Pertama-tama biarkan aku memperkenalkan diri. Aku Park Se-Hun. Panggil saja begitu.
Bagaimana aku mengawali cerita ini, ya? Ah, iya Ibuku mungkin pilihan yang tepat.
Dia Park Baekhyun penyuka hujan walau benci petir, suka mendengar berita kaku walau dia tidak sepenuhnya mengerti.
Dia gila, aku serius...
Maksudku bukan gila yang seperti kalian fikir, kurasa dia sedikit lamban dalam pikiran seolah psikisnya rusak.
Itu menyebalkan kau tahu? Karena memiliki Ibu idiot padahal keluargamu yang paling kaya di kota.
Aku sering kali meledak saat dia menganggu disaat yang menurutku tidak tepat, mengajakku mengobrol disaat yang tidak pas. Dia gila, aku tidak suka bicara dengan orang gila.
Tapi anehnya keluarga besarku tidak masalah, seolah teriakan nyaringnya saat berada di tempat gelap bukan hal besar, wanita itu takut pada orang baru dan pakaian gelap.
Wanita gila.
Untuk awal-awal tahun di sekolah menengah Atasku itu tampak menyebalkan, dasar idiot.
Aku baru pulang dari sekolah setelah masalah kacau dengan pacarku yang tidak berakhir menyenangkan. Aku pulang untuk mengusir penat, pikiranku pergi dan menyebar entah kemana. Lelah sekali.
Aku pulang, membuka kamar seperti biasa tanpa perlu berbasa-basi untuk mencari penghuni yang lainnya.
Dan dia di sana, wanita gila itu tengah memeluk gitarku dengan raut bahagia.
Yang jadi masalah adalah senarnya putus. Aku marah sekali, dengan tubuh dan hati lelah lalu pulang mendapati kekacauan ini membuatku kehilangan sabar.
Aku mendekat dengan langkah lebar lalu berteriak.
"APA YANG KAU LAKUKAN IDIOT?!" Aku mendorong tubuhnya kuat sekali, ia tersungkur lalu menatapku terkejut.
Aku balik menatapnya nyalang.
"AKU MALU PUNYA IBU IDIOT SEPERTI MU KAU TAHU?!" Aku kembali berteriak.
Dan di sana, kudapati dirinya memandangku dengan perasaan takut, pupilnya bergetar tapi tidak menangis atau memberontak. Hanya ada mata sedih yang tampak menyayat tanpa melawan.
Mata yang selalu memandang polos dan ceria, kini memandangku seolah aku Monster gila.
Sejenak ada jeda, kugunakan untuk mengatur napas.
"KAU GILA!" Lagi, tubuhnya tersentak kaget dan sedetik kemudian kudengar pintu dibuka paksa dan wanita itu telah masuk kepelukan Ayahku, nadanya bergetar memanggil nama Ayah dengan napas tersendat.
"APA YANG KAU LAKUKAN, PARK SEHUN?!" Napas Ayah meburu, suaranya keras sekali. Hatiku tercubit ngilu, Ayah tidak pernah memarahiku.
"Aku menyadarkan wanita gila ini!"
Telingaku berdengung keras Ayah memukulku dengan marah.
Aku tersungkur, napas Ayah memburu.
Pukulan pertama darinya...
Ayah...
"Ch-Chanyeol.... Hiks, takut... Chanyeol..." Ayah segera menggendongnya dalam sekali rengkuh. Menatap mataku tajam sembari menenangkan Ibu yang sekarang bergetar.
Meninggalkanku tanpa kata dengan kepala yang pusing luar biasa.
Dan setelah seminggu aku tidak pernah melihat keduanya, Ayah mengirimiku uang tapi mereka tidak tahu di mana.
Seminggu aku berdiam diri, kehilangan minat untuk melakukan apapun.
Ayah pulang, wajahnya tampak lebih dingin. Ia menghindari kontak mata denganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAMA
Short StoryTentang Sehun yang mendeskripsikan Ibunya. Atau Baekhyun yang mendeskripsikan anaknya. Chanyeol yang mendeskripsikan Baekhyun ataupun sebaliknya. Sehun yang menceritakan Ayahnya, atau Chanyeol yang mendeskripsikan keduanya.