Gudang

138 23 3
                                    

● Im Nayeon

Saat aku berjalan menuju tempat dimana Jennie dan Jisoo ngumpul saat jam istirahat tiba. Aku berselisihan dengan kakak kelas yang tak pernah aku sukai.

Aku hanya acuh padanya tanpa melirik kearahnya.

"Eh, tahu gak kalian kalo gue tuh deket sama banyak cowok ganteng di sekolah ini".

Katanya menyindirku, kenapa aku tahu? Bukannya aku ngerasa tersindir. Tapi emang dari dulu dia gak pernah suka sama aku.

"Eh, yang bener Rene?". Tanya teman satunya.

"Eh, lo gak tahu ya kalo gue dah deket sama mereka. Bahkan sama adik kelas yang namanya Yeosang".

Kata Yeosang diakhir berusaha dia tekan. Dia pikir aku tuli.

Sabar Nayeon:'

Aku mengelus dada tapi tangan ku mengepal erat.

"Eh, bukannya Seonghwa ya. Kok Yeosang?".

"Seulgi. Apa lo gak tahu kalo gue deket gak cuma satu. Tapi banyak".

"Wahhh, bahaya lo Rene. Bagi-bagi napa kekita".

"Tahu nih, masa mau lo ambil semua sih".

"Tapi gue gak mau gimana?".

"Sok belagu banget sih lo, mentang-mentang anggota osis sih lo jadi gampang banget deket sama banyak cowok ganteng".

Mau lo apa sih Rene. Gue tuh dah sabar banyak sama lo, masih aja nyindir gue.

Seepertinya kesabaran ku mulai mereda, dan mungkin Irene memerlukan jarum dan benang untuk menjahit mulutnya yang nyerocos gak karuan.

Aku pun perlahan memutar jalan ku menuju mereka. "Mau lo apa sih!?". Teriak ku tepat di depan mereka.

"Eh, santai dong". Irene mengusap bahuku dengan lembut.

Tapi sebelum itu aku sudah menghempaskan tangannya. Ogah banget dipegang sama dia.

"Ihh, gue juga gak level kali megang bahu cewek centil kayak lo". Dia mendorong bahu ku dengan jari telunjuknya.

Dasar stres!

"Salah gue apa sih sama lo?! Kenapa lo suka banget nyindir gue. Padahal gue gak pernah buat salah sama lo. Ngomong sama lo aja baru kali ini?!".

"Eh, ngaca dong centil. Lo itu udah banyak deketin cowok yang gue suka".

"Tau tuh, bahkan Suho aja lo deketin. Itu kan gebetannya Irene". Sahut Wendy.

"Ck, kak Suho?! Ngapain gue deketin dia. Ya kali gue deket sama kakel. Gue kan ketua Osis dan dia kan wakil jadi ya wajar lah kalo gue sama dia deket karena pekerjaan. Gimana sih?! Gak mikir banget".

Jawab ku sambil menyilangkan tangan ku didepan dada dan membuang pandangan ku kearah lain.

"Mending lo mundur deh jadi ketua osis. Jadi murid aja lo gak sebaik gue, apalagi jadi ketua osis gak cocok banget".

"Eh, yang milih gue jadi ketua osis itu murid lain ya bukan kehendak gue sendiri".

Aku diam sebentar dan kembali bertindak.

"Eh, apa lo bilang? Gak sebaik lo? Apanya yang baik? Buktinya aja murid lain pada milih gue berarti gue lebih baik dari lo".

"Beraninya lo". Irene yang habis kesabaran mendorong ku dengan keras.

Dan itu berhasil membuat ku terjatuh.

Tapi aku hanya tertawa karena aku berhasil melawannya dan berdiri kembali.

|| Kakak Kelas || >ATEEZ and Nayeon (Me)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang