MCH BAB 17

897 54 0
                                    


Vanya langsung pulang menuju rumahnya menggunakan kendaraan online yang dipesannya lewat aplikasi yang berada diponselnya. Setelah sampai rumah vanya langsung berlari menuju kamarnya yang berada dilantai dua. vanya membersihkan tubuhnya dan mencuci almamaternya. Setelah dirasa sudah bersih vanya langsung keluar kamar mandi.

Namun baru saja vanya keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handukyang menutupi tubuhnya dan berada di kepalanya karena baru saja ia mencucu rambutnya. Tiba tiba nata sudah ada di kamar masih lengkap dengan kemejanya yang sudah digulung sampai sikunya.

"Eh kapan datang." Tanya vanya sambil berjalan menuju lemari pakaiannya.

"Barusan. Kenapa kamu sudah pulang? Bolos kan kamu?."

Vanya langsung tak berkutik sedikit pun. Setelah itu vanya tersenyum seperti tak punya salah.

Nata langsung menatanya tajam. "Cukup sekali ini saja jangan diulangi lagi."

"Siap bos." Jawab vanya sambil berlari menuju kamar mandi untuk ganti baju.

Setelah selesai ganti baju vanya kembali menuju kamarnya. Dan ternyata nata masih dengan posisi yang sama yaitu rebahan dan masih menggunakan pantofelnya.

Vanya langsung berjalan menuju meja riasnya untuk merapikan tatanan rambutnya yang baru saja dicuci. Tiba tiba ponsel vanya berdering menandakan ada panggilan masuk.

"Halo ada apa kak?."

"Kamu dimana, nanti pulang sama aku ya."

"Gak usa kak aku udah dirumah ini."

"Lha kamu bolos ya."

"Enggak emang sudah disuruh pulang kok, kan hari ini hari kebebasan untuk semua siswa siswi." Jawab vanya sambil sedikit melirik nata yanng masih asik dengan ponselnya.

"Oh yaudah kalau gitu. Aku matikan ya sambungannya. Dahh princes cantik."

"Dah kak see you."

Setelah itu vanya menaruh ponselnya kembali dan berjalan keluar kamarnya. vanya pergi kedapur untuk membuat coklat panas kesukaannya. Setelah itu vanya berjalan menuju balkon kamar tidurnya. Namun saat membuka kamarnya nata sudah tidak ada disana. Terdengar gemercik air dari kamar mandinya. Vanya lansgung berjalan menuju balkon. Vanya duduk dikursi yang ada disana dan menaruh coklat panas dimeja sebelah kursinya. Setelah itu vanya membuka novelnya yang tadi sempat diambilnya sebelum jalan kebalkon.

Sedang asik dengan novelnya tiba-tiba nata duduk dikursi yang ada disebelahnya. "Tolong buatin kopi pahit dong." Vanya hanya meliriknya dan langsung berdiri dari duduknya untuk membuatkan kopi hitam pahit nata.

Nata menunggu vanya sambil melihat email dari laptopnya. Biarpun nata dirumah tapi ia selalu bekerja karena menurutnya waktu adalah uang baginya. Dimanapun dan kapan pun, nata selalu bekerja. Dirinya hanya berhenti bekerja jika ia sedang capek atau dalam mood yang jelek.

Saat mengecek email dari laptopnya tiba tiba ponselnya berbunyi. Nata lansgung mensecrol warna hijau.

"Halo ada apa?" tanya nata to the point.

"Halo sayang. Pestanya dimajukan nanti malam. Apakah kamu bisa temani aku kesana?."

"Iya bisa."

"Oke sayang terima kasih ya. Memang kamu yang selalu ada buat aku gak ada yang lainnya. I love you sayang."

"Sudahkan. Aku matikan ya sambungannya, aku masih kerja."

"Iya sayang ku. Bye bye sayang."

Nata lansgung memutuskan sambungan telefonnya. Dan berbarengan dengan vanya yang keluar dari dalam kamarnya. setelah itu vanya menaruh kopi pahitnya dimeja sebelah coklat panasnya.

"Mami suruh kita main kesana." Vanya hanya meiriknya dari ekor matanya.

"Ngapain?."

"Gak tau. Kalau kamu gak bisa juga gapapa biar aku aja yang kesana sendiri." Jawab nata dengan menyeruput kopi hitam yang dibuatkan oleh vanya. "enak." Guman nata.

"Apa?." Vanya yang mendengarnya tak seberapa jelas sambiil melihat kearah nata.

Nata langsung melihatnya kembali dan menggelengkan kepalanya. "Enggak."

Setelah itu vanya kembali vokus dengan novelnya sambil sesekali menyeruput coklat yang tadi dibuatnya.

Setelah coklatnya habis vanya lansgng kembali menuju kamarnya vanya menuju ke lemari bajunya. Vanya mengambil celana pensil panjang dan juga kaos lengan pendek berwarna putih dengan gambar doraemon.

Setelah selesai berganti baju vanya berjalan menuju meja riasnya. Saat vanya keluar dari kamar mandi ternyata nata sudah duduk diranjang king sizenya. Setelah melihat vanya sudah keluar dan berganti baju nata berjalan menuju lemari baju milinya untuk mengambil celana hitam jens dan juga kaos oblong warnah putih.

Vanya menyisir rambutnya dan memoleskan sedikit bedak diwajahnya. Dan juga lipstik yang senada dengan warna kulitnya. Vanya melihat pantulan dirinya dicermin. Setelah dirasa cukup vanya lansgung berjalan mengambil tas slempang miliknya yang berada dilemari yang khusus untuk tempatt tas.

Nata yang melihat vanya sudah rapi dan juga sudah siap lansgung menghampiri vanya. "Sudah?."

vanya lansgung melihat kearah nata. "Sudah yuk berangkat." Jawab vanya sambil tersenyum tipis.

Nata dan vanya berjalan menuju mobil nata yang kemarin sudah diantarkan oleh supirnya. Nata mengemudikan mobilnya dengan kecepatan rata rata. Hingga sampai dikediaman kedua orang tuanya. setelah sampai disana nata dan vanya turun dari mobilnya dan berjalan menuju pintu utama.

Nata mengetuk pintunya dan lansgung membukanya.

"Assalamualaikum." Sapa nata sambil berjalan keruang tengah yang diikuti vanya dibelakangnya.

"Assalamualaikum dek. Mami sama papi kemana kok tumben sepi amat."

Angel yang sedang vokus melihat acara ditv pun kaget dengan kedatangan kakaknya bersama dengan kakak iparnya.

"Ehh. Waalaikum salam kak." Jawab angel sambil berdiri menyalami kakaknya dan juga vanya.

"Itu mami sama papi tadi keluar kota katanya ada acara mendadak." Jawab angel sambil duduk kembali.

Nata hanya beroh ria sambil duduk didekat adiknya. Vanya pun juga ikut duduk sambil mengambil ponselnya yang berada di tas slempangnya.

"Eh kak nanti malam ikut kepestanya kak andra gak?." Tanya angel kepada vanya.

Vanya yang merasa ditanya pun lansgung menautkan kedua alisnya sambil menatap kearah angel.

Angel yang merasa vanya tidak mengetahuinya pun langsung kembali berboicara. "Andra anaknya om satria itu loh?. Emang kak nata gak memberitahu?."

Nata yang ada di sebelahnya pun langsung menjawabnya. "Gak vanya dirumah aja gak usah ikut keacarah."

Vanya hanya meliriknya sambil menyeringai.

"Lha emanng kenapa coba. Kan kita diundang satu keluarga. Pokoknya nanti kak vanya ikut sama aku. Biarkan nata pergi sendiri. Paling paling juga dia sudah mengajak cabe cabeannya." Jawab nata dengan ketus.

"Gak usah biar aku dirumah saja gapapa kok." Jawab vanya sambil tersenyum menghadap kearah angel.

"Tuh kan dianya aja gak papa kok lo yang repot." Jawab nata.

"Gak pokoknya kak vanya harus ikut dengan aku. Aku gak mau penolakan dari siapa pun."

Nata hanya menatap adiknya dengan sebal karena angel juga sama seperti nata yang tidak suka dibantah saat ada kemauan.

Vanya hanya diam melihat kedua kakak beradik perang dingin. 

MY CRAZY HUSBAND (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang