Bagian 10

94 66 55
                                    

Gambar: Dapur Istana Pangeran
Sumber: Pinterest

"Helios, kau sudah pulang? Bukankah kau bilang akan tinggal disa_" Ucapan Neona terhenti ketika ia melihat wanita yang berdiri di samping Elenio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Helios, kau sudah pulang? Bukankah kau bilang akan tinggal disa_" Ucapan Neona terhenti ketika ia melihat wanita yang berdiri di samping Elenio.

Syifa?! Tapi di dunia ini namanya tentu bukan Syifa. Batin Neona.

"Siapa?" tanya Neona pada Helios masih setengah terkejut.

"Kenalkan. Namanya Ariana. Mulai sekarang dia akan menjadi kepala dapur di Istana Pangeran," ucap Helios senang.

"Baiklah. Namun apa kau sudah mengatakan pada ayah dan ibu? Bukankah pelayan di istana pangeran berasal dari istana utama?" tanya Neona bingung.

Pasalnya Helios pamit padanya akan pergi selama 2-3 hari. Namun baru satu hari, Helios sudah kembali dan malah membawa wanita asing ke Istana Pangeran.

"Aku yang membuat peraturan di istana ini, Neona. Pak Axel, sampaikan kepada pelayan lain untuk merahasiakan keberadaan Ariana," ucap Helios pada Pak Axel, kepala pelayan.

"Baik pangeran."

Pak Axel langsung berjalan mundur dan menyampaikan pesan Helios kepada pelayan yang lain.

Neona menatap Helios dengan perasaan campur aduk. Neona tidak pernah melihat Helios menatap wanita dengan begitu lembut.

"Ariana, kau bisa memakai kamar tamu selama disini. Istirahatlah," ucap Helios pada Ariana.

Ariana menatap Neona dan Helios bergantian, lalu membalas ucapan Helios dengan gelagapan, "Tidak pangeran. Saya memakai kamar pelayan saja."

"Apa tidak apa-apa?" tanya Helios.

Ariana menganggukkan kepalanya. Ariana lantas pamit kepada Helios, Neona, dan Elenio.

"Kenapa pulang-pulang kau malah membawa perempuan, Helios?" tanya Neona.

Helios mengangkat sebelah alisnya. "Kenapa rupanya? Kau cemburu?"

Neona memutar bola matanya. "Tentu saja tidak. Namun bisa menjadi bahan bicaraan bila kau membawa sembarang wanita seperti itu."

Helios tiba-tiba saja membeku mendengar ucapan Neona. "Dia bukan sembarang wanita. Jaga ucapanmu, Neona."

Neona merasa takut dengan tatapan Helios. Helios tidak memperdulikan Neona lantas pergi dan meninggalkan Neona.

Elenio kemudian berjalan menghampiri Neona. "Tidak perlu dimasukkan ke hati ucapan Helios, Neona."

"Tenang saja, Elenio. Aku sudah tau dari dulu memang sifatnya seperti itu," ucap Neona kesal.

"Sifatnya tidak seperti itu. Beberapa hal membuat Helios berubah menjadi dingin seperti sekarang."

Neona menatap Elenio bingung. "Kejadian apa?"

SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang