"Papa dimana sih? Kenapa belum datang juga?"
Yoobin masih berdiri di depan gedung Sekolah Taman Kanak-Kanak tempat ia menuntut ilmu. Teman-temannya sudah terlihat dijemput satu-persatu. Kini hanya ia seorang diri yang masih menunggu kedatangan Ayahnya, meskipun masih ada seorang guru yang masih menemaninya.
"Aduh, nomor Papanya Yoobin tidak bisa dihubungi." Ujar sang Guru.
"Benarkah?" Tanya Yoobin dengan raut wajah sedih.
"Tidak apa-apa, Bu Guru akan temani Yoobin sampai Papanya datang ya."
"Yoobin mau pulang sendiri saja, Bu Guru..." Celetuk anak itu.
"Jangan. Papa Yoobin sudah tak mengijinkan Bu Guru untuk membiarkanmu pulang sendiri lagi, jangan membuat Bu Guru dan Papamu khawatir." Sahut sang Guru.
Yoobin pun terdiam, ia bersi keras memutar otaknya untuk mencari cara bagaimana agar dirinya bisa pergi secepat mungkin dari sekolah.
"Bu Guru, Yoobin haus. Air di botol milik Yoobin sudah habis." Ucapnya.
"Tunggu sebentar ya, Bu Guru akan ambilkan kamu air di dalam. Jangan kemana-mana, okay?" Ujar sang Guru yang bergegas masuk ke dalam gedung sekolah lagi.
Setelah memastikan Guru nya sudah pergi, Yoobin pun berlari secepat mungkin menuju pintu gerbang. Ia nekat melakukan hal itu karena kesal sudah menunggu lama, Yoobin pun memilih untuk pulang seorang diri meskipun ia sudah dilarang keras oleh Ayahnya.
Saat Gurunya kembali, ia pun terkejut dan shock saat mengetahui Yoobin tak ada disana. Lalu dengan segera ia mencoba menghubungi Yujun tapi nomornya terus tidak aktif.
#
Sementara itu, disisi lain Jung Yujun sedang disibukkan dengan pekerjaannya yang tiba-tiba menumpuk. Terlihat daftar kedatangan tamu mendadak jebol di layar komputer. Ia bahkan tak sadar jika baterai ponselnya low-bat.
"Haduh! Kerjaanku tidak selesai juga!" Batinnya. Disisi lainnya juga ia hendak berusaha menghubungi Hyunwoo beberapa kali namun ia baru sadar jika ponselnya tidak aktif. Saat ini ia benar-benar khawatir dengan keadaan Yoobin sampai merasa tidak tenang. Ia pun bergegas pergi setelah meng-over handle kerjaannya kepada staff lainnya.
Saat ini Jung Yoobin berjalan sambil melamun menelusuri jalanan yang sering ia lewati setiap hari. Tempat tinggalnya memang tidak terlalu jauh dari sekolah, tapi harus melewati jalan raya yang penuh dengan kendaraan barlalu lalang.
( Jung Yoobin's Ilustration cr : Pinterest )
Sampinya di depan zebra cross, Yoobin menunggu kendaraan yang melintas lewat agar bisa menyebrang. Dengan cepat ia berlari menelusuri zebra cross setelah rambu tanda menyebrang menyala. Namun, musibah tetap tak bisa dihindari.
"AAAAAKKKKHHHH!"
Semua orang yang melintas disana pun terhenti saat melihat seorang anak kecil terserempet oleh pengendara mobil yang melanggar lalu lintas. Orang-orang yang ada disana berlarian menghampiri anak itu untuk menolongnya. Jung Yoobin, ia tergeletak kesakitan dan menangis kencang di atas aspal. Sementara itu, pengendara yang menyerempet Yoobin dengan cepat kabur dari sana karena tak mau bertanggung jawab.
"Nak, kau baik-baik saja?!" Seorang wanita paruh baya berusaha menopang kepala Yoobin yang tadinya sudah tergeletak di jalanan. Sementara itu Yoobin hanya bisa menangis kesakitan dan juga tampak gemetaran. Beberapa orang berusaha menghubungi pihak yang berwajib dan juga pihak rumah sakit.
Setelah beberap saat, mobil ambulan pun datang untuk membawa Yoobin ke rumah sakit.
#
"Halo, Ibu? Sudah sampai dimana? Ayah baru saja dipindahkan ke ruang ICU."
Terlihat saat itu Hayeon sedang menelpon di depan pintu ruang ICU, wajahnya tampak murung.
"Ibu baru saja berangkat dari bandara, jalanan macet sekali."
"Baiklah. Ibu hati-hati saja, aku yang akan urus Ayah dan segalanya disini."
Usai bicara dengan Ibunya melalui telepon, Hayeon pun menuju tempat administrasi untuk mengurus berkas-berkas agar Ayahnya bisa mendapat perawatan lebih lanjut.
"Permisi, saya wali dari pasien atas nama Jeong Yeonhwi."
Saat Hayeon sibuk mengurus administrasi, tiba-tiba pandangannya teralihkan dengan brankar yang sedang di dorong oleh beberapa perawat dari pintu masuk ke dalam gedung rumah sakit.
"Ju-Jung Yoobin?!" Ucapnya saat melihat dengan jelas Yoobin tergeletak lemas diatas brankar yang sedang di dorong menuju ruang darurat. Ia pun dengan cepat menyelesaikan administrai lalu segera menyusul Yoobin dengan perasaan cemas dan khawatir.
"Jung Yoobin!"
Ia pun berhasil mengejar Yoobin yang sedang dubawa oleh beberapa perawat. Rasa khawatir dan kecemasannya mulai menjadi-jadi saat melihat lengan dan lutut Yoobin berdarah.
"Permisi! Apa yang sudah terjadi dengan anak ini?" Tanyanya.
"Apa anda kenal dengan anak ini?" Sang perawat bertanya balik.
"Iya! Aku kenal dengan keluarganya!" Jawab Hayeon dengan spontan.
"Anak ini baru saja diserempet oleh mobil, lukanya tidak begitu parah namun kami harus tetap mengecek lebih dalam lagi keadaannya."
"A-Apa?!" Ucap Hayeon yang tak menyangka akan hal itu.
"Tolong anda tunggu diluar dulu, kami akan memberi pertolongan pertama pada anak ini." Ujar sang perawat.
"Baiklah. Mohon selamatkan anak ini apapun yang terjadi!" Pinta Hayeon.
Saat Yoobin sedang mendapat penanganan, segera mungkin Hayeon menghubungi Hyunwoo agar mengabari Ayahnya Yoobin.
#
Setelah 1 setengah jam berlalu, Jung Yujun dan Choi Hyunwoo pun tiba dirumah sakit. Keduanya tampak terburu-buru dengan raut wajah yang penuh kecemasan. Sampinya di tempat tujuan, mereka berdua dikejutkan dengan Yoobin yang sedang duduk dipangkuan Hayeon. Anak itu tampak tertidur dengan tenang sambil di dekap oleh yang memangkunya.
"Yoobin!" Panggil Yujun.
to be continued...
Hai para readers ~
Tolong bantu vote dan comment ya agar saya semangat membuat ceritanya hehe
Don't be ghost readers ya chingu^_^
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Dad! || Jung Yujun of xikers
Romance"Papa! Gendong!" Seru anak laki-laki yang bernama Yoobin yang menggemaskan itu. Ia sangat manja saat bersama dengan Ayahnya yang terlihat masih sangat muda. Ketika Yoobin... . . . . . . . . . . . . Main Cast : - Jung Yujun - Jung Yoobin (as Yujun's...