❤26-PENGHIANAT❤

20.4K 1.4K 637
                                    

VOTMEN
By:@Rahmawati Duu
#RD


Buat temen temen yang udah bosan di rumah aja, suaranya mana?👉

Kalian baca Chapter ini pagi, Sing, Sore, apa melem👉




_______________
________________________

Senin adalah satu kata keramat yang berhasil membuat para siswa dan siswi mengumpat serapah di hari itu, mendengarkan kata itu saja membuat mereka memutar bola mata malas, dengan wajah yang di tekuk.

Tiga puluh menit sudah berlalu dan upacara tak kunjung selesai, ya sudah tak asing lagi bukan, jika di hari senin pagi para pelajar akan mengikuti upacara bendera. Walaupun sudah menjadi agenda seminggu sekali tetap saja banyak Siswa yang sering mengeluh dan berharap mentri pendidikan menghapusnya.

Sama hal yang dirasakan oleh seluru siswa dan siswi Briandika, saat ini mereka tengah berdiri tegak sambil menatap kearah kepala sekola yang hari ini menjadi pembina upacara.

Tak ada yang berani bergerak, tak ada yang bersuara semuanya tampak membisu dengan badan kaku. Pak Broto, si kepala sekolah yang terkenal keras dan di siblin. Bukan hanya itu, di belakang barisan para siswa dan siswi Briandika sudah berdiri Dua guru perempuan yang terkenal kiler, siapa lagi jika bukan bu marti dan bu Nilam.

Bu marti berdiri tepat di belakang barisan dengan penggaris besi yang panjang, seraya sorot mata yang mengerikan. Sendangkan bu Nilam tengah bersedekap dada di sebelah kanan barisan, tangannya memegang gunting bersiap untuk merazian para siswa yang rambutnya panjang.

"Kejadian seminggu yang lalu masi saja menghantui pikiran saya, sepanjang sejarah nggak ada namanya Briandika ikut tauran! sepanjang saya menjabat nggak ada yang namanya pemberontakan kaya kemaren," ucap pak Broto dengan sorot kekecewaan.

Pak Broto tampak mengusap pangkal hidungnya, lalu menghembuskan nafasnya dengan kasar.

"Namun saya juga tidak bisa menutupi fakta yang ada, jika para siswa yang ikut tauran kemaren memang tidak salah! apa yang mereka lakukan di dasari dengan keterpaksaan, saya sendiri tidak tau harus melakukan apa jikalau mereka tak ada kemarin!" ucap pak Broto sambil menatap anak anak yang sengaja di bariskan tersendiri, merekalah para siswa yang kemarin bertarung mempertahankan kehormatan sekolah.

"Itulah alasan saya mengapa tidak mengskors mereka, kami sepakat untuk memberi mereka hukuman yang ringan."

"Saya selaku kepala sekolah mengucapkan terimakasih kepada kalian yang sudah rela mengorbankan nyawa demi nama baik sekolah!" ucapan terimakasih pak Broto menjadikan penutup amanat pagi ini.

Pak adam si wakasek tampak keberatan, guru yang satu itu tampak kesal akan keputusan kepala sekolah, berbeda dengan bu marti dan bu Nilam yang tersenyum bangga pada sekelompok siswa laki laki yang selama ini terkenal bandel.

"Seumur umur nanti ini gue di senyumin sama tu guru kiler," kata Eza sambil cengegesan.

"Ya allah mimpi apa gue semalem di kasi tepuk tangan sama seantero sekolah," ucap Gilang tatapannya tertuju pada langit.

Leo merangkul kedua kepala temannya itu, "makanya lo berdua ucapin terimakasih sama gue, kalo bukan gue kita nggak akan menang tauran kemaren." Ucap Leo menyombongkan diri.

"Najis," ucap Reyhan melirik ketiga temannya.

Di samping itu Viona tengah asik bertepu tangan dengan heboh, cewek satu itu tampak sangat kagum kepada barisan cowok berandal Briandika. Nala menatapnya tanpa minat, memangnya apa juga yang harus di banggakan pada mereka, hobinya ngerusu saja enakan mereka yang berprestasi bukan.

DARKASYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang