VOTMEN
By: @rahmawatisaifulduu
#RD🚫{Jangan lupa Follow akun IG @rahmawatiduu02 dan IG @rd_Wattpad02}🚫
______________
________________________Deg
Zena menangis membuat semua orang panik di buatnya. Zena tak bisa berkata apa apa lagi, air matanyalah yang menjadi saksi bisu antara iya dan si penelpon.
"B-bang ken jahat sama Asya hiks...hiks..." ucapan Zena membuat semua orang yang berada di ruangan itu diam tak berkutip.
"Abang kenapa baru hubungin Asya hiks...hiks..., nggak tau apa kalo Asya kangen." Setiap kalimat yang di ucapkan Zena membuat kevin sinta dan Darka terdiam kaku.
Sinta mencengkram lengan kevin, menatap sang suami dengan berbagai pertanyaan. Namun bukannya jawaban yang di dapatkan olehnya, melainkan gelengan.
Orang yang menghubungi Zena adalah Kenand, putranya. Apakah sinta harus mempercayai ini? Ini terlalu rumit untuk iya pahami.
"Hey jangan menangis Baby? jangan lakukan itu abang tidak suka, jangan menangis lagi!"
Ingin rasanya Zena mengatakan iya, dia menangis dan itu karna kakanya, kaka yang sudah berbulan bulan tak mengabarinya, membuat Zena berasumsi yang tidak tidak.
"Untuk apa Asya menangis, nggak ada gunanya. Lagian juga cuma bang ken doang nggak ada pengaruh sama sekali," ujar Zena lalu mengusap air matanya, mencoba untuk tidak menangis karna kerinduan kepada saudara laki lakinya.
Kenand terkekeh, dia melihat langsung bagaimana Zena hancur waktu itu, menangis tersedu sedu hanya karna dia tak memberi kabar kepada adik perempuannya itu. Dan lihatlah bagaimana dia berbohong saat ini.
"Baby, sungguh tidak rindu padaku? Aku ingat dulu kau meminta abang gantengmu ini, untuk pura pura jadi pacarmu hanya karna kamu tidak ingin terlihat jomlo di depan teman temanmu,"
Zena memutar matanya malas, bisa bisanya kakanya masih mengingat kejadian dua tahun lalu, dimana Zena merengek meminta kakanya untuk ke singapura hanya untuk menemaninya pergi ke acara ulangtahun temannya.
"Yang pertama Asya nggak rindu sama abang, yang kedua Asya terpaksa karna Asya nggak mau pergi sama orang lain, lebih tepatnya papa nggak akan ngizinin Asya kalo pergi sama yang lain, jadi tuan Kenand apa anda paham?"
Kenand tertawa geli di sebrang sana, adik kecilnya memang tak pernah berubah.
"Ya ya ya, hari ini kau akan memulai pengobatanmu kan? Abang harap kau tak menyerah Baby, abang tau kau adalah gadis yang kuat, abang tak bisa menemanimu karna itu berjajilah kau akan sembuh."Kenand bicara teramat lembut, bahkan hal itu memancing air mata Zena lagi dan lagi. Zena menggigit bibir bawahnya menahan isakan yang mungkin akan keluar sebentar lagi.
"Asya janji! Asya bakal sembuh bang." Zena meremas rok selututnya, nafasnya memburu.
"Abang menyayangimu Baby!"
Tubuh Zena merosot ke lantai, bertepatan dengan matinya sambungan telpon di ujung sana. Zena menangis, menyembunyikan fakta jika dia amat merindukan kakanya. Zena dan Kenand adalah sepasang saudara yang saling menyayangi karna itu Zena tak bisa jauh jauh dari sang kaka.
Darka mendekap tubuh Zena dalam pelukannya, matanya menatap Kevin yang kini tengah menenangkan sinta yang juga ikut terisak.
Kedua tatapan itu seolah olah tengah berbicara, menyampaikan segala keganjalan yang terjadi.
*****
Dua hari sudah berlalu, gadis yang tengah terbaring lemah di atas brangkar rumah sakit terlihat pucat dan letih. Di hidungnya terdapat selang oksigen yang membantunya untuk bernafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARKASYA
Teen FictionMULAI=Kamis/02 april 2020/ AKHIR =Minggu/06 Desember 2020/ {PART MASIH LENGKAP💯} _____________ Namanya Darka Argawijaya, si ketua Gengster dengan wajah dingin dan datar, yang ketampanan wajahnya di gadang gadang setara dengan dewa yunani. Menurut...