MCH BAB 6

1.1K 56 0
                                    

Jangan lupa sebelum atau sesudah membaca tinggalkan jejak ya.. tolong bantu votenya dan juga jika ada salah kata tolong komentar.

yukk ikuti terus ceritanya hingga ending ya bebb

sekuyyyy merapat.. jangan lupa follow fb dan ig aku ya

Ig. indah_fuadah

Fb. indah tsumrotul fuadah martono

yukkk ikutin terus ceritanya..

***

"Vanya kenalkan saya akbar caesar, dan ini istri saya nesya caessar. Dan juga ini anak saya adinata ailen caesar." Kata laki laki paruh baya tersebut namun masih terlihat sangat tampan dan juga gagah.

Vanya langsung tersenyum kearah nesya. "Malam tante nesya." Setelah itu vanya juga tersenyum kearah adinata. "Malam.".

Setelah itu vanya hanya duduk dan mendengarkan kedua orang tuanya sedang asik berbicara.

"Gimana san kalau minggu depan langsung acara pernikahannya." Vanya hanya diam karena vanya masih tak mengrti arah pembicaraan keluarganya dengan keluargacaessar.

"Lebih cepat lebih baik." Kata papa vanya dengan semangat.

"Gimana dengan kamu nata, apakah kamu setuju?." Tanya akbar kepada nata.

"Terserah kalian toh percuma saja sekeras apapun aku ngelak juga acara konyol ini akan dilanjutkan." Kata nata sambil memutar kepalanya jengah.

"Kalau kamu vanya gimana?."

Vanya yang ditanya hanya diam sambil melihat kearah papanya dengan tatapan bertanya.

"Gini nak papa sama mama akan menjodohkan kamu sama nak nata."

"Whatt. Apaan enggak enggak pasti papa bercanda kan gak beneran. Iya kan pa." Kata vanya masih dengan senyuman manisnya.

"Vanya papa beneran mau menjodohkan kamu dengan nak nata."

"Apaan sih pa. Vanya gak mau pokoknya. Vanya juga masih sekolah SMA. Gak mau gak mau pokoknya."

"Tapi nak mama sama papa sudah menyetujui perjodohan ini dari awal."

"Gak mau ma vanya gak mau dijodohkan. Vanya masih sekolah vanya masih mau kuliah nantinya. Gak mau pokoknya vanya gak mau ma titik." Kata vanya dengan sebutir air mata yang jatuh dari pelupuk matanya.

"Yuk kak kita pulang sekarang. Vanya gak mau disini."

Kevin yang melihat adiknya menangis pun langsung memeluknya membawa vanya kepelukannya. "Maaf dek kakak gak bisa bantuin kamu. Karena ini juga demi kebaikanmu nantinya."

Vanya yang mendengar kakaknya selesai berbicara pun langsung melepaskan pelukannya. "Vanya gak mau terima perjodohan ini. Vanya bukan anak kecil lagi vanya mau memilih siapa nantinya yang layak hidup bersama vanya nantinya."

Vanya pun langsung berlari keluar dari ruangan tersebut dengan tangisannya.

"Vanya vanya kamu mau kemana?." Teriak mamanya.

Vanya tak memerdulikan teriakan mamanya karena mereka juga tidak memerdulikan perasaan vanya.

"Maaf om tante nata ma pa kevin kejar vanya dulu ya." Kata kevin sambil berlari keluar dari ruangn tersebut untuk mengejar kemana adeknya pergi.

Vanya berlari menuju jalanan yang sangat ramai dengan beribu mili gram air mata yang membanjiri pipinya. Vanya berhenti ditrotoar pinggir jalan dengan menangis. Namun saat sedang menangis tiba tiba ada 3 orang laki laki yang gayanya seperti preman berjalan kearah vanya.

Vanya merasa ketakutan sekaranng namun vanya sebisa mungkin bersikap biasa biasa relax. Saat ketiga orang itu sudah ada didepannya salah satu laki laki tersebut mengoda vanya.

"Hay neng cantik pisan atuh kenalan sama abang neng."

Vanya sanya menatapnya sambil berdo'a "Kak tolongin vanya kak. Ya allah tolong vanya" Kata vanya dalam hati.

"Sombong pisan atuh. Mau gak kamu jadi pacarnya abang." Kata satunya lagi sambil mencolek pipi vanya dengan bau mulutnya seperti orang yang sudah minum minuman keras.

"Mingir jangan ganggu saya." Teriak vanya dengan kencang sambil menjauhkan menghindar dari mereka. Namun ketiga laki laki tersebut semakin menjadi.

"Wih galak pisan kau." Jawab laki laki tersebut.

Namun tiba tiba sebuah motor besar berhenti didekatnya. "Woy minggir lo jangan beraninya sama perempuan." Teriak orang tersebut ketika sudah turun dari motornya.

"Siapa lo berani beraninya ikut campur." Kata preman tersebut.

"Gue pacarnya. Sini hadapi aku dulu sebelum kau menganggu dia."

"serang dia." Perintah salah satu preman tersebut.

Tubuh vanya meluruh ketanah seketika karena tak sanggup menahan badannya.

"Kabur kabur cepat woy." Kata preman yang tadi memerintahkan.

Laki laki tersebut langsung mendekati vanya.

"Vanya kamu gak papa. Apanya yang sakit. Maaf ya telat nolongnya."

Vanya yang mengenai suara tersebut lansgung mendongakkan kepalannya. "Kak ariel."

Ariel hanya tersenyum kearah vanya. Vanya pun langsung menangis sejadi jadinya. Ariel pun lansgung membawa vanya kepelukannya. Saat dirasa vanya sudah cukup tenang ariel pun lansgung menjauhkan dirinya dari tubuh vanya.

"Sudah malam ayo aku antarkan pulang."

Vanya pun langsung geleng geleng kepalanya. Ariel yang melihatnya hanya menyatukan kedua alisnya."Kenapa?."

"gak mau pulang kerumah."

"Lalu."

"Pokoknya aku gak mau pulang kerumah." Vanya mengotot menolah untuk diantarkan pulang.

"Kamu kan besok sekolah."

"Tapi aku gak mau pulang kerumah."

"Yaudah berhubung sekarang sudah malam. Dan saat ini sudah akan turun hujan bagaimana kalau kamu tidur diapartemen aku?."

"Terserah kakak yang penting aku gak mau pulang dalam waktu dekat."

"Yaudah yuk sebentar lagi mau turun hujan. Kamu masih kuatkan naik motor soalnya tadi aku gak bawa mobil."

"Iya kak bisa kok."

"Yaudah nih jeket biar kamu gak kedinginan." Kata ariel sambil memberikan jaketnya kepada vanya.

"Makasih kak."

Vanya dan ariel pun langsung berlalu dengan mengendarai motor ninja ariel.

Saat ini mamanya vanya hanya menangisi kepergian putrinya. Dari dua hari yang lalu saat acara perjodohan itu hingga saat ini vanya belum pulang kerumah. Ponsel vanya mati dari kejadian malam itu. Kevin, jangan tanyakan bagaimana ia mencarinya dan menyewa detektef termahal sekalian ia tak dapat menemukan adeknya. Dari pagi hingga kembali pagi lagi kevin selalu mencarinya kepelosok pelosok desa sekalian.

"Kamu kemana sih dek kamu gak kasian apa sama kakak dan mama yang saat ini sedang sakit gara gara mikiran kamu terus." Kata kevin didalam mobilnya dengan menundukkan kepalanya disetir mobilnya.

Saat kevin mendongakkan kepalanya setelah menunduk kevin melihat perempuan yang dicarinya berjalan dengan laki laki sambil membawa ice cream.

"Vanya! Dek!" teriak kevin saat sudah keluar dari dalam mobilnya. Kevin pun langsung berlari kearah perempuan tersebut. Dan langsung mengenggam tangannya.

"Vanya."

"Kak kevin."

MY CRAZY HUSBAND (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang