Namanya Chanyeol, sikapnya dingin tapi hangat.
Gemar olahraga tapi tidak suka berkeringat.
Simple tapi simplenya itu rumit.
Baekhyun tidak tahu bagaimana caranya dia bisa ada di sini.
Baekhyun tidak tahu bagaimana panjangnya jalan yang dia tempuh walau selangkah terasa memberatkan jiwa dan hatinya.
Baekhyun tidak pernah mau paham dan melihat...
Melihat Chanyeol di sana, berdiri dengan gagah merangkul rose.
Di acara pernikahann keduanya.
Baekhyun tidak tahu seberapa banyak peluh yang dikuras habis untuk sekedar berani berdiri di panggung, memegang mic dan hendak menangis.
But, he did.
Dengan gemetar memegang micnya, tanpa mau menoleh pada ekspresi Chanyeol yang melunak.
Baekhyun tidak mau melihat dan kembali mendeskripsikan bagaimana dentuman jantungnya berubah menjadi menyakitkan.
Sakit, tapi candu.
"Saya Baekhyun, ekhem.." Ia menarik napas, berat sekali.
Matanya yang terlihat oenuh beban menyipit. Mengahalau air mata yang hendak keluar.
"Temen Chanyeol, hehe."
Teman.
Baekhyun ingat kapan terakhir kali dia dengan bangga menyebut Chanyeol sebagai kekasihnya.
Sekarang semua terasa tidak nyaman.
Atmosfir terasa membabat habis napasnya untuk sekedar memberi jeda.
"Saya mau membawakan lagu. Sedikit galau tapi."
Para tamu tersenyum.
Kisah Baekhyun dan Chanyeol bukan lagi rahasia.
Semua tahu, tapi bungkam.
Semua prihatin, tapi tidak banyak yang bisa mereka lakukan.
"Mohon ijin..."
Baekhyun mengepalkan tangan, hendak menangis.
Tapi sebuah tarikan napas sedikit menjadi penenang jjwanya yang tercabik penghianatan.
"Maybe you don't like talking too much about yourself. But you shoulda told me that you were thinkin' 'bout someone else." Chanyeol tidak suka mendeskripsikan dirinya.Chanyeol tidak suka orang mengetahui dirinya secara gamblang.
Tapi dengan Baekhyun semua terasa mudah dulu.
Iya, dulu.
Sebelum mereka jadi asing untuk satu sama lain.
Sebelum Chanyeol memutuskan untuk beralih cinta.
Baekhyun berusaha, tapi gelengan kepala Chanyeol saat itu dan rengkuhan manis lelaki itu di pinggang ramping Rose menjawabnya.
Sebuah jawaban dari pertanyaan yang sering Baekhyun lontarkan.
Sebuah seringai yang dia suguhkan tidak juga memberinya kekuatan.
Janji yang Chanyeol ingkari.
"You're drunk at a party or maybe it's just that your car broke down."
"Your phone's been off for a couple months, so you're calling me now."
Dua bulan setelahnya Baekhyun menjadi hancur untuk dirinya sendiri, untuk segala luka yang menjadi tanggungan jiwa sekaratnya yang melemah.
Chanyeol datang, meminta maaf.
Segala maaf, tapi yang Baekhyun lakukan adalah memandang laki-laki itu.
Tatapan mata tajam dan kecewa.
Manarik mundur Chanyeol yang tengah berusaha memohon sebuah kesempatan.
"I know you, you're like this
When shit don't go your way you needed me to fix it."Chanyeol selalu begitu. Pribadinya keras tapi pengecut, Baekhyun tidak mau tahu bagaimana caranya dulu dia memperbaiki mereka.
Dia tidak akan paham bagaimana perselingkuhan dapat dimaafkan.
And like me, I did
But I ran out of every reason"Now suddenly you're asking for it back."
Untuk apa? Kenapa sebelum menikah Chanyeol masih mengharapkannya? Kenapa tiba-tiba? Saat itu sudah 1 tahun setelah putusnya asmara mereka.
"Could you tell me, where'd you get the nerve?."
Kenapa berani sekali? Kenapa tanpa beban? Apa Baekhyun ini mainan?
"Yeah, you could say you miss all that we had." Simpan rindunya Chanyeol, Baekhyun lupa bagaimana manisnya kisah bertepi jurang kalian.
"But I don't really care how bad it hurts."
Gila, Baekhyu menggila.
Chanyeol tetap menikah, menyisakan ruang hampa pada tubuh teronggoknya yang jatuh di tepi dingin lantai.
"When you broke me first
You broke me first." Isakan lirih terdengar nyaring.Dia masih memegang mikrofon.
Malepas cincin dari jari manisnya, menaruunya di lantai lalu menjerit.
Para tamu mendengar.
Bagaimana kacau dan sumbangnya nada Baekhyun saat mengucapkan maaf setelahnya.
Dan Chanyeol di sana, menjadi pengecut.
Menjadi gila karena Sehun berhasil membawa Baekhyun dalam pelukannya yang tidak senyaman Chanyeol.
Dia yang memilih Rose.
Dia yang membuat semua berantakan sebelum berhasil memulai.
Chanyeol yang dengan gila menginginkan anak dalam pernikahan tanpa adanya rahin ditubuh Baekhyun.
Chanyeol menyerah dan menyesal.
Tepisan tangan diterimanya saat tubuh Baekhyun yang digendong Sehun mendekat.
"Hyung, hari ini dan setelahnya akan jadi buruk. Akan jadi mimpi paling seram yang bisa kamu bayangkan. Kamu akan lihat, bagaimana bahagianya Baekhyun saat berada dibawah perlindunganku."
"Dan kamu akan muak pada perasaan sakit yang tidak bisa hatimu toleransi."
Lalu Sehun melangkah pergi meninggalkan Chanyeol yang lalu melempar sesuatu pads meja di tempat duduk tamu undangan dengan hiasan bunga di dekatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
MAMA
Short StoryTentang Sehun yang mendeskripsikan Ibunya. Atau Baekhyun yang mendeskripsikan anaknya. Chanyeol yang mendeskripsikan Baekhyun ataupun sebaliknya. Sehun yang menceritakan Ayahnya, atau Chanyeol yang mendeskripsikan keduanya.