Geram

1K 114 2
                                    

Vote Dulu ya❤️
————————————————————————

Pagi ini Sasuke hanya duduk sendirian disofa kamarnya sambil menonton TV. Sakura dkk sudah pulang satu jam yang lalu karena mereka harus kembali bekerja. Sedangkan Fugaku dan Mikoto juga sudah berangkat untuk menghadiri pemakaman pelayan mereka yang baru saja meninggal kemarin.

Sasuke menyesap kopinya sambil menatap keluar pintu kaca besar yang menunjukkan arah baklon. Ia lebih senang menatap keluar dimana saat ini tengah turun hujan dari pada harus mentap TV yang menayangkan siaran-siaran yang membosankan menurutnya.

"kakak.....aku merindukan mu" batin Sasuke sambil menatap hujan dengan tatapan sendu

TOK...TOK...TOK....
"masuk" ucap Sasuke setelah mendengar suara ketukan pada pintu kamarnya. Disana salah seorang pelayan dikediaman Uchiha memasuki kamar Sasuke dan berjalan mendekat kearahnya

"hn?" ucap Sasuke dan seolah sudah paham maksud tuan mudanya itu sang pelayan segera mengatakan maksud kedatangannya

"tuan ada tamu untuk tuan"

"siapa?"

"tidak tau tuan, pria itu tidak menyebutkan namanya tapi dia berkata jika dia teman nona Sakura dan sekarang dia sedang menunggu diteras depan tuan"

"pria" batin Sasuke

Segera Sasuke menoleh cepat saat sang pelayan menyebut-nyebut nama kekasih tersayangnya itu. Segera saja Sasuke menuju kelantai bawah kediaman mewahnya itu.

Sasuke mengkerutkan keningnya sesaat sebelum keluar dari pintu utama, disana ia melihat sosok pria yang nampak asing tengah berdiri diteras sambil membelakanginya. Ia tidak ingat jika Sakura memiliki teman yang seperti ini karena setau Sasuke ia mengenal seluruh teman-teman kekasihnya itu.

"siapa kau dan apa maumu?" tanya sasuke langsung pada intinya

Pria itu menoleh setelah mendengar perkataan Sasuke yang terkesan dingin padanya. Ia memasukkan kedua tangan pada saku celanya dan berjalan mendekati Sasuke yang kini telah berdiri tepat didepan pintu mewah kediaman Uchiha ini.

"Uchiha Sasuke?" ucapnya datar sementara Sasuke nampak mengkerutkan keningnya, nampak bingung karena dari mana pria asing ini bisa mengenalnya

"siapa kau?"

"dimana Sakura?" bukannya menjawab pertanyaan Sasuke, Utakata justru balik bertanya dan pertanyaanya itu membuat Sasuke sedikit panas

"mau apa kau mencari calon istri ku?"

"untuk menolongnya"

"Sakura tidak butuh bantuan mu. Aku bisa menjaganya" ucap Sasuke ketus. Ia cukup tersinggung karena perkataan Utakata yang seolang mengatakan jika ia tidak bisa menjaga Sakuranya

"menjaganya??hahahahah justru dia yang sedang menjagamu adik kecil"

Oke saat ini Sasuke sangat jengkel. Berani sekali fikirnya seorang pria asing datang kerumahnya untuk mencari kekasihnya dan sekarang pria itu dengan seenaknya memanggilnya dengan sebutan adik kecil

"sudahlah...aku pergi dulu, sepertinya Sakura tidak berada disini"

"istirahatlah yang banyak adik kecil. Kau membutuhkan itu" lanjutnya sambil melambai dan melenggang pergi

"hei tunggu dulu sialan!!siapa kau?" teriak marah Sasuke sambil berjalan tertatih dengan tongkatnya sambil mencoba mendekati Utakata yang mengacuhkannya dan sudah menjauh kemudian melajukan mobilnya keluar dari halaman luas kediaman Uchiha

"brengsek!!berani sekali dia!!" geram Sasuke marah
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sakura memasuki rumahnya dengan wajah datar. Baru saja ia sampai dirumahnya setelah tadi Naruto mengantarnya pulang. Ia memandang sekeliling kediaman mewahnya itu dengan tatapan datar yang sulit diartikan hingga ucapan seseorang membuatnya menghentikan langkahnya.

"kau sudah pulang sayang?" ucapnya kemudian memeluk Sakura

"baru saja. Tadi Naruto yang mengantar ku" ucap Sakura sambil membalas pelukan sang kakak

"apa si mesum itu berbuat yang tidak-tidak selama kalian menginap?"

Sakura melotot selama beberapa detik sebelum kembali berekspresi datar atas pertanyaan yang diberikan oleh Sasori. Ia hanya diam kemudian melepaskan pelukan sang kakak.

"kenapa kakak disini? Bukankah harusnya kakak dirumah sakit?" ucap Sakura mengalihkan pembicaraan

"Izumi sudah datang jadi kakak bisa pulang"

"baiklah kau mandi dan istirahatlah. Kakak harus bersiap untuk kekantor" lanjut Sasori kemudian mengelus kepala adik kesayangannya itu sebelum berlari menuju kamarnya

Sakura hanya menatap datar sang kakak yang sudah lebih dulu menuju lantai dua hingga akhirnya ia juga memutuskan untuk segera menuju kamarnya.
.
.
.
Sasori sudah tampak semakin tampan dengan stelan jas dan tas kerjanya. Ia berjalan dengan cepat saat menuruni tangga. Bahkan beberapa pelayan yang tengah membersihkan rumah sempat menatap bingung tuan muda mereka yang nampak tengah tergesah.

Sasori yang berniat untuk langsung pergi tiba-tiba menghentikan langkahnya saat suara adik kesayangnnya mengalun ditelingnya. Diarah ruang makan Sakura tengah nampak sibuk dengan peralatan makan. Ia meminta agar sang kakak sarapan terlebih dahulu sebelum berangkat. Namun Sasori menolak dengan alasan ia sudah terlambah dan ada banyak pekerjaan dikantor hingga Sakura hanya mampu mendesah lelah dan menyodorkan sebuah kotak makan untuk sang kakak.

"bawalah..." ucap Sakura dengan senyum manisnya dan dibalas tatapan bingung oleh sang kakak

"kenapa menatap ku begitu. Ini aku buatkan bekal untuk kakak, tidak baik jika kakak terlalu sering makan makanan luar. Makanan buatan ku jauh lebih sehat kak"

"aaaaahhhhh adiku yang paling aku sayangi. Terimakasih sayang" ucap Sasori nampak terharu kemudian mengecup pipi sang adik sebelum berlari menuju pintu utama dan meninggalkan kediaman Haruno

"selamat menikmati kakak....ku tersayang" gumam Sakura menyeringai sambil memandang punggung sang kakak yang perlahan menjauh dan hilang dibalik pintu
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Disebuah kantor tepatnya didalan salah satu ruangan nampak seseorang dengah bersandar dikursi kebesarannya. Ia bersidekap dada sambil menatap datar tumpukan berkas dan layar laptopnya bergantian. Entah apa yang tengah ia fikirkan saat ini namun sebuah sambungan intercom membuyarkan lamunan nya. Ia kembali mendudukan diri dengan benar saat sang sekertaris mengatakan jika ada tamu yang tengah mencari dirinya.

CEKLEK
"kau....." gumam Sakura sambil menatap datar sosok didepannya

"Sakura....kau baik-baik saja kan? Aku mencari-cari mu. Kenapa kau tidak menjawab telfon atau pesan ku"

"aku tidak punya kewajiban untuk menjawab pesan mu"

DEG
"kenapa dengan Sakura, dia ketus sekali. Apa aku melakukan kesalahan" batin Utakata

"maafkan aku Sakura jika aku memiliki kesalahan tapi bukankah kita harus kembali membi...."

"tidak perlu..."potong Sakura dan sontak membuat Utakata yang tengah berdiri tepat didepan meja kerja Sakura menjadi tertohok

"tidak perlu lagi membahas soal itu. Aku dan Sasuke tidak pernah mendapat gangguan lagi. Kami bahagia saat ini dan jika kau terus saja ikut campur maka kau hanya akan mengacaukan segalanya" lanjut Sakura

"tapi Sakura aku hanya ingin membantumu dan juga soal Itachi bu...."

"kau tidak perlu lagi membantuku. Dan soal Itachi kau tidak perlu khawatir, tidak lama lagi aku yakin dia akan keluar dari penderitaannya"

Belum sempat Utakata menjawab Sakura sudah memanggil petugas keamanan untuk mengusir Utakata keluar dari lingkungan kantor. Sakura berulang kali mengumpat karena kesal dengan Utakata yang selalu ikut campur dalam urusannya.

"bajingan itu..." geram Sakura marah dengan mata yang memicing
.
.













Jangan Lupa Vote & Comment ya🙏

Your Soul "Chapter 2"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang