Bagian 1

290 122 306
                                    

Gambar: Kamar Putri Neona
Sumber gambar: Pinterest

Angin berhembus sangat kencang, membuat beberapa daun jatuh dari pohonnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Angin berhembus sangat kencang, membuat beberapa daun jatuh dari pohonnya. Sepertinya akan turun hujan yang sangat deras hari ini.

Seorang perempuan yang membawa beberapa kertas di tangannya berjalan kearah tukang fotokopi yang dipenuhi beberapa mahasiswa.

"Kak, rangkap 4 ya." Wanita itu menyodorkan kertas itu pada salah satu kakak-kakak. Kakak itu kemudian mengambil kertas yang dipegangnya.

Wanita tersebut menatap sekeliling kampus.

Ah, 3 tahun yang sangat berarti di kampus ini, batinnya.

Namanya Neona, mahasiswa tingkat akhir. Hanya tinggal menunggu sidang tugas akhir, lalu ia resmi dinyatakan lulus dari kampus ini. Banyak sekali jatuh bangun yang dilaluinya. Dari awal masuk kuliah sampai pengerjaan skripsi ini.

"2000 dek." Kakak fotokopi itu mengembalikan kertasnya.Neona lantas mengeluarkan lembaran uang 2000.

"Neona! Neona!"

Neona menoleh ke arah suara. "Kau tidak perlu berteriak seperti itu Syifa. Kita tidak sedang di gua." Neona menggerutu.

Syifa berjalan di samping Neona dan Syifa tertawa. Mereka berjalan ke arah gedung kampus.

"Bagaimana? Sudah ada jadwal sidang?" Syifa mencari topik pembicaraan

"Sudah, aku sidang hari kamis minggu depan." Neona menunjuk jarinya ke wajah Syifa. "Kau harus datang menyelamatiku."

Syifa melipat jari itu. "Tentu saja. Kau harus menjawab dengan benar. Pengujimu sangat killer. Mudah-mudahan saja kau selamat ketika sidang."

Neona mendecak. "Tidak perlu menakut-nakuti, tanpa ditakuti aku juga sudah takut. Buat makin berdebar aja."

Syifa tertawa lagi.

"Omong-omong Fa. Bagaimana skripsimu?"

Itu adalah topik yang tidak disukai Syifa. Syifa menghela napas keras. "Ya begitulah.
Belum ada tanda-tanda bisa sidang. Masih banyak sekali revisian yang dikasih pak Agik."

Neona menepuk pundak Syifa. "Jangan sedih seperti itu. Kau harus tetap semangat. Sedikit-sedikit pasti selesai juga."

Syifa mengangguk lemah.

"Semangat!" Neona berteriak.

Teriakan itu membuat Syifa mengelus dadanya terkejut. "Astaga."

Neona tertawa lalu mengarahkan pandangannya ke belakang Syifa.

"Your support system sudah datang." Neona menujukkan ke belakang Syifa.

Laki-laki itu sudah berdiri di dekat mereka. "Hai Neona. Gimana skripsinya? Sudah ada jadwal sidang?"

SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang