Ini saatnya. Aku, Ryuno, Nekoda, Don, dan Kairo. Kami bertugas mmancing perhatian mereka. Tentunya mereka akan mengincar kami, maka kami akan datang sesuai harapan mereka untuk memulai penyergapan. Maila mengawasi kami dari jauh bersama Janeta untuk menentukan langkah selanjutnya. Hairo, Karl dan Nipo mencoba untuk menyembunyikan diri mereka.
Tempat itu cukup luas. Piramida kaca di depan kami menjadi ciri khas dari Louvre itu sendiri. Lukisan Monalisa dipajang di dalamnya, menjadikan Louvre sebagai destinasi wisata. Gedung tinggi mengepung kami dari berbagai arah. Jalanan terasa sepi karena malam semakin larut, dan suasana menjadi bertambah tegang.
"Seperti yang kami duga, kalian akan datang lebih awal dari biasanya. Bukankah ini sebuah kejutan?" kata seseorang entah dari mana.
"Kalau kau berani, tunjukan dirimu!" seru Ryuno.
"Hah, kami sudah bilang kalau kalian harus menyerahkan anemon kalian. Lebih baik kalian serahkan dengan cara yang damai," jawab suara itu.
"Jangan harap! Sebaiknya, kau langkahi mayat kami lalu kau ambil mereka sesuka kalian," seru Don menjawab mereka.
"Huh, sepertinya kalian memang keras kepala. Jangan salahkan aku kalau kalian mendapat masalah setelah ini," jawab kembali suara itu.
"Kalau kau memang berani, tunjukan dirimu!" Woka memaksa mereka keluar.
"Sebaiknya kalian persiapkan diri kalian. Jangan terpisah," kata Ryuno.
"Ah, aku sudah tau itu dari awal. SEIROFANG!" jawabku sambil menyiapkan senjataku. Aku memilih pedang besar ini karena pedang besar ini dapat aku gunakan sebagai perisai dan alat menyerang sesuka hati.
"Tak perlu diragukan lagi, ini akan jadi malam yang panjang," kata Woka mempersiapkan sabitnya yang besar.
"Tetap di belakangku, tubuhku mungkin adalah perisai yang dapat diandalkan," pesan Ryuno pada kami.
"Heh, memangnya siapa yang dapat melukaimu dengan kulitmu yang sekeras berlian saat ini?" canda Don sambil menyiapkan cakarnya
Dari depan kami, terdengar suara ledakan. Asap dan anginnya yang kuat membutakan kami. Setelah sisa ledakan itu hilang, ada beberapa orang yang berdiri di depan kami. sepertinya mereka adalah petinggi dari The Revolution. Kekuatan gelap yang ada mungkin berlipat-lipat dari yang aku hadapi sebelumnya. Dalam hal ini, tidak mungkin aku bisa menghadapinya sendirian.
Lima orang itu mulai dari yang paling kanan terlihat memakai sebuah palu besar, sebelah kirinya membawa sebuah busur dan panah. Yang di tengah membawa pedang besar yang mirip sepertiku. Sebelah kirinya lagi sepertinya tidak membawa apapun, tetapi dia yang terbesar dari yang lain. Yang paling kiri adalah salah satu dari mereka yang bisa terbang dengan tombaknya.
"Hmm, aku tidak mengenali mereka. Mari kita pangil mereka sesuai dengan senjata mereka," kata Ryuno.
"Boleh juga. Lagi pula, iu lebih mudah dari pada menanyakan nama mereka," jawab Don.
"Sepertinya hanya ada kalian berlima. Aku tawarkan sekali lagi, lepaskan anemon kalian dan berikan pada kami," kata yang berpedang besar menawarkan.
"Kami sudah bilang kalau kamu akan tetap teguh pada pendirian kami. Anemon bukan lah sebuah barang. Mereka memiliki jiwa manusia seperti kita juga. Kami tau apa yang akan kau lakukan pada mereka, kalian penjarah anemon!" jawab Ryuni menolak.
"Penjarah? Kami ini hanya ingin menyelamatkan mereka. Karena itu kami akan membangkitkan tuan Desprat untuk menjadi tuan mereka. Mereka masih tidak stabil, karena itu perlu diperbaiki oleh penciptanya langsung," balas yang berpedang besar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Anemon
FantastikTorino Einsaldo merupakan seorang murid SMA biasa. Kehidupannya berubah setelah bertemu Hamaklori, semacam roh yang disebut "Anemon". Karena kemampuan Hamaklori, Torino dapat berubah menjadi Gento, sang Harimau Putih legendaris, yang dicari oleh org...