❤30-PERASAAN❤

16.4K 1.3K 242
                                    

VOTMEN
By: @Rahmawatisaifulduu
#RD

Karna udah lama nggak Up baiknya kalian baca dari Chapter yang kemaren2 ya...

Selamat membaca.....

_______________
_______________________
Zena berjalan tak tentu arah, wajahnya di tekuk dengan masam. Bibirnya bergumam tak jelas. Sikapnya itu membuat orang orang yang Berada di koridor menatapnya dengan heran.

Ucapan Reyhan terus saja berputar putar di kepalanya, maksud dari ucapan Reyhan sebenarnya apa?. Oh tuhan apa lagi ini?!.

Namun ucapan Reyhan tadi seolah olah menyadarkan Zena dengan sesuatu. Jujur saja alasan zena masih berada di sisi Darka di karenakan iya menyetujui perkataan Rian di tempo hari.

Zena ingin mendapatkan semua jawaban dari pertanyaannya, Kenand kakanya adalah mantan ketua Gengster angkatan sebelas, lalu Darka mengatakan kakanya punya hutang! Zena ikut setuju dengan Rian, kakanya bukan terlahir dari keluarga miskin, mereka berada di kategori mampu, bahkan sangat mampu. Lalu mengapa kakanya tak bisa membayar  hutang yang di maksud oleh Darka. Jawabannya sangat simpel karna hutang yang di maksud bukanlah hutang materi namun nyawa.

Pertanyaan Zena apa maksud dari hutang nyawa itu? Apa kakanya sudah melakukan kejahatan, sampai membaut seseorang kehilangan nyawa? Jika iya mengapa Darka malah mengatakan bahwa iya mempunyai kewajiban untuk melindungi Zena, ah ralat Gengster juga melakukan hal yang sama.

Tidak hanya sampe di situ saja, Rian? Kenapa cowok itu sangat membencinya, apa kesalahan Zena? Muak karena zena selalu menjadi prioritas Gengster itulah alasan yang di katakan Rian. Zena bukan gadis bodoh yang langsung percaya dengan ucapan sarkas Rian.

Dan yang paling penting dari segalanya tentang seseorang yang akhir akhir ini terus menteror Zena. Orang yang menginginkan Zena menderita hingga Zena mati dengan perlahan.

Sunggung pikiran Zena di buat kalut, rasanya iya ingin menangis, menjerit melampiaskan kekacauan hatinya.

Tujuan Zena ke indonesia untuk membahagiakan dirinya sendiri, Zena sudah cukup tertekan dengan penyakit yang iya miliki, Zena capek menangis tapi dia juga tak bisa tertawa saat berangsur angsur masalah datang menyelimuti dirinya.

Dan ucapan Reyhan hari ini membuat sesuatu di lubuk hati Zena terasa resah, 'kalo lo nggak nyaman sama Darka, mending lo jauhin dia'.

Entah mengapa rasanya sesakit ini mendengar ucapan sederhana itu, di satu sisi Zena juga tak ingin terus menerus berada di sisi Darka, gadis itu terlalu takut, cowok itu terlalu bahaya untuk di dekati.namun di sisi lain sesuatu dalam dirinya memaksa untuk tetap tinggal di sisi cowok itu, Darka memang berbahaya namun entah mengapa Zena merasa aman berada di jangkawan cowok itu.

Zena tak mengerti dengan perasaanya saat ini, dia bingung! Bingung dengan pikiran dan hatinya. Jika pikirannya mengatakan untuk pergi namun tidak dengan hatinya yang memilih untuk menetap.

Siapa saja tolong katakan ada apa dengan Zena saat ini, gadis itu terlalu polos untuk mengartikan perasaannya sendiri.

****

"Om nyuruh saya kesini?" tanya Darka saat iya baru saja masuk kedalam ruangan milik seorang Direktur perusahaan ternama.

Darka bergegas meninggalkan sekolah saat iya di hubungi langsung oleh Kevin Almaira. ayah kandung Zena, gadisnya.
Kevin meminta Darka untuk menemuinya secepatnya, katanya ada hal penting yang harus mereka bahas.

"Duduklah dulu!" ucap kevin sambil menunjuk kursi yang membatasi tempatnya dan darka. Darka hanya menganguk lalu duduk tepat di depan pria dewasa itu.

DARKASYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang