[Selesai]
12.03.2022
"Selamat datang di Kerajaan Altair Putri Neona."
Putri Neona? Kerjaan Altair?
Belahan bumi mana ini?
Neona, seorang mahasiswa tingkat akhir harus merahasiakan asal usulnya ketika tidak sengaja terbangun sebagai Putri Neona, Put...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Neona membuka surat yang diberikan Pak Jay dengan perlahan lalu membaca isi surat tersebut.
"Perkenalkan. Namaku Putri Neona. Mungkin sampai kapanpun kita tidak akan bisa berkenalan secara langsung. Jalan kita tidak akan pernah bertemu, Neona.
Terima kasih sudah menolong nyawaku waktu itu dan aku sudah membalas kebaikanmu dengan menolongmu ketika kau terkena tusukan pisau Jerome.
Saat berada di duniamu, walaupun aku belum sadar, temanmu beberapa kali mengajakku bercerita, aku bisa mendengarnya. Satu yang bisa kutangkap. Kau tinggal sendiri, tanpa kehadiran orang tua.
Orangtuaku adalah orangtuamu juga. Jangan bersedih, kau tidak akan sendiri ketika kau hidup sebagai Putri Neona.
Kondisiku saat ini sangat tidak baik. Kalau bisa kuperkirakan, nyawaku tidak akan lama lagi. Kuharap surat ini bisa sampai kepadamu. Hal itu berarti semua yang kuharap terjadi. Kau menggantikan posisiku sebagai Putri Neona.
Jangan merasa tidak enak karena menggantikan kehidupanku. Ingat, kau tidak menggantikannya, karena sebenarnya ini juga merupakan kehidupanmu.
Aku harap kau bisa menjaga orangtuaku di Kerajaan dan aku akan menjaga orang tuamu di surga nanti. Saat waktuku tiba, kuharap kita bisa bertukar jiwa untuk terakhir kalinya.
Lalu, bisakah 2 surat lagi kau berikan kepada orangtuaku dan Sebastan? Aku tidak bisa memberikannya langsung pada mereka. Kuharap kau juga bisa menambahkan sedikit penjelasan pada mereka. Katakan pada mereka bahwa aku sangat menyayangi mereka.
Ps: Kuharap kehidupanmu bersama Helios selalu dilimpahkan kebahagiaan. Aku tidak pernah melihat Helios menjadi sangat baik kepada wanita seperti itu.
-Putri Neona-
Neona menutup surat tersebut lantas mengusap air matanya. Helios masih setia merangkul pundak Neona pelan.
Neona tidak bisa berkata apa-apa. Disatu sisi ia merasa bersalah mengambil kehidupan Putri Neona. Namun, dalam surat Putri Neona, ia sudah mengingatkan Neona untuk tidak merasa bersalah padanya.
Satu sisi lagi, ia merasa bahagia. Bahagia bisa hidup bersama keluarganya dan Helios. Namun, apa keluarganya bisa menerima penjelasan yang akan diberikannya? Bagaimanapun, Putri Neona, putri mereka, telah meninggal.
"Kita harus menemui Ayah, Ibu, dan juga Sebastan," ucap Neona pada Helios.
Helios menganggukkan kepalanya. "Kami pamit dulu, pak Jay. Terima kasih atas waktunya," ucap Helios sambil bangkit dari duduknya.
Pak Jay tersenyum lantas mengantarkan Helios dan Neona keluar perpustakaan.
"Apa mereka akan menerimaku?" tanya Neona pada Helios.
Helios mengusap puncak kepala Neona. "Kita serahkan pada orangtuamu dan Sebastan," jawab Helios.
Neona mengangguk lalu memberanikan diri mengetuk pintu ruangan Raja Felix. Neona lantas membuka pintu tersebut dan menatap tiga sosok yang duduk di sofa.