masuk? Yang lain lho libur semua" keluh Nita.

Tergelitik rasanya mendengar itu semua. Lagi pula para guru sepertinya juga tidak peduli dengan jumlah anak yang masuk.

"Tenang nak, sebagai apresiasi sekolah kepada kalian, kami akan berikan tambahan nilai pada semua mata pelajaran." ujar Bu Fancy, guru kesenian kami yang sedang masuk pada saat itu.

"Yay........" sorak teman sekelasku mendengar itu.

Beberapa hari berlalu. Ada beberapa kejadian aneh yang terulang. Hari itu hari Kamis. Aku sebenarnya sudah merencanakan ini sejak lama. Aku akan berbincang dengan Adrian, sang indigo.

"Dri, kamu tidak merasakan sesuatu yang aneh sejak Jumat yang lalu? Ini sudah hampir semingu." Ujarku untuk memancing perhatian Adrian.

"Aku tau ada yang tidak beres. Hanya saja aku tidak tau." Jawab Adrian.

"Bukannya kamu itu indigo, jadi kamu bisa merasakan keberadaan makhluk halus atau semacamnya bukan?" tanyaku

"Iya memang aku seorang indigo. Aku sudah berkeliling mencari sesuatu yang menggangggu kita selama in. akan tetapi aku masih belum menemukannya." jawabnya

Sayangnya, Bu Pina sudah memasuki ruang kelas saat aku ingin berbincang lebih banyak. Beliau adalah mantan guru kimiaku sebelum Pak Husein. Aku merasa lebih nyaman diajarnya.

GUBLAK....! suara seperti barang jatuh mengejutkan kami semua. Ternyata kembali kejadian yang tidak diduga. Layar LCD yang akan dipakai untuk menerangkan kami tiba-tiba terjatuh. Sayangnya, Bu Pina terkena layar LCD yang jatuh itu.

Ternyata, Bu Pina sedang mencoba membuka layar dengan menariknya karena sudah terpaku di atas. Tetapi entah bagaimana hal tersebut bisa terjadi. Segera, aku dan beberapa orang membantu untuk mencoba mengembalikan posisi layar semula.

Ternyata paku penahannya lepas. Setelah beberapa saat, paku penahannya dapat ditemukan. Paku terebut masih bersih tanpa bekas menancap. Berdasarkan perkiraanku, paku ini tertancap hampir ¾ bagian.

"Bener toh kataku, pasti jatuh. Dari tadi lho sudah miring" ujar salah satu dari yang lain.

Bu Pina segera pergi ke ruang kesehatan bersama beberapa temanku untuk merawat tangannya. Untungnya hanya luka memar biasa. Paku yang aku temukan aku berikan ke temanku agar dilaporkan ke guru lain pula.

Pertama foto, kedua hawa yang panas dan bau yang aneh, lalu kejadian ini. Hal ini semakin membuat kepalaku berputar.

KLAK..... bunyi sebuah lukisan terjatuh. Benar-benar ada hal yang diluar akal sehat yang terjadi di sini. Segera aku menuju lukisan itu. Letaknya di belakang, dekat papan pengumuman kelas. Anehnya, hawa dibelakang terasa semakin hangat, walaupun sudah dibawah pendingin ruangan.

AnemonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang