Bagian 22

91 66 32
                                    

Neona membuka matanya perlahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Neona membuka matanya perlahan. Sekali, dua kali, bahkan berkali-kali Neona mengerjapkan matanya. Namun, apa yang dilihat oleh matanya saat ini masih sama. Kamar Istana Putri Kerajaan Altair.

Benar sekali, ia adalah Neona. Neona yang baru saja mendapat gelar sarjananya. Neona yang tadi malam baru saja menyiapkan baju untuk kepindahannya ke rumah Syifa. Namun, apa yang dilihatnya sekarang membuatnya terkejut.

Neona dengan gerakan kasar bangkit dari tidurnya dan duduk di tempat tidur.

"Kau sudah bangun?"

Pertanyaan tersebut membuatnya menolehkan kepalanya ke sisi lain tempat tidur.

"Helios?" tanya Neona terkejut.

Helios tertawa pelan. "Ada apa? Kau masih belum terbiasa melihatku ketika bangun tidur?"

Neona tidak menjawab pertanyaan Helios tersebut. Ia hanya menatap Helios, masih tidak percaya ia akan bertemu lagi dengan laki-laki di depannya tersebut.

Neona langsung membungkukkan badannya dan memeluk Helios yang masih dalam posisi rebahan.

"Aku, Maafkan aku. Waktu itu, aku, astaga apa yang harus kujelaskan pertama kali padamu. Aku minta maaf Helios," ucap Neona mencampur semua perkataannya.

Helios bangkit dari tidurnya dan mencoba melepaskan pelukan Neona.

"Kau minta maaf perihal apa?" tanya Helios hati-hati.

"Waktu itu. Tentang rencanaku untuk membunuh Ariana, dan juga_"

Belum selesai ucapan Neona, Helios langsung memeluknya.

"Kau kembali. Kau sudah kembali," lirih Helios berulang kali.

Neona membalas pelukan Helios. Air matanya turun tanpa bisa dihentikannya. Ia sangat rindu dengan pria yang sedang memeluknya tersebut.

Helios kemudian melepaskan pelukannya dan menatap Neona.

"Apa maksudmu aku kembali?" tanya Neona.

"Neona sudah menjelaskan semuanya padaku. Ah, maksudku Putri Neona yang asli," jawab Helios.

"Kau tau semuanya? Tentang duniaku juga?" tanya Neona terkejut.

Helios mengangguk.

"Lalu dimana Putri Neona sekarang? Kami sudah berada di tempat kami yang seharusnya," ucap Neona.

Helios menatap Neona sedih. "Kau tidak ingin kembali ke Kerajaan Altair?"

Neona mengibaskan tangannya dengan cepat. "Bukan seperti itu. Namun, kehidupanku di dunia asalku berbeda dengan kehidupan Putri Neona disini. Bila kami bertukar jiwa kembali, tentu Putri Neona harus menjalani kehidupanku yang menyedihkan," ucap Neona pelan.

Helios masih setia menatap Neona.

Neona lalu melanjutkan, "Aku harus mandiri. Tidak ada siapapun disisiku. Kecuali temanku, Syifa. Kau tau, Helios? Syifa di duniaku adalah adikmu," ucap Neona tanpa sadar membelokkan arah pembicaraan tersebut.

SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang