Bab 6

108 22 0
                                    

🄼🄴🄼🄿🄴🅁🅂🄴🄼🄱🄰🄷🄺🄰🄽

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🄼🄴🄼🄿🄴🅁🅂🄴🄼🄱🄰🄷🄺🄰🄽

.




























.

Gayoung terperangkap dalam pesta minum teh yang diadakan Ratu. Jujur saja, sebenarnya Gayoung tak pernah menyukai kegiatan seperti ini. Di seberang mejanya ada kedua istri dari ketua Klan kanan dan Kiri.

"Kudengar Juyeon baru saja sembuh dari sakit. Apakah dia sudah bisa beraktivitas seperti biasa? " tanya Ratu Kim pada Ryukyu, istri Juyeon.

"Sudah Yang Mulia Ratu. Sepertinya itu karena obat herbal yang Anda kirim tempo hari. Terimakasih, " kata Ryukyu.

"Bukan apa-apa. Lagipula kekuatan Juyeon adalah salah satu pilar perdamaian antara 3 klan yang ada. Bagaimana jika kita lebih sering bertemu seperti ini? " tanya sang ratu.

"Sebuah kehormatan bagi kami, " Ucap Rashi, istri Changmin sambil membungkukkan badannya.

"Aku sebenarnya merasa kesepian di istana yang dingin ini. Ah iya, Nona Gayoung sepertinya aku akan meminta sesuatu hal, "

Perkataan Ratu barusan membuat dua mate dari ketua klan kanan dan kiri hanya diam tak berani menebak apapun yang diminta sang Ratu.

"Anda ingin apa, Yang Mulia? " tanya Gayoung sambil mengontrol ekspresi kagetnya.

"Aku ingin menikmati akhir bulan ini bersama orang tua dan adikku. Apakah kau bisa memulangkan Haknyeon dari perbatasan antara tanah terlarang dengan sungai kematian? "

"Saya akan melaksanakannya Yang Mulia. Mulai nanti malam, saya akan lebih memperketat penjagaan di area rumah kedua orang tua Anda, Yang mulia. Apa ada hal lain lagi? "

Ratu Kim terdiam. Kemudian senyum terpatri disana. "Buatkan aku ritual penyucian jiwa. Katanya jika jiwa kita bersih 100% maka doa kita akan langsung terkabul, "

"Tapi ada efek samping dari ritual itu. Kemungkinan besar seluruh sihir yang kau lepas semenjak menjadi putri mahkota akan kembali dan saya tidak bisa membendunginya lagi,"

Ratu Kim hanya mengiyakan. Dalam pikirannya, ia hanya ingin anak penerus kerajaan ini agar ia tak kehilangan kasih sayang sang suami terhadap dirinya.

.
























.

Beberapa hari kemudian, Haknyeon yang baru saja dipulangkan dari tempat bertugasnya dengan bergegas pergi ke kediaman sang ketua Klan. Ia cukup kaget tadi saat mendengar bahwa akan diadakan ritual penyucian jiwa untuk kakaknya nanti malam. Ia harus berbicara dengan Gayoung secepat mungkin.

Setelah tiba di halaman belakang rumah Gayoung, Haknyeon langsung berlutut di hadapan Gayoung. "Apa Nona benar-benar akan melaksanakan ritual penyucian jiwa? Itu sangat berbahaya Nona, " kata Haknyeon frustasi.

"Karena berbahaya makanya aku juga akan ikut berkorban melepaskan sihir hitam yang kupunya agar ritual besok terlaksana dengan baik, " balas Gayoung sambil tetap mengasah pedangnya.

"Tapi, sihir hitam yang Nona lepas pastinya membuat Nona tambah kesakitan setiap hate Nona datang. Saya tidak mau membuat Nona kesakitan hanya karena permintaan Ratu, "

Gayoung bangkit sambil memandangi pedangnya yang semakin mengilap. Ia mengalihkan pandangannya pada Haknyeon dan tersenyum. "Saya akan melakukan apapun demi anggota klan kita. Lagipula, mulai tahun depan putrimu akan kunobatkan sebagai calon ketua Klan Netral berikutnya. Jadi, aku tidak perlu takut jika terjadi sesuatu padaku"

Haknyeon hanya terdiam. Sungguh, ia tak menyangka putrinya yang baru saja berulang tahun ke 5 ternyata adalah ketua klan netral selanjutnya. Ia baru tau ketika dirinya sekeluarga akan menyambut Gayoung di gerbang kota, bola sihir hitam dan putih milik ketua Klan Netral tiba-tiba saja menyala dan mendekat pada putrinya.

Semenjak itu, Gayoung suka sekali mampir ke rumahnya dan memberikan pelajaran eksklusif terhadap putrinya. Bahkan sekarang putrinya lebih dekat dengan Gayoung ketimbang dirinya sendiri.

.



















.

Gayoung berdiri di tengah-tengah lingkaran yang dibuat dari susunan bunga mawar hitam. Wajahnya memakai sebuah topeng hitam dan putih yang menandakan sebuah keseimbangan jiwa. Kedua tangannya disatukan sambil memegang sebuah potongan kayu jati yang memiliki panjang sekitar 14,7 cm.

"Vanavond zal ik een ritueel voor het reinigen van de ziel uitvoeren.
Malam ini aku akan melakukan ritual penyucian jiwa.

Uit komt de zwarte kracht die zich nestelt in de hoek van de ziel.
Keluarlah kekuatan hitam yang mengendap di sudut jiwa.

De witte kracht blijft geworteld in de ziel en het lichaam van dit schepsel voor mij, "
kekuatan putih tetaplah mengakar di jiwa raga bagi makhluk yang berada di hadapanku ini,

Perkataan Gayoung barusan membuat cahaya hitam keluar dari tubuh Ratu Kim menuju langit dan meledak seperti kembang api , percikan api tadi berubah menjadi hujan kelopak mawar hitam.

Ratu Kim langsung tersenyum dan merasa tubuhnya jauh lebih enteng. Bahkan sihir yang sudah ia pelajari lebih dari 100 tahun kembali pada dirinya setelah ia tutup beberapa puluh tahun demi tetap menjadi putri mahkota.

Semua anggota klan netral bertepuk tangan saat melihat keberhasilan ritual ini. Namun, tepukan meriah itu berhenti ketika sebuah sihir putih menyala terang dari tubuh Gayoung. Semua orang disana sampai harus menutup mata mereka saking silaunya.

Cahaya putih itu meredup perlahan bersamaan dengan tubuh Gayoung yang terlempar keluar dari lingkaran mawar hitamnya dan menabrak pagar beton. Tangannya bergerak memegangi rambutnya yang terasa panas. Ia mengusaknya hingga debu keemasan keluar dari sana dan merubah beberapa rambut hitam gelapnya menjadi abu - abu keperakan. Semua orang langsung berlutut disana, kecuali Sunwoo yang hanya diam dalam kebingungan.

Semua anggota Klan Netral sangat tahu bahwa hanya keturunan pemimpin klan netral pertama yang mampu mengendalikan sihir putih dan hitam secara bersamaan sehingga secara alami rambut mereka menjadi seperti Gayoung.

Tanpa ada yang menyadari, sesosok bertopeng menatap Gayoung dengan marah. Bahkan ia mengirim debu emas lagi pada Gayoung tapi hasilnya debu itu malah hancur saat berdekatan dengan Gayoung. Sialan!

TBC

Hidden MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang