Pertemuan Kembali

1.6K 177 17
                                    

Vote Dulu ya❤️
————————————————————————



Tidak terasa satu bulan telah berlalu, kondisi Sasuke pun masih tidak menunjukkan perkembangan yang berarti sehingga membuat keluarga besar Uchiha sangat khawatir. Pembatasan sosial yang sempat diberlakukan dalam perawatan Sasuke pun perlahan mulai dilonggarkan. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya perawatan yang tengah Sasuke jalani. Secara bertahap dokter perlahan mengizinkan ditingkatkannya jam kunjungan untuk Sasuke agar Sasuke dapat kembali bersosialisasi dengan orang-orang terdekatnya yang diharapkan dapat sedikit mengurangi kepedihan yang Sasuke keni tengah rasakan.

Walaupun tidak membantu banyak tapi setidaknya setelah hampir dua minggu dari diberlakukannya jam kunjungan bebas untuk Sasuke kini Sasuke nampak sedikit lebih tenang. Ia yang biasanya akan histeris ketakutan saat melihat tangan kanannya perlahan mulai berkurang bahkan Sasuke yang sering berteriak-teriak dan menangis pun sudah sedikit berkurang jika dibandingkan dengan bulan lalu.

"kurasa kita bisa memulai tahap selanjutnya mulai besok" ucap sang dokter sambil mengamati Sasuke yang kini tengah menatap kosong Naruto yang tengah melucu bersama teman-temannya yang lain

Itachi beserta Fugaku dan Mikoto yang kini tengah berdiri didekat sang dokter langsung menatap intens dokter tersebut dengan tatapan cukup terkejut.

"kurasa kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Kondisi Sasuke tidak menunjukkan perkembangan yang cukup berarti selama dalam masa perawatan. Sebagai dokter saya khawatir jika tetap dibiarkan kondisinya perlahan akan mengalami kemunduran" ucap sang dokter seolah mengerti arti dari tatapan keluarga Uchiha didepannya ini

"apa tidak beresiko dok?" tanya Mikoto khawatir

"sebenarnya ini cukup berisiko karena seperti yang dulu pernah saya jelaskan. Jika pasien tidak bisa menerima kenyataan dan berakhir dengan dia yang semakin menyalahkan dirinya sendiri maka resiko terberatnya adalah pasien akan benar-benar menjadi gila. Tetapi dalam kasus Sasuke cukup berbeda, dari yang kami amati selama ini semakin hari Sasuke semakin menyesali dirinya sendiri, sikapnya yang semakin diam akhir-akhir ini bukanlah hasil dari perkembangan yang baik tapi merupakan suatu bentuk dari depresi yang semakin berkelanjutan. Sebenarnya cukup baik saat dlu Sasuke berteriak dan menangis karena dengan begitu ia bisa meluapkan emosi dan kesedihannya, tapi dengan diamnya yang seperti sekarang kami khawatirkan ia tengah menumpuk dan menahan bebannya didalam hati dan ini sangat berbahaya karena akan menyebabkan kejiwaannya semakin terganggu"

"lakukan apapun yang terbaik untuk putra kami dokter" ucap Fugaku mantap

"baik tuan. Setelah ini kita keruangan saya, kita urus pemberkasan dan kita harus meminta persetujuan dari keluarga Sakura terlebih dahulu"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
CEKLEK
Pagi ini Sasuke hanya menatap kosong pada dua sosok yang baru saja memasuki kamarnya. Disana Fugaku dan Mikoto datang dengan  membawa kursi roda untuk putra bungsu mereka ini.

"sayang...ayo ikut ibu dan ayah" ucap Mikoto setelah mengelus dan mencium kepala putra bungsu mereka ini

Sasuke hanya bungkam seolah tidak mendengar permintaan sang ibu. Setelah fugaku menepuk pelan punggungnya akhirnya Sasuke pun bergerak dan menuruti saat sang ayah yang mulai menuntunnya menuju kursi roda.

"kau merindukan Sakura bukan?" ucap Mikoto lembut setelah ia berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan Sasuke yang telah duduk dikurai roda

Mata Sasuke seketika membulat saat mendengar perkataan dari ibunya itu. Mulutnya berkedut seakan ingin mengucapkan sesuatu,namun Sasuke tak mampu mengeluarkan sepatah katapun selain hanya diam dan hanya menatap penuh harap pada wajah ibunya. Bahkan kini Mikoto hanya mampu tersenyum tipis saat melihat mata Sasuke yang kembali memerah dan berkaca-kaca.

Your Soul "Chapter 2"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang