❤34-PARASIT?❤

12.8K 1K 369
                                    

VOTMEN
@RahmawatiDuu
#RD
______________
______________________

Zena menatap Darka dan perempuan yang berdiri tepat di depannya, tatapannya tak dapat dibaca oleh mereka semua.

"Zena...." sapaan Gilang tidak di indahkannya, gadis itu terus saja menatap kedua insan yang saat ini hanya diam menatapnya juga.

Hingga pergerakan tiba tiba Zena membuat mereka semua melongo tak percaya.

Dugan mereka semua jika Zena akan menarik dan menjambak Risa salah, meneriaki perempuan yang saat ini menatap Zena tanpa kedip juga tidak di lakukan Zena.

Zena menarik mineral yang di pegang Darka, merampasnya lalu tanpa aba aba meneguknya hingga menghabiskan bekas minum Darka yang memang tinggal setengah.

"Ya ampun Zena, lo minum apa kesetanan." Ucap Eza tak kala melihat Zena yang tak ada manis manisnya dalam meneguk mineral milik Darka yang tadi di berikan Risa.

"Sssttt.... diem, Zena haus ada yang ngomong lagi Zena hisap darahnya." Kata Zena menatap Eza sinis, namun hal itu tidak bisa menutupi matanya yang berair.

Mendengar ucapan penuh ancaman milik Zena membuat Eza menelan ludahnya dalam dalam.

Darka berjalan dan berhenti tepat di depan Zena, memegang kedua bahu gadis itu memintanya untuk menatap mata tajam milik Darka.

"Ngapain ke sini?" tanya Darka dengan Aura yang menakutkan, tatapannya tajam menusuk mata Zena.

Jujur saja Zena di buat takut, namun mengingat rasa sakit yang masih belum sembuh di dadanya membuat gadis bermata coklat itu menepis segala ketakutannya.

Zena memalingkan wajahnya "Nyamperin pacar selingkuh!" sinis Zena namun dengan suara bergetar, entah mengapa Darka tidak suka mendengar kalimat itu.

"Sejak kapan ke sini," tanya Darka kali ini sudah mendekap kedua sisi wajah Zena dengan telapak tangan besarnya.

"Udah dari tadi, sebelum kaka balapan. Kenapa, Enggak suka? Tenang aja Asya baru liat adegan pelukan ko, enggak lebih dari itu." Zena meninggikan suaranya, membuat orang orang yang memperhatikan mereka semakin penasaran.

Zena menghempaskan tangan Darka dari wajahnya, menjaga jarak dengan cowok berstatus pacarnya itu.

"Gue rasa lo salah paham, gue cuma..." Risa bersuara berniat membela diri.

"Aku enggak ngomong sama kamu," sinis Zena, sangat kentara Zena tak menyukai Risa.

Terdengar helaan Nafas kasar dari Darka, Zena salah paham kepadanya dan Risa.
Tapi saat ini yang terpenting untuk Darka hanyalah keselamatan zena, tempat ini berbahaya untuk gadis itu mengingat juga Volker belum beranjak pergi dari lingkungan sekitar.

"Gue anter pulang!" terdengar nada perintah dari ucapan Darka.

"Enggak perlu!" tolok Zena

"Pulang Asyaa...." perintah Darka yang masih tidak di setuju si gadis.

"Enggak!"

"Cukup Zena! Pulang sekarang!" Bentak Darka membuat Zena yang sejak tadi menahan air matanya kini runtuh dengan derasnya.

"KENAPA, kenapa harus Asya yang pergi! Kenapa bukan dia...." Zena menunjuk cewek yang sejak tadi terlihat gelisah, dengan sebisa mungkin Zena menahan isakannya.

Leo yang sudah tidak tahan lagi segera memeluk Zena, menenagkan gadis yang kini tengah menahan isakannya. "Zen udah ya...." tangan Leo mengusap kepala Zena, tatapannya tidak luput dari tatapan Darka.

DARKASYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang