Menghilang

1.1K 126 3
                                    

Vote Dulu ya❤️
————————————————————————


Sudah beberapa jam Sasori mengerang kesakitan sambil bergerak gelisah dan memegang perut serta kepalanya. Utakata sejak tadi menatap cemas Sasori yang kini tengah berada tepat didepannya. Dokter sudah memeriksa Sasori sejak dua jam lalu bahkan Sasori sudah diberi obat dan suntikan namun bukannya membaik Sasori malah terlihat bertambah buruk.

"sial!!obat itu kenapa tidak bekerja" geram Utakata sambil mencoba memberi air minum hangat untuk Sasori namun suara seorang pelayan membuat Utakata menoleh dengan cepat

"ada apa?"

"maaf tuan, baru saja dokter Han menelfon jika ia akan terlambat kemari karena terjebak kemacetan. Ia berkata jika kondisi tuan Sasori semakin buruk lebih baik tuan Sasori segera dibawa kerumah sakit"

DEG
Utakata seketika membulatkan matanya saat mendengar perkataan dari sang pelayan. Tidak mungkin fikirnya, jelas-jelas dua jam lalu dokter baru saja kemari untuk memeriksa Sasori.

"bukankah tadi dokter itu sudah datang?"

"maaf tuan, tidak ada siapapun yang datang kerumah ini" ucap si pelayan bingung

"astaga jika dokter itu belum kemari lalu yang tadi kemari siapa??lalu apa yang dia berikan pada Sasori" batin Utakata sambil menatap takut Sasori

Dengan tergesah akhirnya Utakata menggendong Sasori dipunggungnya, segera berjalan kelantai bawah dan meninggalkan kediaman Haruno untuk membawa Sasori kerumah sakit.

"bertahanlah Sasori..." batin Utakata sambil mengemudi dengan kecepatan tinggi
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sasuke tengah menatap langit malam melalui balkon kamarnya. Fikirannya begitu kalut, ia benar-benar gelisah saat ini. Perkataan Shikamaru tadi siang benar-benar mengganggunya, belum lagi saat ini Sakura entah berada dimana, sejak mereka bertemu tadi siang sampai sekarang Sakura tidak bisa dihubungi. Begitupun dengan Sasori, Sasuke hampir mengumpat karena kesal akibat kakak dari kekasihnya itu ikut-ikutan menghilang. Oke saat ini kakak beradik Haruno itu bagai hilang ditelan bumi.

Jika saja kaki Sasuke sudah dapat digunakan untuk menyetir maka sudah dapat dipastikan jika ia sudah meluncur untuk mencari kekasihnya itu. Sayang sekali karena saat ia akan meminta sopir mengantarnya malah si sopir diperintahkan oleh sang ibu untuk kerumah sakit agar mengantarkan perlengkapan Itachi.

"cih...sial!!" batin Sasuke kesal, ia merasa benar-benar tidak berguna saat ini
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Seorang pria dewasa memasuki kediamannya dengan perlahan diikuti wajah curiga. Sepi sekali fikirnya, walau rumah ini besar dan tidak terlalu banyak penghuninya namun suasananya tidak pernah semencekam ini. Seketika ia mengusap tengkuknya yang terasa dingin dan mempercepat langkahnya untuk mencari dimana para penghuni lainnya.

"tu...tuan...a..anda sudah kembali"

"dimana Sasori dan Sakura?" tanya langsung Kizashi pada seorang pelayan yang kini memandangnya dengan wajah terkejut

"tu...tuan Sasori sakit dan dibawa oleh temannya kerumah sakit konoha sedangkan nona Sakura sejak pagi sampai sekarang belum juga kembali tuan"

"APA!!" ucap Kizashi dengan ekspresi terkejut dan tanpa memperdulikan pelayang itu ia secepat kilat berlari menuju mobilnya kemudian segera menuju rumah sakit. Dalam perjalanan menuju rumah sakit Kizashi berulang kali mencoba menghubungi Sakura namun tidak ada jawaban sama sekali

"Sakura...kau dimana nak???" batin Kizashi risau
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
CEKLEK
Walau samar namun Sasuke dapat mendengar jika ada yang baru sajamembuka pintu kamarnya. Ia sempat menolah namun saat tak mendapati siapapun maka ia mengacuhkannya dan kembali menatap langit malam.

Your Soul "Chapter 2"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang