Bagian 11

91 66 42
                                    

Gambar: Tempat Neona dan Ratu Anna Merangkai Bunga
Sumber: Pinterest

"Dimana istrimu?" Elenio menanyakan hal itu sambil mengayunkan pedangnya ke arah Helios

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dimana istrimu?" Elenio menanyakan hal itu sambil mengayunkan pedangnya ke arah Helios.

Helios menangkis pedang Elenio. "Merangkai bunga."

"Tidak kusangka dia cepat beradaptasi dengan kehidupan kerajaan Orisha."

Helios tidak menggubsir ucapan Elenio. Ia memutuskan menurunkan pedangnya dan berjalan ke arah bangku yang berada tidak jauh dari lapangan tempat ia dan Elenio berlatih pedang.

"Kita hentikan saja latihannya. Aku sudah cukup lelah," ucap Helios, lantas duduk di salah satu bangku.

Elenio terkekeh pelan. "Dengan staminamu yang seperti itu. Lawan baru berapa langkah, kau sudah tumbang."

Helios hanya menatap tajam Elenio. Ia tau bahwa kawannya hanya bercanda.

"Kalian sedang berlatih?"

Helios dan Elenio sontak menolehkan kepala ke sumber suara.

"Kami sudah selesai berlatih Jerome," ucap Elenio.

Jerome mengangguk mendengar jawaban Elenio.

"Apa yang sedang dilakukan Neona? Aku mampir ke Istana Pangeran. Namun aku tidak menemukannya," ucap Jerome pada Helios.

"Dia sedang di Istana Utama dengan Ratu Anna," jawab Helios.

Jerome menganggukkan kepalanya. "Baiklah, aku akan menemuinya di Istana Utama. Sudah lama aku tidak menemuinya."

Helios menatap Jerome. "Kau tau sekarang dia istriku. Berhati-hatilah kalau kau tidak mau membuatnya dalam masalah."

Jerome tertawa sini mendengar hal itu. "Tentu aku yang paling tau apa yang harus kulakukan. Urus saja masalahmu."

Helios mengalihkan pandangannya. "Terserah kau saja. Aku hanya mengingatkan."

"Kemarin-kemarin kau ingin membunuhnya. Sekarang kau malah ingin melindunginya?"

Helios terdiam di tempatnya. Elenio yang memang sudah mengetahui maksud Jerome, menyuruh Helios untuk menahan emosinya.

"Kau tau. Aku lebih senang kalau Neona tidak sadarkan diri selamanya," ucap Jerome.

Helios lantas bangkit dari duduknya. "Apa maksudmu?" tanya Helios kesal.

Jerome tidak menjawab pertanyaan Helios. Ia malah tertawa meremehkan Helios.

Helios hendak mengayunkan pedang ditangannya. Namun Elenio sudah memegang lengan Helios. Menyuruhnya untuk menahan amarahnya.

Jerome lantas pergi meninggalkan Helios yang masih terbakar amarah.

Elenio menarik tangan Helios. "Duduklah. Kau harus menenangkan amarahmu."

Helios lantas duduk sambil meletakkan pedangnya secara asal.

SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang