Katanya aku harus bekerja keras, menuntaskan segala tekad ku dimasa muda.
Menemukan wanita yang cocok, menikahinya dan bersikap sebagai pria sejati.
Katanya.
"Pastikan bahwa kamu menepati semua janjimu, jadikan hidupmu dan hidup istrimu nanti seperti Ken dan Barbie. Seolah sempurna sekali."
Aku memandang Ayah, mengambil langkah mundur, mengepalkan tanganku dan menatapnya.
Barbie?
Ken?
"Bagaimana kalau aku mengatakan yang aku inginkan adalah Ken, not Barbie?"
"Aku ingin Ken, Ayah."
"Aku tidak tertarik dengan Barbie."
Ayah belum mengerti, Ayah tampak pucat di tempatnya berdiri.
"I want Ken, not barbie."
"Park sehun!" Ayahku, Chanyeol berteriak marah.
Tapi aku tidak tahu mengapa aku tidak gentar.
"Kamu tidak tahu apa yang kamu bicarakan." Katanya congkak.
Ayah berbalik badan.
Lalu melangkah.
Aku mengintrupsi langkahnya untuk berhenti.
"Aku paham. Aku tidak pernah berpikiran untuk menikahi Barbie."
"Kau tidak akan tahu pahitnya mencintai sesama jenis, Sehun."
"Ayah..."
"Dulu aku juga menginginkan Baekhyun, sekeras seperti dunia memerlakukan kami pada akhirnya."
Dan Ayah pergi, menyisakan aku di ruang kosong hatiku yang berdenyut pilu, sendirian dan hancur.
POV sehun end.
Dan Park Chanyeol, masih terbelunggu dalam kisah cinta pilunya dengan Baekhyun yang mati 20 tahun silam.
Dikeroyok massa karena gender keduanya.
Mereka sama-sama lelaki yang hidup di lingkungan keras.
Jaman sekarang mungkin itu bukan hal tabu.
Tapi, saat Chanyeol tengah jatuh cinta dia juga diharuskan menyaksikan pukulan demi pukulan yang orang-orang layangkan pada tubuh kekasihnya yang meninggalkan bekas biru.
Chanyeol di sana, berteriak.
Menunggu gilirannya untuk mati.
Tapi, itu tidak terjadi.
Kerumunan warga dipisah, menyisakan Chanyeol yang mati.
Hatinya, bukan raganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAMA
Short StoryTentang Sehun yang mendeskripsikan Ibunya. Atau Baekhyun yang mendeskripsikan anaknya. Chanyeol yang mendeskripsikan Baekhyun ataupun sebaliknya. Sehun yang menceritakan Ayahnya, atau Chanyeol yang mendeskripsikan keduanya.