Bab 1

514 36 3
                                    

🄼🄴🄼🄿🄴🅁🅂🄴🄼🄱🄰🄷🄺🄰🄽

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🄼🄴🄼🄿🄴🅁🅂🄴🄼🄱🄰🄷🄺🄰🄽

.

.

.

Menjadi pangeran kedua, Sunwoo harus sadar posisinya sebagai batu pijakan sang kakak agar tetap berdiri kokoh diantara 2 klan yang saling ingin mendominasi di pemerintahan. Apalagi kabar dimana sang kakak yang baru saja diangkat menjadi seorang Raja yang belum memiliki keturunan menjadi desas - desus yang paling santer dibicarakan sehingga membuat Klan Kanan dan Kiri terus menyudutkannya.

Menjadi pangeran kedua, Sunwoo harus sadar jika dirinya sering dilirik para menteri baik dari Klan Kanan atau Kiri untuk dijadikan menantu karena mereka semua sadar bahwa Sunwoo memiliki aura Raja yang memungkinkan dirinya melengserkan kakaknya sendiri dari kedudukannya sebagai Raja. Tapi sayangnya Sunwoo memilih bersumpah untuk melayani kerajaan sebagai panglima perang karena dirinya tak memiliki hasrat untuk memiliki istri apalagi dirinya yang tak pernah merasakan rut itu apa.

"Pangeran, Anda diminta Yang Mulia Raja untuk segera datang ke aula rapat" kata seorang dayang wanita yang Sunwoo yakini adalah dayang pribadi sang kakak.

"Baiklah. Aku akan kesana, "

Sunwoo berjalan keluar dari area latihan pedang menuju aula barat yang biasanya digunakan untuk rapat. Hari ini ada rapat besar yang akhirnya terlaksana setelah beberapa tahun ditiadakan karena sang mendiang Raja sakit.

Ia membuka pintu aula yang membuat dirinya menjadi atensi perhatian banyak menteri. Sudah menjadi rahasia umum kalau banyak menteri yang berharap Sunwoo menjadi mate anaknya tapi sayangnya Sunwoo tak memiliki gairah untuk itu.

Sunwo menundukkan kepalanya memberikan perhormatan sedalamnya bagi sang Raja baru. "Hormat saya Yang Mulia Raja Kim Youngkwang, "

Youngkwang tersenyum melihat sang adik yang memberikan penghormatan dalamnya. "Kau bisa berdiri Pangeran. Silahkan kamu duduk di kursimu, "

Sunwoo berdiri dan berjalan menuju kursi yang berseberangan dengan kursi Perdana Menteri. Ia duduk disana dengan tenang. Memperhatikan banyak wajah baru disana. Bahkan secara terang-terangan mereka menampilkan wajah arogan mereka.

"Rapat akan dimulai jika ketua Klan Netral telah datang, " putus sang Raja yang membuat banyak menteri kecewa.

"Tapi, ketua Klan Netral tengah menjaga perbatasan paling utara kerajaan bukan, Yang Mulia? " tanya Seorang Menteri dari klan Kanan memastikan.

"Tidak. Gayoung sudah dalam perjalanan menuju kemari. Jadi lebih baik kita menunggunya sebentar, " jawab Raja Kim yang langsung membuat para menteri kesal.

"Bukankah klan Netral hanya bertugas menjaga kedamaian dan Nona Gayoung tidak begitu penting untuk membicarakan hal - hal mengenai pemerintahan, " Kata seorang Menteri dari Klan Kiri dengan congkaknya.

Raja hanya diam dan tak ingin mengindahkan perkataan menteri itu. Ia harus benar-benar menunggu Gayoung, ketua Klan Netral. Ia mendengar desas-desus bahwa dia sedang marah besar perkara wilayah teritori klannya yang terusik.

Tiba-tiba pintu terbuka dan datanglah seseorang dengan jubah hitam besarnya. Di tangan kanannya membawa pedang panjang dan juga sangat tajam. Semua orang itu sangat tau siapa orang yang dibalik jubah hitam itu walaupun wajahnya tak tampak.

"Hormat saya pada Yang Mulia Raja, " kata Gayoung sembari berlutut di lantai aula.

Raja tersenyum. Ia tau sikap loyalitas Gayoung dan klannya terhadap kesejahteraan dan kedamaian kerajaan. "Berdiri dan kau boleh duduk diantara ketua Klan Kanan dan Kiri. Satu lagi, kau jangan memakai sihirmu di rapat kali ini. Walaupun dalam Perjanjian masa lampau, klanmu memperoleh hak dalam pemakaian sihir. " kata sang Raja yang membuat Gayoung mengangguk dalam dan pergi menuju tempat yang dimaksud.

Gayoung duduk di tengah-tengah dua ketua Klan yang ia yakini adalah salah dua teman sepermainan Pangeran Sunwoo yaitu Lee Juyeon dan Ji Changmin. Ia menundukkan kepalanya sebentar kepada kedua ketua klan itu untuk memberikan penghormatan semestinya.

"Nona Gayoung mungkin kamu ingin berkata sesuatu hal, " ucap sang Raja yang membuat banyak menteri langsung menarik atensi mereka pada Gayoung.

"Saya tidak masalah mau klan kanan atau kiri diam - diam masih berseteru mengenai wilayah teritori kalian, tapi jangan pernah mengusik wilayah klan Netral, " kata Gayoung tegas yang membuat para menteri langsung berisik karena bingung bagaimana Gayoung mengetahuinya padahal dia saja lebih sering menghabiskan waktu di perbatasan kerajaan.

"Baiklah, aku akan memberikan mandat pada Pangeran Sunwoo agar mencari siapa dalang dari peristiwa itu, " perintah Raja.

Sunwoo menganggukkan kepalanya dalam dan langsung menatap mata Gayoung.

Gayoung yang ditatap seperti itu hanya bisa tersenyum canggung karena ia melihat ada awan hitam yang membungkus aura Sunwoo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gayoung yang ditatap seperti itu hanya bisa tersenyum canggung karena ia melihat ada awan hitam yang membungkus aura Sunwoo.

TBC

Hidden MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang