Akhirnya kami sampai di Yogyakarta. Bukan suatu hal yang baru berada di sini karena keluargaku selalu pergi ke kota ini setiap tahunnya. Kami menginap di sebuah penginapan bernama Santika. Tempat itu cukup luas untuk menampung semua peserta lomba dari seluruh Indonesia. Fasilitas yang ada cukup memadai menurutku.
Kami pun meletakan barang-barang kami di kamar yang telah dibagikan. Walaupun terasa sempit, setidaknya kasur yang ada masih nyaman untuk beristirahat. Matahari masih tinggi dan aku sudah tidur di bus. Kuputuskan untuk berkeliling penginapan tersebut.
Saat turun dari bus, ada hal yang menarik perhatianku sejenak. Itu adalah sebuah mading. Banyak sekali poster yang mereka pajang di sana. Mulai dari seminar, pameran, acara yang diadakan pemerintah setempat, lamaran kerja, dan berbagai acara lainnya.
Mataku tertarik pada satu brosur kecil yang ada di pojok mading itu. Warnanya yang monokrom menjadikan brosur ini kurang menarik. Hanya ada satu kata yang masih terlihat jelas.
"The Revolution...?" ucapku membaca kalimat itu karena tintanya yang sudah pudar. Ada kemungkinan kalau beosur itu sebenarnya sudah lama terpajang di sana.
"Kau sepertinya sangat tertarik dengan brosur itu ya?" kata seseorang dibelakangku. Auranya berbeda dari yang tadi. Ini bukan aura manusia biasa. Aku berpaling ke belakang dan berusaha tenang agar tidak mencurigakan.
"Eh, iya. Brosur ini sudah lama ada di sini ya? Memang ini brosur tentang apa ya? Aku kesulitan untuk membacanya," ujarku pada orang itu. Ternyata dia adalah seorang wanita yang menjaga resepsionis. Seragamnya yang membuat aku yakin. Rambutnya yang hitam legam dengan panjang sebahu, dan kacamatanya yang terlihat sudah sangat tua. Kalau aku perkirakan, usianya sekitar 20 sampai 30 tahun.
"Oh, poster 'The Revolution' ini? Harusnya brosur ini sudah dibuang. Hanya saja, kami jarang membersihkan madingnya. Bukankah brosur ini menarik. Banyak orang yang sudah menghubungi nomor ini dan memutuskan bergabung dengan mereka," ujar wanita itu.
"Bergabung? Memangnya mereka ini itu apa? Perusahaan?" tanyaku penasaran.
"Aku kurang tau soal itu. Tapi, aku dapat kabar kalau kau akan mendapat segala yang kau inginkan jika kau bergabung dengan mereka. Beberapa temanku ada yang sudah jadi miliarder karena 'The Revolution' ini," jelas wanita itu.
Hal itu justru menambah rasa penasaranku. Mereka hebat juga dapat membuat seseorang menjadi kaya hanya karena mengikuti mereka. Itu aneh, tapi nyata. Ada satu hal yang membuatku terkejut.
"Beruntungnya aku menemukanmu di sini. Bahkan aku belum mulai mencari," katanya dengan nada yang berbeda. Tatapannya menjadi tajam dengan senyum beringas diwajahnya. Matanya berubah menjadi lebih merah dari sebelumnya.
"Eh, sebaiknya aku pergi sekarang. Temanku memanggil, jadi sampai nanti," ucapku dengan terburu-buru. Aku tidak ingin terjadi pertempuran di sini. Akan merepotkan kalau harus melawan sambil melindungi. Aku butuh bantuan.
"Mengapa terburu-buru, bukankah tidak sopan meniggalkan orang dengan tergesa-gesa? Mari kita ngobrol di tempat lain," katanya sambil menahanku.
Situasi semakin buruk saat aku mencoba kabur. Tidak ada gunanya melakukan itu. Dia pasti akan mengikutiku selama aku di sini. Ini buruk, jangan sampai Hamaklori jatuh ke tangan lain. Apa yang harus aku lakukan?
"Hei, Anka! Apa yang kau lakukan? Jangan bilang kau mulai bersikap aneh lagi," seru salah satu pegawai dari kejauhan.
"Ah tidak, aku hanyasedang memberi informasi tentang mading ini. Dia penasaran tentang salah satu poster di sini," ujarnya.
"Hah, sudahlah. Kau boleh beristirahat. Aku akan menggantikanmu," kata pegawai wanita itu.
"Baiklah, akhirnya bisa istirahat. Sampai nanti mutiara kecilku," kata Anka sebelum meninggalkan kami.
![](https://img.wattpad.com/cover/233898313-288-k285573.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Anemon
ФэнтезиTorino Einsaldo merupakan seorang murid SMA biasa. Kehidupannya berubah setelah bertemu Hamaklori, semacam roh yang disebut "Anemon". Karena kemampuan Hamaklori, Torino dapat berubah menjadi Gento, sang Harimau Putih legendaris, yang dicari oleh org...