[Selesai]
12.03.2022
"Selamat datang di Kerajaan Altair Putri Neona."
Putri Neona? Kerjaan Altair?
Belahan bumi mana ini?
Neona, seorang mahasiswa tingkat akhir harus merahasiakan asal usulnya ketika tidak sengaja terbangun sebagai Putri Neona, Put...
Gambar: Ruang Makan Istana Putra Mahkota Sumber: Pinterest
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Helios membuka matanya pelan. Ia sesekali menutup dan membuka matanya. Mencoba untuk beradaptasi dengan cahaya yang mengenai matanya.
Helios kemudian bangkit dari tempat tidur. Matanya melihat sosok yang tidur sambil meringkuk di atas sofa.
Helios memutuskan menggendong Neona dan memindahkannya ke tempat tidur.
Saat masih setengah jalan, tiba-tiba saja pintu kamarnya terbuka dengan keras.
"Oh, maaf. Silahkan lanjutkan. Aku akan menunggumu di ruang tamu," ucap pria tersebut.
Helios kemudian merebahkan Neona di tempat tidur, lantas keluar dari kamar. Helios menuruni tangga dan menghampiri pria tadi.
"Ada perlu apa kau kesini, Elenio?" tanya Helios pada pria yang duduk di sofa tamu, Elenio.
Elenio tertawa kecil. "Maafkan aku, aku bahkan lupa kalau kau sudah menjadi pria beristri."
"Lain kali berhati-hatilah. Kamar itu bukan hanya milikku sekarang. Kau tidak bisa sesukanya masuk atau membuka pintu kamar seperti tadi."
Elenio hanya menganggukkan kepalanya. Tiba-tiba saja Elenio merasa penasaran akan sesuatu.
"Namun, bukankah kau bilang Neona itu wanita yang cukup arogan? Sejak kapan kau dekat dengannya?" tanya Elenio.
Helios menatap heran padanya. "Aku tidak dekat dengannya. Apa? Yang kau lihat tadi? Aku hanya kasian melihatnya tidur meringkuk di sofa."
Namun Elenio seperti mendapat bahan ejekan mendengar penjelasan Helios. "Itu dia! Sejak kapan lelaki batu sepertimu memikirkan tentang wanita."
Elenio merasa senang dengan tingkah Helios. Ia tidak pernah melihat temannya bersikap seperti ini di depan wanita.
Helios hanya mengibaskan sebelah tangannya mendengar tuduhan Elenio. "Hentikan. Apapun yang kau pikirkan itu tidak benar. Fantasimu terkadang luar biasa sekali."
Elenio hanya tertawa mendengar ucapan kawannya tersebut.
"Apa kau sudah menemukan yang kuminta?" tanya Helios.
"Ah, benar. Itu alasanku datang kesini. Benar apa yang kau katakan. Dia ada di Kerajaan Orisha bagian barat. Namun keadaannya tidak terlalu baik," ucap Elenio pada Helios.
Helios menganggukkan kepala. "Tentu saja tidak akan baik. Mereka diusir secara tidak hormat seperti itu. Apa kau bisa menyuruh anak buahmu untuk melindunginya?" tanya Helios pada Elenio.
"Tentu saja. Satu lagi, aku masih belum mendengar kabar pemberontakan yang kau sebutkan, sepertinya__"